Yola dan Jo masih dalam mode diam dimobil dan mereka masih dalam emosi mereka masing-masing.
Pikiran saat ini Yola harus pergi dari hadapan Jo dan terlebih lagi harus melepaskan genggaman Jo."Bisa lepas?"
Jo memperhatikan raut muka Yola saat ini, yang terpancar adalah kemarahan.
"Mau lo apasih?" Tanya Yola
"Gue mau tidur sama lo." Jawab asal Jo dan menurutnya ini kesempatan untuk menyatakan hal yang diinginkan.
Raut muka Yola saat ini menunjukkan kekesalannya atas ucapan Jo tadi.
"Kayanya lebih baik kita jangan pernah ketemu lagi."
Ucapan Yola saat ini membuat pukulan kecil untuk Jo, tangan Yola yang tadi digenggam nya kini sudah dilepas oleh Jo.
"Kalo itu yang lu mau, gue nggak bisa ngelarang."
Jo dengan santai meninggalkan Yola dibelakang nya. Hari ini penuh dengan drama, keputusan nya meningalkan Yola dibasemant lebih baik daripada harus memaksa akan berdampak lebih rumit lagi. Saat ini Jo hanya butuh minum banyak.
Ada perasaan sakit yang tak jelas saat ini, Yola seperti gadis remaja yang masih labil atas keputusannya. Benarkah ini lebih baik? Atau akan menyakitkan dirinya nanti.
Kita lihat aja Yol. Suara batin Yola.
Semoga tidak ada yang namanya menyesal atau menangis diakhir.
Kalau ada predikat wanita bodoh saat ini Yola pantas mendapatkan, karena saat ini Yola masih berjalan melihat suasana mall sampai jam 10 malam ini yang dilakukannya membeli barang yang menurutnya ok dan makan-minum samapi pada akhirnya Amel pun mengetahuinya dari aplikasi find friends.
Dan sekarang Yola sudah berada dimobil Amel, kalian harus tau kalo Amel lebih menakutkan daripada harimau yang sedang kelaparan.
"Lu kaya orang tolol tau nggak!"
Yola sangat tahu tanpa Amel kasih tau pun dirinya juga paham akan itu.
"Aneh. Kalo lu masih ada rasa kenapa semunafik itu? Gengsi?"
"Bukan."
"Terus apa? Nggak ada alesan? Itu yang lebih aneh. Heran gue."
"Gue belum siap."
"Belum siap akan hal apa? Udah lah kayanya gue capek ngomong sama lu."
"Iya diem aja mendingan, gue juga capek sama diri gue sendiri."
"Jangan sampe lu nangis bombay ngeliat Jo sudah gandeng siska."
"Kalo itu pilihannya gue nggak bisa berbuat apapun."
"Bodoamat. Mending gue urusin hubungan gue sama Rangga."
"Hm. Betul jangan hiraukan gue."
"Intinya jangan sampe lu nangis akan tindakan lu ini ya. Sekian."
"Yes. Dan jangan tanya gue kalo gue nangis. Deal?."
"Iya ngapain gue nanyain lu. Urus masing-masing ajalah Icha sama Sheila pasti bakalan dipihak gue."
"Hm pastinya dong. Kalian bertiga selalu kompak kalo urusan beginian. Tambah lagi personel kayanya nanti."
"Siapa?"
"Bastian, Rangga sama Niko lengkap deh tuh kalian."
"Apaansih nggak jelas lu. Ini mau gue turunin dimana?"
"Dikosan gue aja."
"Kenapa nggak diapartemen aja sih tinggal lu. Heran banyak banget tempat ."
"Maunya sih tinggal bareng sama suami tapi apa boleh buat gue nggak punya suami."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Break Up
General FictionSeharusnya kita tak pernah bertemu jika akhirnya kita memutuskan untuk berpisah. End 22.08.19 Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan bintang dan komen kalian❤️ Cerita ini masih banyak kesalahan, dan mohon maaf jika penulisan salah. Terimaksih✨ C...