Throwback-9

2.1K 63 0
                                    

Yola sudah siap pergi ke apartemen Icha didaerah Jakarta timur. Sebenarnya Yola sangat amat males untuk berpergian dihari ini walaupun dirinya harus pergi ke apartemen Icha, karena segala sesuatu yang dibutuhkan ada ditangan ketiga temannya, jadi mau tidak mau dirinya harus melangkah kan kakinya untuk ke apartemen Icha.

Perasaan Yola saat ini bisa dibilang ketar-ketir karena Yola yakin sertus persen ketiga temannya akan mengeluarkan emosinya dan dirinya harus siapkan kuping dan mentalnya, dengan uang sertus ribu Yola nekat naik taksi dari grogol ke halim tempat apartemen Icha walaupun bukan seperti apartemen, mereka semua memangil rumah petak Icha dengan sebutan apartemen.

Didalam taksi tiada henti nya Yola berdoa agar nantinya dia siap dimarahi ketiga temannya, butuh waktu 1 jam setegah buat Yola sampai ketempatnya Icha,

Dilihatnya muka ketiga temannya yang sangat jutek dan menampilkan muka tak sukanya, ohya jelas ini dilihat jarng-jarang bagaimana tidak mereka jarang cek-cok atau kesel satu sama lain.

"Hai, selamat siang menjelang sore sayangnya Yola." Sapa Yola dengan memberikan suara terlenjeh dan senyuman yang lebar sekali.

"Apaansih, ngapain kesini?" Tanya Sheila dengan muka datar.

"Ih kalian kok gitu sih, Ok, gue salah banget karena tiba-tiba ngilang gitu aja tapi kalian harusnya denger penjelasan gue baru deh marah sama gue."

"Selalu gitu ya lo, mau nya dimengerti terus." Kini Amel bersuara.

"Nggak gitu mel, nih jadi pas gue ijin sama kalian ketoilet, ada segerombolan gitu nyamperin gue dan kalian nggak tau kan kalo gue dicekokin sama alkohol dan kalian tau banget kalo gue minum sedikit alkohol gue langsung mabuk."

"Siapa orangnya? Aduh nggak bisa gue kalo lo digituin." Suara Icha terdengar dengan nada yang emosi, jelas Yola sempat kaget karena nada bicara Icha yang lantang.

"Nah makanya pas gue mulai pusing gue keluar sendiri, diem kaya patung dan paginya gue nggak tau kenapa gue udah didepan restaurant. Pokoknya kemaren tuh abstrak banget sumpah."

"Lagian ngapain juga ambil tuh minuman sih?" Tanya Sheila

"Dipaksa. Yaudahlah ya yang berlalu udah berlalu aja tuh."

"Sekarang gimana ceritanya tentang Jo yang lu sebut ditelpon tadi?"

"Iya. Kita semua pengen denger cerita sampe tuntas." Jelas Icha

"Untung ya kita nggak cerita ke Bastian."

"Eh jangan cerita ke Bastian. Bisa mampus gue diceramahin panjang kali lebar."

"Kasih kita uang tips buat tutup mulut."

"Yaampun kalian tuh ya masih aja suka duit."

"Yah sukalah duit itu bisa buat beli makan."

"Hm, Iya yaudah mana sini handphone sama tas gue."

Amel pun melempar tas Yola, dan untungnya lemparannya tepat ditangannya.

"Sukanya main lempar nih."

"Suka-sukalah, jadi kapan cerita siapa si Jo."

Yola langsung berpura-pura tak mendengar sambil memusatkan matanya ke handphonenya.

"Kebiasaan deh diajak ngobrol pura-pura bego. Malesin."

"Tau deh. Jangan sampe Amel berubah jadi siluman ular dulu baru lo mulai cerita."

"Gue setuju sama omongan Sheila."

"Kalian bertiga tuh nggak bisa sabar dikit? Gue tuh lagi mau cek hape bentar."

"Nggak ada notif apapun selama kita megang tuh hape yang ada cuma sms dari operator sama notif line iklan." Jelas Sheila.

"Nah betul banget sheil."

"Nggak usah komentar cha. Lo juga sebelas duabelas sama Yola."

"Pada belagu banget. Kita liat aja siapa yang nikah duluan diantara kita berempat."

"Iyaya. Bisa cepetan ceritanya?"

Yola pun menghela nafas dan berpikir apa kejadian tadi harus dishare ke temannya? Demi Tuhan Yola males menceritakan kejadian semalem, karena kejadian tersebut membuat dirinya sangat jengkel ditambah malu luar biasa.

"Denger ya. Hm lo tau kan mel tempat restaurant yang bakal kita kantor kita booking buat makan bareng?.." ada jeda diucapan Yola karena menunggu respon dari Amel, ketika kepala amel mengangguk Yola menceritakan kembali.

"Nah, Jo itu yang punya resto itu bisa dibilang owner nya sebelum ketemu disitu Jo itu temen gue waktu gue share taksi bareng dan ditempat resto itu dia ngomong yang bikin kepala gue teringat sampe ubun-ubun mungkin gue sedikit geer ditambah lagi gue udah lama nggak denger ucapan seperti itu. Gitu deh ceritanya kenapa gue bisa kenal sama Jo."

"Dia bilang suka sama lo?" Tanya Sheila sambil menunjukkan wajah yang sangat penasaran dan sedikit geli mungkin.

"Bukan sih seperti attention aja gitu."

"Gue harus ikut makan bareng kayanya supaya bisa liat bentuknya kaya apaan."

"Dan jangan lupa kasih tau kita ya mel. Fotoin aja terus kirim ke group obrolan kita."

"Saran yang bagus cha. Apa perlu gue menyelinap untuk liat tuh tekstur nya kaya apaan."

"Kalian tuh penasarannya maksimal banget."

"Eh bentar deh, kayanya gue pernah liat di ace? Iya bukan?"

"Ohiya cha. Iya itu dia."

"Shit pantes lo geer bentuknya gitu. Cakep sis ditambah tinggi sama bahunya yang lebar. Pas udah." Jelas Icha.

"Yah, kok kita nggak bisa ketemu ya mel."

"Kalian berdua kan lagi asik belanja." Jawab kompak Yola dan Icha.

Malam itu mereka bertiga masih asik ngobrol sampai tegah malam, ntah apa yang mereka bicarakan sampai larut, pada akhirnya mereka tertidur. Sambil berharap hari ini akan lebih baik dari hari sebelumnya.

***
Yeay akhirnya up up
Walaupun word nya dikit banget karena menurut aku ini udah pas banget.

Ditunggu ya part selanjutnya dari After Break Up nya ❤️
Semoga beriringnya waktu makin banyak yang mampir ke cerita pertamaku ini (bismillah)

Jangan lupa vote dan komennya.💃🏻

Much love
AN🤙🏻
Istri sah nya kwon ji young (GD)🙏🏻❤️

After Break UpTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang