Acara makan malam kantor pun akhirnya tiba. Pak Brian yang mengusulkan acara ini terlihat bahagia atas pilihannya, tidak dengan Yola yang merasa gelisah disini, bagaimana tidak dirinya saat ini ingin ketoilet tapi dirinya sangat takut untuk berdiri karena memikirkan kemungkinan yang akan terjadi, Yola tak mau bertemu dengan Jo saat ini.
Tidak dengan Amel yang sangat menikmati suasana makan malam disini sambil mencuri penglihatannya untuk menemukan sosok Jo yang diceritakan oleh Yola dan Icha."Yol, kok si yang namanya Jo itu belum keliatan sih?"
"Mel. Dia itu yang punya restaurant ini jadi suka-suka dia mau dateng atau nggak."
"Ish nggak asik banget sih kalo nggak dateng padahal gue mager buat kesini karena penasaran aja sama bentuknya Jo. Kalo gitu mending ketemuan sama bagas."
"Bagas siapa lagi?"
"Temen. Jangan banyak nanya."
"Yeu jadi galak banget. Gue mau ketoilet dulu lah."
"Katanya bakalan ditahan, nyatanya nggak kuat sama sekali. Cupu."
"Gue takut kena kencing batu."
Yola langsung berdiri dan meninggalkan suasana ruangan yang ramai dan sialnya sebelum dirinya masuk ke toilet ada sosok Jo sedang melihat kertas hvs ditangannya semacam laporan karyawan ke bos nya.Mata mereka berdua bertemu, Yola tak bisa mengalihkan pandangannya karena dirinya takut akan ketahuan kalo dirinya lagi menghindar, dan dengan santainya Jo bersikap tidak peduli dengan hadirnya Yola walaupun mereka tidak dalam hubungan apapun nyatanya Jo cukup hebat untuk bersikap tidak peduli dan itu membuat Yola semakin malu, kalau tahu begini Yola akan menahan untuk tidak ketoilet.
Didalam benak Jo ada rasa ingin menyapa dan menghampiri Yola, tapi niat itu dijauhkan karena dirinya masih bisa mengontrol badannya, Jo tahu ini bukannya saatnya acuh kepada perempuan yang sudah ditaksir nya, dihela nafasnya dirinya masih melihat Yola dari belakang makin perlahan sosok Yola hilang.
"Jo, ini laporan kefreshan ikan yang kita pesan." Jelas Heru yang tiba-tiba ada disampingnya.
"Sejak kapan lo ada disini?"
"Sejak restaurant lu buka gue juga sering kok disamping lo."
"Jawabannya bikin darah tinggi nyet."
"Pertanyaan lo juga bikin gue naik tensi."
"Makin lama punya karyawan macem lo nyebelin juga ye."
"Maaf pak saya merasa bersalah, alangkah baiknya gaji saya ditambahkan untuk modal nikah."
"Lucunya nyesel gue nerima lo jadi asisten gue."
"Jangan lupa diliat nih laporan dan jangan sampe koki dan staff yang lain kena omel gara-gara lo nggak liat laporan ini."
"Iya heru setiawan."
"Gue cuma ingetin awas aja kalo lo masih nanya ini dan itu padahal udah ada dilaporan jadi jangan manggil gue buat nge ringkas atau ngejelasin nih laporan karena kerjaan gue juga masih numpuk."
"Gue nggak abis pikir kenapa bos nggak boleh nanya sama asisten? Padahal bosnya baik banget."
"Karena kita seumuran jadi selow aja ya Jo."
"Itu kalimat gue buat lo. Udah sana balik ke meja lo jangan sampe gara-gara lo ngomong ngelindur gue jadi nggak baca nih laporan."
"Ohiya jangan lupa lo harus kasih kepastian sayur mana yang harus kita po dan yang jelas lo harus ke bandung buat ketempat kebun strwberry."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Break Up
General FictionSeharusnya kita tak pernah bertemu jika akhirnya kita memutuskan untuk berpisah. End 22.08.19 Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan bintang dan komen kalian❤️ Cerita ini masih banyak kesalahan, dan mohon maaf jika penulisan salah. Terimaksih✨ C...