Hari Senin kali ini diawali dengan sakit perut yang tak berujung, kesakitan yang dialami setiap datang bulan itu membuat hari Yola selalu merintih kesakitan dan teman sebelah nya hanya melihatnya dengan tatapan kosong siapa lagi kalo bukan Sheila yang masih diem dan asik ngerjain tugas kerjaan, tanpa mempedulikan Yola merintih kesakitan, dasar teman laknat.
Kerjaan yang dari tadi didiamkan selama 10 menitan membuat Yola harus melawan rasa sakitnya, kalo seperti ini terus Yola harus minta ijin untuk pulang lebih awal.
"Heh! Dari tadi lo kok diem aja sih yol? Sakit?"
Suara Sheila membuat Yola ingin menjambak rambut temannya itu.
"Iya, daritadi gue kesakitan baru sadar?"
"Sadar sih. Tapi pura-pura aja gitu lagi ada kerjaan soalnya."
Penjelasan Sheila sedikit membuat tensi dari Yola naik mungkin.
"Makanya kalo sakit nggak usah dipaksa masuk kerja lagipula pak Ibran lagi meeting dan baru balik besok."
Demi apapun Yola kali ini ingin marah kepada bosnya, bisa-bisa nya Yola tidak tahu kalo bosnya sekarang meeting rasanya ingin mengucapkan hal yang nggak baik hari ini.
"Udah dikasih minyak kayu putih belum?"
"Udah sel, tapi tetep sakit banget."
"Tiduran gih disana."
"Dimana? Mushola?"
"Bukan diruangan meeting, kan lagi nggak ada orang juga."
"Sekarang belum ada orang nanti kalo tiba-tiba ada orang yang make tuh ruangan gimana?"
"Yah keluar lagi aja. Ribet."
"SHEILLLAAAA."
Teriak Yola, dan tentu saja membuat sebagian melihat kearah mereka, dengan santainya Sheila hanya diam sambil tertawa.
"Berisik Yol." Protes mba Yani salah satu karyawan yang suka komentar tentang hal apapun dan kalo ngomong suka seenaknya. Yola hanya diam karena dirinya tau kalo perbuatannya salah.
"Jangan ajak gue ngomong sebelum gue yang ajak ngomong." Jelas Yola kepada Sheila, tentu saja dibalas dengan anggukan.
Dengan terpaksa Yola menahan sakitnya dengan menempelkan bantal kecilnya diperut walaupun hasil tidak ada pengaruh apapun.
Sheila yang berada disamping Yola tidak acuh sama sekali dan bersikap tenang, Yola sangat salut kepada temannya yang satu ini.
Akhirya jam makan siang pun tiba juga.
"Yol, mau ikutan makan siang nggak?" Tanya Sheila
"Mau dong, gue laper."
"Perut gimana?"
"Udah enakan, hari ini mau makan apa ya?"
"Bakso malang yuk?"
"Hm boleh deh tapi abis itu temenin gue beli telur gulung juga ya."
"Gue ikutan boleh?" Suara Ibas membuat mereka kaget bagaimana tidak Ibas berbicara dari arah belakang mereka berdua, beruntung Ibas nggak kena hantaman sama Sheila dan Yola.
"Tumben banget mau join sama kita?"
"Sesekali, si Andre sama Mba Icha udah duluan."
"Mereka udah males sama lo, bas."
"Mulutnya Yola kadang suka kejam ya."
"Baru tau, kita mau makan Bakso malang loh."
"Gapapa sel, gue juga mau makan Bakso malang kok tiba-tiba."
KAMU SEDANG MEMBACA
After Break Up
General FictionSeharusnya kita tak pernah bertemu jika akhirnya kita memutuskan untuk berpisah. End 22.08.19 Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan bintang dan komen kalian❤️ Cerita ini masih banyak kesalahan, dan mohon maaf jika penulisan salah. Terimaksih✨ C...