MSM 8

12.9K 564 9
                                    

Author Pov

Agenda rapat Presiden bersama Kabiner Kerjanya kali ini adalah laporan dari masing-masing menteri atas program kerja yang telah dijalankan oleh mereka selama satu bulanan ini. Presiden melakukan ini sebagai evaluasi atas kinerja Kabinet Kerjanya dan setiap bulannya secara rutin akan ada laporan seperti ini. Sikap disiplin dan pekerja keras dari sang presiden itu mampu menular kepada masing-masing menterinya membuat mereka bekerja sesuai target yang telah mereka tetapkan sehingga semua program yang mereka ajukan sudah mulai dijalankan secara bertahap.

Laporan demi laporan dari para Kabinet Kerjanya diamati dengan seksama oleh Pak Presiden, tak ada hal sedikitpun yang beliau lewatkan karena setiap laporan yang disampaikan ini sangat penting baginya untuk mengukur kinerja Kabinet Kerjanya selama ini. Setelah membutuhkan waktu hampir tiga jam lamanya akhirnya rapat itu usai dan kini sang Presiden telah menutup rapat kali ini.

Para menteri-menteri Kabinet Kerjanya sudah bersiap-siap membersihkan beberapa berkas yang tadi mereka bawa dan telah dilaporkan kepada sang presiden, dimana berkas-berkas itu akan mereka bawa pulang Kembali dan akan disampaikan ke rekanan kerja di kantor kementerian masing-masing.

Satu persatu dari para menteri tersebut segera keluar dari ruangan rapat yang ada di istana negara ini, Aro menjadi orang terakhir yang keluar dari ruangan tersebut karena tadi dia mendapatkan sebuah perintah dari ajudan presiden bahwa beliau ingin berbicara kepadanya empat mata sehingga dirinya memang sengaja menunggu menteri lainnya keluar terlebih dahulu.

Dengan tempat duduk yang berjauhan yang berjarak lima kursi ini, Aro segera mendekati sang presiden, dia menunduk dengan hormat dengan pemimpin di negeri ini.

"Ayo mari duduk Mas Varo" suara berwibawa keluar dari mulut sang presiden.

"Terima kasih pak" ucapnya dengan hormat, kemudian Aro segera duduk di kursi yang bersebelahan dengan pak presiden.

Ada perasaan canggung jika harus berhadapan dengan orang nomor satu ini. Memang bukan pertama kalinya bagi Aro bertatap secara empat mata seperti ini karena sebelumnya dia pernah beberapa kali bertatap muka dengan beliau, salah satunya pertama kali mereka bertatap muka yaitu pada saat pak presiden dulu masih dalam masa kampanye, dirinya didatangi dan diajak berbincang-bincang mengenai prestasinya di kancah dunia dan berawal dari situ dirinya dapat terpilih menjadi salah satu kabinet kerjanya.

"Ada apa ya pak? Apa ada kesalahan dalam tugas saya atau apa?" tanyanya dengan takut jika pekerjaannya ada yang tidak beres sehingga dia sampai diajak berbicara empat mata seperti ini.

Sang presiden tersenyum mendengar pertanyaan dari menteri yang paling muda pilihannya ini "Tidak Mas Varo, justru saya bangga melihat kinerjamu mas. Berita mengenai kamu masih sering dibahas dan yang saya dengar masyarakat membuat fans club buat Mas Varo" ungkap beliau sambil bercanda agar Aro bisa rileks, namun nyatanya itu tidak merubah keadaan.

"Sudah jangan tegang gitu Mas" tawa renyah keluar dari mulut sang presiden.

"I...iya pak saya takut ada salah saja"

"Tidak kok mas. Saya memanggil Mas Varo kesini karena mau mengundang Mas Varo buat makan malam di rumah karena ada perayaan kecil-kecilan ulang tahun putri saya"

"Makan malam pak?" tanyanya untuk memastikan bahwa dia tidak salah dengar.

"Iya Mas Varo. Apakah sudah ada acara untuk besok malam?"

"Ti..tidak ada pak" jawabnya dengan terbata-bata.

"Ya sudah besok berarti bisa datang?" tanya beliau untuk memastikan.

"Bisa pak"

"Ya sudah besok saya tunggu dirumah Mas Varo, kalau begitu saya permisi dulu ya karena masih ada pekerjaan lainnya" presiden segera berdiri dari tempat duduknya dan diikuti oleh Aro, kemudian keduanya saling berjabat tangan dan presiden meninggalkan Aro yang masih berdiam ditempat.

MY SEXY MINISTER(Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang