Jeon Jungkook
Sebetulnya aku ingin bertanya, apa yang menyebabkan hidupku menjadi sebegini menyedihkan. Kenapa setelah kematian satu anggota keluarga kami, hidupku menjadi bahan pelampiasan? Banyak orang yang merasa seolah diriku yang bersalah. Aku tak tahu apa apa. Aku hanyalah sosok remaja yang sangat menyedihkan. Aku berjalan di bumi seolah diriku terlahir sendirian. Alam yang menghendakinya. Mungkin. Aku hanya mampu berprasangka atas perlakuan banyak orang padaku. Bahkan bisa terhitung jari berapa orang yang berbuat pantas padaku. Ada apa dengan dunia? Dunia ini begitu edan. Setelah banyak yang tahu akan kisahku, mereka banyak memanggilku. Bukan untuk berteman, melainkan mereka menyiksaku. Merundungkan diriku. Mereka melakukannya.
Dan heyy, aku ini masih manusia. Aku masih punya perasaan. Orang hanya menganggap diriku sebelah mata. Aku adalah anak yatim. Appa ku meninggal dengan bunuh diri. Sungguh mengenaskan. Luka bekas sayatan yang terlihat memutuskan urat nadinya. Aku memang manja. Tapi aku bukanlah penyebab Appa bunuh diri. Sekali lagi. Dunia begitu edan. Menyalahkan diriku atas perlakuan tercela yang di lakukan Appa. Apa manusia tidak punya mata? Apa sekarang manusia itu buta? Jika begitu, terkadang aku malu menjadi manusia.
Aku menceracau tak jelas? Memang. Aku begitu sepi. Tak ada yang sudi menemaniku. Mereka menganggap diriku sebagai pembawa sial.
Oh tolonglah, aku membutuhkan jalan keluar. Aku tersiksa. Tolong. Beri tahu aku apa kesalahanku hingga dunia menjauh. Aku begitu cemburu, cemburu pada orang yang mendapat kasih sayang. Mereka dapat, tapi aku kenapa tidak? Sekarang aku tak tahu alasan kenapa dunia seolah menjauh. Beri tahu aku! Ugh, rasanya ingin mati. Tentu saja. Aku lebih baik mati daripada di anggap mati oleh keluargaku sendiri. Astaga, Keluarga? Cihh,, keluarga macam apa yang hobinya menyiksaku, membully, dan mengacuhkanku? Aku bahkan tak tahu apa arti keluarga bagi hidupku. Yang tinggal serumah? Atau yang mengurusku? Itu memang benar. Tapi mana kasih sayangnya? Heyy,, hubungan keluarga bukanlah sebatas hubungan DNA yang sama atau mirip. Tapi bagiku, mereka yang tulus menyayangiku dalam keadaan apa pun.
Teman? Jangan di tanya. Keluarga saja tak punya, apalagi teman. Ya. Aku benar benar sendirian. Aku tahu, dunia begitu menyenangkan dahulu. Garis bawahi, DAHULU. Itu hanya saat aku kecil. Aku ini bungsu. Anak termuda di keluarga beranggotakan enam orang. Appa, Eomma, tiga kakak, dan tentunya aku. Aku sudah bilang, keluargaku hobi menyiksa diriku. Bahkan hanya hal spele saja di perbesar. Aku tak punya tempat bersandar. Satu rumah dengan keluarga tidaklah menjamin rasa kekeluargaan itu. Aku selalu termenung, bahkan induk hewan saja selalu melindungi anaknya dari ancaman. Jika begitu, aku lebih suka jadi hewan saja. Bernaung di belakang ekor induk, terlindungi. Aku sering mentertawakan diriku, jika aku dalam bahaya, mungkin saudaraku hanya akan tertawa melihatku begitu. Menggelikan bukan hidupku ini? Hidup sebatang kara. Benar benar sebatang.
Aku pernah mengenal cinta? Tidak. Aku tak tahu apa arti dari kata menjijikan itu. Kata yang biasanya diiringi oleh puisi sok romantis, lalu berakhir dramatis. Cih,, aku saja geli membayangkannya. Bayangkan saja, seorang pria bertekuk lutut, menyodorkan sepucuk bunga, lalu dengan percaya dirinya mengungkapkan perasaannya. Idih.. memalukan. Rasanya sangat mual apalagi ketika melihat adegan tatap tatapan. Itu orang jatuh cinta atau mau hipnotis si? Tatap mata saya, tatap mata saya hingga lelap. Dalam hitungan ketiga, kamu akan terlelap. Iya. Terlelap lalu diperkosa. Paling itu yang terjadi. Tak akan jauh. Atau jika tidak, adegannya begini, si wanita menginjak ekor gaunnya, lalu hampir terjatuh, dan si pria menangkapnya. Jika aku jadi pria itu, tahan sebentar tubuh gadisnya, lalu jatuhkan. Ugh, pasti seru. Walau bagaimana pun, aku masih bisa tertawa saat mendengarkan atau melihat sebuah humor. Jika ditanya, apa aku pernah berpacaran? Jawabku tidak. Dalam drama, laki laki dan perempuan itu suka saling memakan mulut. Iukhh, menjijikan. Bagaimana rasanya jika dirimu merasakan ludah orang lain. Brrr, geli sekali. Jika dibilang, itu bukanlah cinta. Maksudku, adegan panas hingga ***, bukanlah sesuatu yang bisa di sebut cinta. Yang benar saja, kau mencintai seseorang, tapi kau juga yang menghancurkan harga dirinya. Dan kalian pikir itu cinta? Cinta apanya hingga rela memberi harga diri secara gratisan. Bahkan pelacur saja masih memberi harga atas tubuhnya. Jika kalian fikir itu cinta, sedangkal itukah otak kalian?
Eh tunggu, kenapa jadi membahas hal seperti itu? Aku kan sedang meratapi nasib sialku.
Baiklah, kembali ke topik. Aku tak pernah merasakan cinta. Lawan jenis atau pun sesama jenis. Pft. Menjijikan sekali pacaran dengan sesama jenis. Untung saja tak pernah.
Kasih sayang tak dapat di beli bukan? Bahkan tidak di beli pun, aku tak mendapatkannya. Aku adalah anak yang miskin. Miskin perhatian. Prihatin sekali kan diriku ini. Kalian pun dapat menilainya sendiri. Aku malas.
Hanya saja, aku selalu bertahan karena sebuah tujuan. Entah apa, namun sepertinya diriku merasa bahwa hidupku masih terlalu berharga untuk diakhiri seperti hidupnya Appa. Aku selalu berfikir dua kali untuk melakukan sesuatu. Hanya untuk tetap bertahan, dibalik hidup yang kurasa semakin membosankan. Air mata, rasa lelah, sudah menjadi makanan sehari hariku. Aku sama sekali tidak putus asa. Namun tetap saja, hatiku terbebani.
Bahkan aku tak ada bedanya dengan angka satu bukan? Haha,, berdiam diantara deretan angka, namun tetap saja. Aku adalah satu. Yang tunggal, dan seorang. Kadang ku meruntih asa meratapi betapa sialnya hidupku. Seolah tak ada manusia yang menganggapku ada. Mungkin memang terdengar berlebihan~~ tapi apa pernah kalian merasakan seperti diriku? Ku harap tidak. Karena lebih baik aku saja yang menanggung beban ini. Aku membaginya pada kalian, hanya supaya bebanku terasa lebih ringan. Kalian membaca tulisan ini, aku sudah sangat senang.
Karena apa? Karena kalian seolah menganggap diriku ada. Meski aku tahu, kenyataannya tidak.
Seolah bersama, namun alam nyata dan mimpi itu apa bedanya?
.
.
.Okey. Ini adalah penceritaan tokoh utama. Kalian pun pasti tahu siapa orangnya.
Chapternya masih ada kok, tapi mungkin ga akan sepanjang dan seribet ff yang sebelumnya.
Cerita sederhana dari anak yang miskin perhatian. Aku ga akan bikin ff ini panjang, takutnya kalian males nunggu apdetannya. Wkwk.
See you,
Youngie

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Fantasi[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...