(36)

1.1K 127 15
                                    

.....

Hari sudah cukup malam. Sekitar pukul 7. Jennie pulang dengan perasaan super bahagia sekarang. Sang kekasih membawanya berjalan jalan, sekedar berkeliling kota Seoul. Lalu akhirnya, mereka makan di sebuah kafe yang terbilang cukup mendukung suasana romantis.

Lagipun, siapa yang tak bahagia jika berada dalam posisi Jennie? Hanya saja, dia tak tahu yang sebenarnya.

Jennie masuk, melihat kakaknya tengah duduk di sofa sambil memainkan laptopnya.

"Aku pulang, oppa!" Jennie berkata girang. Sedangkan Baekhyun menatapnya penuh misteri.

"Hehehe,, maaf pulang terlambat. Aku membelikan es krim ini untukmu." Baekhyun mengernyitkan keningnya.

"Berikan saja pada adikmu. Aku sedang tak mau makanan yang manis." Namja itu berkata tak peduli.

"Ah baiklah kalau begitu. Pasti dia senang karena memakan dua bungkus." Jennie tersenyum lalu segera pergi menuju kamar adik kesayangannya itu.

"Jungkook, lihat aku bawa..." Jennie menghela nafasnya tatkala melihat sang adik yang sudah terlelap di atas meja belajarnya.

Jennie menghampirinya. Mengusapnya pelan, dan berniat membangunkannya. Tidur di atas meja itu tak nyaman bukan?

Namun seketika dia mengurungkan niatnya saat yeoja itu melihat diary Jungkook. Begitu asing. Bahkan Jennie tak pernah melihatnya.

Dia mengangkat diary putih itu. Lalu membukanya. Jungkook memang punya diary. Yang itu warnanya hitam. Berbeda dari yang sekarang. Dan Jennie selalu iseng membacanya. Dia selalu tertawa saat membaca tulisan tulisan adiknya yang terkesan lucu.

Namun kali ini apa isi dari diary putihnya itu?

Bahkan halaman pertama diary ini saja kosong. Jennie semakin dibuat penasaran. Karena setahu dirinya, Jungkook paling tak suka menghamburkan kertas.

Hingga akhirnya dia sampai pada satu halaman yang penuh dengan tulisan hangul khas Jungkook. Tulisan itu tak tertata rapi. Ada yang horisontal, vertikal, dan tertulis miring. Namun Jennie masih dapat membacanya.

Jennie tak kuat untuk sekedar menahan air matanya agar tak keluar. Dadanya berdenyut nyeri. Tangannya saja terasa gemetar saat membaca isi dari tulisan adiknya itu.

Aku Jungkook. Dan aku adalah manusia yang cukup sulit untuk beradaptasi dengan orang asing. Namun entah kenapa, hari itu, malam dari hari terburuk di dalam hidupku, saat aku harus kehilangan eommaku untuk selamanya. Di malam itu, seseorang berteriak dan memintaku untuk berhenti menangis. Padahal ini kan hobiku jika dalam kondisi tertekan.

Aku mengenalnya sekarang. Tak perlu waktu lama untukku dekat dengannya karena dia sendiri adalah orang yang mudah bergaul. Taehyung namanya. Entahlah, tapi dia sepertinya lupa pada nama aslinya. Makhluk alien memang.

Aku adalah anak yang selalu jadi bahan bullyan di sekolah. Orang orang menganggapku sebagai anak cupu dan pendiam. Namun mereka tak pernah tahu hidupku yang sesungguhnya. Dan mereka tak akan pernah mengerti. Orang orang itu hanya dapat memandangku dari satu sisi. Lalu setelah kedatangan Taehyung, setelah dia resmi menjadi teman sekelasku, dia selalu membela jika ada yang membully diriku.

Bahkan Namjoon dan gengnya pun jadi bersahabat denganku sejak kedatangan Taehyung. Entah ini sebuah kesenangan atau petaka bagiku, karena ternyata masalahku bertambah. Aku dianggap sebagai anak tak tahu malu karena ikut bergabung dalam geng anak keren seperti Namjoon, Hoseok, Jimin, dan Yoongi. Namun lagi, Taehyung membelaku.

Manusia itu juga yang menyelamatkanku saat ada lima orang siswa yang menginjak injak diriku. Dia datang, lalu memelukku erat. Membiarkan diriku tenggelam bersama hangatnya pelukannya. Dan aku sangat merasa senang.

Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang