.....Semuanya telah usai. Jungkook menjadi seorang yang pendiam sejak beberapa hari. Terus memikirkan sesuatu yang sudah jelas pergi dan tak mungkin kembali. Namun dirinya bersikukuh, yakin seyakinnya jika Taehyung akan kembali. Tanpa alasan, hanya saja, Jungkook sangat yakin. Dirinya lebih banyak diam di atas genting saat malam hari. Seolah sengaja memutar kaset berisi kenangan yang indah. Saat dirinya datang, berteriak dari bawah.
Jungkook tersenyum sambil memejamkan matanya. Menarik nafas kasar, lalu menghembuskannya secara kasar.
Keringat,darah, dan air mata..
Menjadi tarian terakhirku...
Keringat,darah, dan air mata..
Menjadi nafas terakhirku...
Aku disini bersimbuh luka..
Obatilah aku dengan dekap kasihmu..
Tuhan...
Sayap iblis yang menaungiku..
Kini tlah hilang di balik purnama rindu...Sebuah senyum kembali terulas di bibir namja itu. Lalu segera, tubuhnya berbalik. Menatap jalanan yang mati termakan gelapnya malam. Ah, andai saja dahulu. Pasti dia akan senang sekarang.
.
.
."Latizar! Kau sudah pulang... ibu sangat merindukanmu..." Ratu Vega segera memeluk anak laki lakinya itu. Memeluk dengan begitu erat. Lalu tanpa sadar, setetes cairan kristal terjun dengan bebasnya dari pelupuk mata sang ratu.
"Iya, Ibu. Aku juga sangat merindukanmu." Taehyung atau Latizar membalas pelukan itu dengan lebih erat.
Lalu datang seorang laki laki bersayap besar dan bermahkota permata. Laki laki itu tersenyum ke arah Taehyung.
Namja berambut coklat itu pun menghampiri sang ayah. Sayapnya telah kembali sekarang. Mengepak bebas kapanpun dia mau.
Taehyung memeluk erat raja Vega. Melepaskan beban yang ada di dalam hatinya untuk saat ini. "Latizar, kau tak apa apa? Kenapa kau seperti bersedih?" Tanya sang Raja sambil memegang bahu anaknya.
"Tidak, Ayah. Aku baik baik saja." Taehyung mengangguk tegar sambil menatap lurus mata ayahnya.
"Saat Canis Minor menampakkan rasinya di bumi, bagaimana keadaanmu saat itu? Ayah mengkhawatirkanmu saat itu. Di tambah dengan masalah baru sekarang." Wajah paru baya Raja Vega terlihat lelah dan lesu. Matanya seolah kosong dan tak menyiratkan semangat untuk bangkit.
Taehyung menggeleng. Sekejap, dia mengingat peristiwa saat itu. Saat Jungkook berteriak dan meraung kesakitan. Kepalanya menunduk seketika. Membuat kedua orangtuanya menatap khawatir.
"Kau tak apa kan, Nak? Jangan buat Ibu khawatir." Sang ratu mengusap lembut pipi Taehyung. Membuat namja itu memejamkan matanya karena merasa nyaman. Begitu lembut, dan hangat.
Lalu Taehyung menggeleng dan memeluk erat kedua orang tuanya. Fikiran mereka sedang kalut sekarang. Terutama Taehyung. Tentang Lyra, dan juga Jungkook. Dia mengkhawatirkannya sekarang.
"Tidak, Ayah, Ibu. Aku tak apa saat Canis datang. Andenny menjagaku juga disana." Lalu sang raja mengangguk paham dan menghela nafas lega.
"Ayah, bagaimana keadaan Lyra sekarang? Apa Canis Minor masih mendekat? Aku terus kefikiran sejak Andenny memberitahuku." Taehyung terlihat khawatir.
"Ayolah. Kita lihat." Ratu Vega mengepakkan sayapnya dan terbang menuju suatu tempat. Diikuti Taehyung dan ayahnya--yang juga terbang.
Mereka berada di puncak tertinggi istana. Sebuah menara yang begitu terang. Memungkinkan untuk melihat banyak hal di angkasa sana.
"Lihatlah. Jarak Canis Minor semakin mendekat. Meskipun sekarang masih cukup jauh, sekitar jarak bulan ke bumi, tapi tetap saja. Kekuatan mereka itu sangat besar, Latizar." Jelas sang ratu getir. Sedangkan Taehyung menatap rasi itu dengan cemas. Bahkan bentuknya saja sudah terlihat jelas meskipun jaraknya yang masih begitu jauh. Dapat dibayangkan bukan, seberapa besarnya mereka?
Lalu sebuah dentuman terdengar begitu keras. Membuat ketiga anggota keluarga itu menoleh. Asalnya dari arah kanan mereka.
Sebuah rasi terlihat jelas mendekat. Begitu cepat. Dan ternyata dentuman itu hanyalah pertanda jika mereka datang.
"Orion?" Tanya Taehyung tak paham.
"Ya, Latizar. Mereka berjanji akan membantu kita jika Canis Minor menyerang." Taehyung terlihat sumringah. Pasalnya, Yugyeom menepati janjinya untuk membantu.
Raja, Ratu, dan Taehyung segera menghampiri keluarga kerajaan Orion yang telah menginjakkan kaki mereka di istana Vega.
"Andenny!!" Taehyung segera memeluk Yugyeom dengan erat. Namja itu tak menolak, justru mengeratkan pelukan mereka.
"Latizar, aku kira kau akan pulang nanti. Bagaimana keadaanmu? Dan bagaimana reaksi Jungkook saat tahu kau akan pulang?" Tanya Yugyeom setengah berbisik. Taehyung sedikit menghela nafas saat mendengar nama Jungkook.
"Dia bersedih, Andenny. Aku melihatnya menangis. Tapi aku yakin, keluarganya akan segera menghiburnya. Aku bersyukur karena mereka semua telah berubah." Taehyung tersenyum. Yugyeom mengusap bahu sahabatnya itu dengan lembut.
Seseorang tengah tersenyum sambil menatap Taehyung. Merasa di perhatikan, Taehyung menoleh, dan melihat seorang gadis tengah tersenyum padanya disana.
"Putri Oktha! Lama sekali aku tak bertemu denganmu." Taehyung menyapa dengan begitu hangat. Ah, dia jadi canggung karena putri itu pernah bersinggah di hatinya.
"Kau tetap sama, Pangeran Latizar." Putri Oktha masih dengan setia tersenyum. Namun sebuah kesedihan tersirat di matanya.
"Kita datang kesini untuk menyatukan kekuatan bersama kalian. Hanya berjaga jika nanti Canis Minor menyerang." Jelas Raja Rigel dengan penuh wibawa.
Semuanya. Mereka, para rakyat, tak pernah mengerti apa alasan Canis Minor ingin mendekat dan menyerang Lyra. Mereka hanya tahu satu hal. Dewa Vega, dewa mereka pernah berbuat suatu hal yang menyebabkan Dewa Procyon hancur. Mereka hanya tahu jika Dewa Vega memiliki penyesalan yang sangat besar hingga menghancurkan dirinya menjadi rasi Lyra sekarang. Dimana yang paling terang di namakan Vega.
Kembali. Sebuah dentuman keras membuat seluruh rakyat dan para petinggi kerajaan panik tak karuan. Kali ini bukan berasal dari Orion. Melainkan jauh disana. Mereka melihat sebuah ledakan di langit Canis Minor. Mereka juga tahu, jika itu adalah ledakan peringatan.
Seluruh rakyat ketakutan sekarang. Para ibu berusaha melindungi anaknya. Terdengar begitu banyak tangisan dan jeritan tatkala dentuman itu terdengar lagi. Mereka semua berkumpul. Ada juga yang memilih bersembunyi di dalam rumah mereka.
"Kehancuran kita telah dekat!" Seseorang berseru ketakutan.
"Kita akan mati. Kita tak mungkin mampu melawan Canis Minor." Jerit seorang wanita.
"Raja, tolong lakukan sesuatu! Kami sangat ketakutan. Anak anak kami menangis. Apakah mereka yang tak berdosa harus mati? Siapa yang bersalah atas semua ini?" Teriak seorang ibu sambil memeluk anak laki lakinya yang masih menangis.
"Jika saja Dewa Vega tidak membuat Procyon menghancurkan dirinya sendiri, mungkin semua ini tak akan pernah terjadi."
"Dewa yang bersalah atas semua ini!" Teriak seorang gadis remaja sambil menunjuk patung Sang Dewa yang bersinar terang.
"Apakah Dewa tak akan bertindak melihat kami seperti ini? Kemana Dewa Vega?!" Seorang wanita paruh baya pun berseru kencang.
"CUKUP! Jangan ada yang menyalahkan Dewa! Rasi Orion telah berada disini dan bersedia membantu kita. Yang harus kita lakukan adalah berdoa." Raja Vega berseru sambil terbang di hadapan rakyatnya.
"Dimana jelmaan Dewa Vega sekarang?" Seorang remaja laki laki bertanya sambil menangis disana.
"Aku selalu berharap, jika dia akan segera kembali." Ucap Taehyung dengan air mata yang sudah lama membasahi wajahnya.
Mereka tak pernah tahu, hingga kapan akan menunggu.
______________
TBCSee you,
Youngie

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Fantasía[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...