.....
Jungkook masih berlari dengan air mata yang terus berderai dari mata bulatnya. Dia tak memperdulikan tatapan heran banyak orang saat melihatnya seperti itu. Yang dia pedulikan sekarang adalah, segera pulang."Kau tak masuk akal, Taehyung. Otak alienmu benar benar membuatku kesal. Aku tak suka leluconmu!" Jungkook menggerutu sambil terus berlari. Dan heyy,, jarak rumah mereka itu tak bisa dibilang dekat.
Namja itu masuk dengan perasaan kacaunya. Disambut oleh tatapan heran dari Baekhyun dan Jennie. Bahkan keduanya tak berdecit sedikit pun. Hanya memandangi adiknya yang masih menangis.
.
.
.Jungkook tak keluar kamarnya sebentar pun. Beberapa kali, Jennie dan dua hyungnya mengetuk pintu. Sekedar menawarkan makan. Namun Jungkook menolaknya. Dia memilih bungkam disana.
Terdengar berlebihan memang. Tapi coba kalian bayangkan. Jika kalian akan ditinggal pergi oleh seseorang yang kau sayangi, apakah akan mudah? Tentu saja tidak. Jauh dari kata baik baik saja.
Semalaman, Jungkook memikirkan tentang ucapan Taehyung. Namja itu memang sudah curiga sejak lama, namun kali ini tidak lucu. Dia tak percaya pada keajaiban. Tapi di satu sisi, dirinya merasa ragu. Bagaimana jika perkataan Taehyung itu sungguh sungguh? Secara, ekspresi namja itu saja sangatlah serius. Ah, tidak. Jungkook mengenyahkan semua fikiran buruk itu dari otaknya.
Membuang jauh jauh.
"Jika difikir, perlakuanku tadi terkesan berlebihan. Lebih baik, besok aku menemui Taehyung dan meminta maaf. Meskipun aku tak percaya. Alien itu pasti bercanda. Jika iya, maka akan ku kerjai dirinya besok." Monolog Jungkook sambil membayangkan ekspresi Taehyung saat dijahili. Sepertinya seru. Tapi, dia harus minta maaf terlebih dahulu.
.
.
.Hari ini sudah cukup sore. Tadi malam, Jungkook baru bisa tidur pada jam 3 pagi. Oleh karena itu, dia baru bangun tepat pada pukul 14.40 Wks.
"Astaga! Aku lapar sekali!" Jungkook segera beranjak. Dia tak memedulikan matanya yang masih sembab karena semalam. Yang dia pedulikan sekarang adalah, segera makan lalu pergi ke rumah Taehyung.
"Yak! Jungkook! Kau baru bangun?! Kenapa kau menangis semalam, huh?!" Kini Baekhyun berseru dari meja makan. Rupanya dia juga sedang makan siang disana.
Jungkook hanya terkekeh sambil duduk di hadapan Baekhyun. Mengambil piring dan makanan, lalu menyantapnya hingga habis.
Setelahnya, Jungkook berlari menuju kamar mandi. Segera membersihkan tubuhnya yang kotor. Baekhyun hanya memiringkan kepalanya tak mengerti. Kenapa hari ini adiknya begitu aneh?
"Hyung, aku pergi dulu!" Teriak Jungkook yang sudah berada di ambang pintu. Baekhyun hanya mengangguk sambil terus memainkan gitar barunya.
Jungkook sengaja berjalan kaki. Menikmati suasana cerah di hari itu. Sesekali dia tertawa saat membayangkan rencana jahilnya itu.
Mungkin jika orang yang sejak kemarin melihat keadaan Jungkook, pasti akan berkata, "Aneh sekali orang ini. Kemarin menangis, dan sekarang tertawa."
.
.
.Jungkook segera memasuki gerbang rumah Taehyung. Dan dia sudah disuguhkan sebuah pemandangan. Taehyung yang duduk di kursi taman depan rumahnya, dengan pakaian yang begitu asing. Dan aneh.
"Taehyung!" Seru Jungkook sambil sedikit tertawa.
"Jungkook?" Tanya namja itu dengan datar. Jungkook langsung berjalan dan duduk disamping Taehyung.
"Pft..hahaha!! Kau tahu, Taehyung? Pakaianmu ini sangat aneh!" Jungkook kembali tertawa sambil memegangi perutnya.
Memang terlihat aneh. Baju dan celana yang Taehyung gunakan itu berwarna putih tulang, dengan motif yang juga aneh. Sedikit membingungkan memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Fantasía[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...