(31)

1.1K 141 18
                                    

Jungkook menaiki genting rumahnya dengan susah payah. Ugh,, sial sekali.

Ini sudah malam.

Sempurna.

Gelap.

Dengan begitu banyak bintang terlihat berkelip membentuk sebuah rasi.

Keringat,darah, dan air mata..
Menjadi tarian terakhirku...
Keringat,darah, dan air mata..
Menjadi nafas terakhirku...
Aku disini bersimbuh luka..
Obatilah aku dengan dekap kasihmu..
Tuhan...
Sayap iblis yang menaungiku..
Kini tlah hilang di balik purnama rindu...

Suara Jungkook terdengar bergetar. Tangisannya kembali pecah tatkala mengingat kejadian tadi pagi. Tak ada yang dia inginkan selain kebahagiaan orang yang disayanginya. Namun kali ini dirinya harus bersusah payah untuk belajar merelakan.

"Aku begitu rapuh..hiks.. aku terlalu memimpikan cinta dari seseorang yang tak mungkin membalasnya. Aku bodoh. Aku harus rela jika Taehyung bersatu dengan noonaku. Tapi hati ini begitu sakit.. hiks.. kenapa aku harus terlahir menyedihkan seperti ini?!!" Jungkook berteriak dan mengacak surainya frustasi.
*
*
*

"Kau mendengar teriakan Jungkook, Andenny? Aku lebih khawatir sekarang." Taehyung menerawang langit langit rumahnya.

"Iya, Latizar. Kau harus bersiap. Beberapa jam lagi pukul 2 pagi."

Taehyung hanya mengangguk. Hanya membayangkan begitu banyak kemungkinan yang terjadi pada malam ini.
*
*
*

Jungkook menatap semua bintang di langit malam itu. Menatapnya dengan sayu, seolah begitu dekat dengan mereka.

Belum. Masih beberapa saat lagi.

Matanya begitu sembab.

"Haahhhh.." Jungkook mendesah lega tatkala mengingat jika seharusnya dia berbahagia sekarang. Semua janjinya telah dia tepati meskipun bertolak belakang dengan dirinya.

Melihat deretan bintang, membuatnya kembali teringat pada sang eomma. Dimana yeoja itu sering menemani Jungkook di genting saat langit malam begitu cerah.
*
*
*

Sebuah tempat yang begitu jauh dari bumi.

Di sebuah bintang, dimana semua penduduknya tengah memanjatkan ribuan doa.

Rasi Lyra.

Bintang Vega.

Seluruh penduduk disana bersimpuh di hadapan patung dewa Vega. Patung putih dengan dua pasang sayap coklat. Memohon segala keselamatan untuk pangeran mereka. Untuk kekuatan mereka.

Latizar De Lyra.

"Dewa, tolong lindungilah putra kami. Kami mohon padamu. Lindungilah dia dari kemarahan Canis Minor yang masih menaruh dendam pada Vega." Ucap sang raja sambil mengangkat kedua tangannya.
*
*
*

Jungkook melihat ke satu titik. Dimana sebuah bintang terlihat setia berdiam sendiri disana. Dari dahulu.

"Kau masih setia sendiri, bintang. Jika saja kau punya nama, pasti aku akan menjadi temanmu. Secara,, kita ini senasib. Ditinggal sendiri." Jungkook kembali tertawa. Sekedar mentertawakan hidupnya.

Namun tunggu. Cahaya seluruh bintang disana terlihat bertambah terang. Bintang yang tadi berdiam sendiri terlihat membesar dan melaju mendekati seluruh bintang yang lain.

Secara tiba tiba, ingatan Jungkook kembali tertuju pada rasi bintang di langit langit kamarnya. Formasi mereka begitu sama.

Bintang kesendirian itu bergabung dengan yang lainnya. Menjadi bintang paling terang disana. Secara tiba tiba, rasanya Jungkook begitu marah sekarang. Entah karena apa. Semua perasaannya tak karuan. Emosi yang secara mendadak bercampur dengan ribuan rintihan kesakitan.

Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang