.....
Someplace far far away from earth.
"Andenny, aku memiliki firasat buruk. Entah karena apa." Taehyung menunduk sambil memandangi rakyatnya yang masih panik akan kedatangan Canis Minor ke rasi Lyra. Rasi mereka.
Taehyung mendekat pada sang ayah yang terlihat begitu lelah. "Ayah, kau istirahatlah dulu. Biar aku yang mengurus para rakyat."
Namun Raja Vega menggeleng. Dia yakin jika sebentar lagi semuanya akan usai. Entah sebuah keyakinan apa, namun dirinya benar benar yakin.
Seorang burung angkasa penjaga Vega terbang diatas kerusuhan ini. Lalu burung besar itu mendarat di bahu patung Dewa Vega. Hampir seperti elang bentuknya, namun kali ini berwarna putih.
"Pergerakan Canis Minor berhenti. Mereka mulai menjauh sekarang." Burung itu berseru dan disambut lonjakan terkejut semua orang. Termasuk raja Vega saat itu. Semuanya menganga senang dan tak percaya. Tentu saja senang, karena bahaya mereka akan segera pergi. Namun sebuah ketidak percayaan juga merambat di fikiran masing masing. Rasi Canis Minor yang dikenal tak pernah ingkar ucapan, angkuh, kini mundur tanpa sebab. Sekelibat rasa curiga dirasakan banyak orang. Namun tetap, mereka bersyukur atas ini.
"Dewa memberkati kerajaan kita!" Seru seorang laki laki dengan riang. Diikuti ucapan syukur rakyat lain. Raja Vega yang melihatnya hanya tersenyum dengan setetes air mata mengalir di pipinya. Dirinya begitu senang, sudah cukup kemarin dia dibuat lelah dengan berita penyerangan Canis Minor.
Taehyung kemudian menunduk. Entah kenapa, saat semua kebahagiaan datang, dia mengingat Jungkook. Dia selalu dihantui tangis Jungkook saat terakhir kali melihatnya. Taehyung selalu bersedih saat mengingat namja itu. Dirinya menghampiri sang ayah.
"Ayah,"
"Iya?" Raja Vega menoleh. Terlihat segurat kebahagiaan dari tatapannya.
"Aku ingin meminta restumu, Ayah. Aku ingin pergi ke bumi untuk sehari saja. Aku ingin menemui Jungkook." Taehyung sedikit menunduk. Dia hanya takut jika sang ayah tidak mengizinkannya.
"Kenapa kau ingin kesana, Latizar? Bukankah tugasmu telah selesai?" Tanya sang ayah dengan ramah.
"Iya, Ayah. Tapi aku hanya ingin bertemu dan menjelaskan semuanya secara langsung. Dia menangis saat aku kembali. Aku ingin melihatnya tersenyum untuk terakhir kali sekarang." Setetes cairan kristal terjun dengan bebasnya. Menerjang pipi Taehyung.
"Nampaknya, kau sangat menyayangi manusia bernama Jungkook itu. Aku mengizinkanmu. Jika kau mau kembali, kau tinggal pegang saja kalungmu, dan bilang jika kau ingin pulang. Aku tak akan mengirim penjemput." Raja Vega memegang bahu Taehyung yang kini tersenyum senang.
"Terima kasih, Ayah. Aku sangat menyayangimu." Taehyung memeluk sang ayah, lalu pergi seperti saat dahulu. Berubah menjadi sekelibat cahaya dan terbang cepat.
.
.
.Rupanya Seoul sudah malam sekarang. Sekitar jam sebelasan. Taehyung datang tepat di taman tempat terakhir dia bertemu Jungkook. Rasanya dia sudah tak sabar untuk memberi kejutan pada namja kelinci itu.
Hanya saja, dia tak tahu apa yang sudah terjadi.
Taehyung segera berlari menuju rumah Jungkook. Dia melihat balkon tempat pertama dia bertemu Jungkook. Senyumnya terpatri begitu lebar. Baru sekarang dia merasakan bahagia sebesar ini.
"Hei! Jangan menangis begitu! Berisik tau!" Itu saat pertama Taehyung memanggil Jungkook. Semuanya seperti kaset yang terputar ulang.
"Jungkook, aku boleh keatas?" Teriak Taehyung dari sana. Jungkook menoleh dan tersenyum senang. "Taehyung! Kemarilah!" Jungkook melambaikan tangannya riang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Fantasy[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...