(38)

1.1K 122 14
                                    

.....
Seseorang berlarian di koridor sekolahnya. Dia terlambat pagi ini. Bahkan dari parkiran pun, dia sudah berlari. Bel sudah berbunyi sejak dia baru memasuki gerbang tadi. Untung saja guru piket memberikan toleransi padanya.

"Selamat pagi, Pak. Maaf aku terlambat." Namja itu bersuara dari ambang pintu. Seisi kelas menengok ke arah namja itu.

"Eh, bukankah kau kelas sebelah?" Salah satu murid berceletuk dan mengundang tawa murid lainnya. Guru yang baru memulai pelajarannya pun sama. Ikut tertawa.

"Astaga. Salah masuk kelas." Namja itu segera berlari lagi menuju kelasnya.

"Pagi, Songsaenim. Maaf karena aku terlambat sekarang." Nafas Jungkook terengah engah. Bukan hanya lelah, dia juga harus menanggung malu di kelas tadi.

"Cepat masuk!" Perintahnya dengan tegas. Jungkook segera membungkuk lalu duduk di bangkunya.

"Kau kenapa terlambat, Kookie?" Tanya Taehyung dengan sedikit canggung. Jujur saja, dia jadi begini karena mengetahui jika Jungkook menyukainya. Bukan risih, justru dia merasa malu padanya.

"Telat bangun." Jungkook menghela nafasnya lalu segera mengeluarkan bukunya.
.
.
.

Siang ini Jungkook berencana pergi ke rumah Yoonjin. Siapa tahu dia ada di rumah sekarang. Jungkook meminta Taehyung mengantarkannya. Bukan tanpa sebab, dia kehilangan uangnya tadi. Jungkook pun malu saat meminta tolong pada Taehyung. Tapi untung, namja itu mau mengantarnya.

Tak ada percakapan saat perjalanan. Jungkook memilih bungkam. Taehyung pun sama.

Dengan segera Jungkook turun, mengucap terima kasih, dan masuk ke rumah Yoonjin.

Ah,, Jungkook menghela nafas lega saat melihat pintu rumah itu terbuka.
Menampilkan seseorang yang selama ini dia cari.

"Hyung! Kau ada di rumah?" Tanya Jungkook sambil melangkah masuk.

"Jungkook!" Yoonjin berseru dari arah dapur. Pantas saja sedari tadi tercium aroma masakan yang begitu enak.

Jungkook duduk di meja makan. Menatap hyungnya yang dengan cekatan memasak.

"Hyung, memasak apa?" Tanya Jungkook. Jujur saja, dia sangat asing dengan aroma ini.

"Hanya menghangatkan makanan yang aku beli tadi. Kau mau?"

"Emmhh, iya." Jungkook tersenyum.
.
.
.

Yoonjin membereskan bekas makan mereka. Lalu mengajak Jungkook untuk berbincang di kursi teras. Menikmati udara segar yang menguar dari tanaman tanaman hijau disana.

"Tunggu. Aku baru sadar jika kau berjalan. Kakimu sembuh sejak kapan?" Yoonjin menatap Jungkook dari atas sampai bawah.

"Entahlah, hyung. Ini keajaiban." Yoonjin hanya mengangguk. Mereka sudah duduk di sofa teras sekarang.

"Kau kenapa kesini, Kook?" Tanya Yoonjin.

"Entahlah. Ingin saja. Kemarin, aku juga kesini, namun kau tak ada."

"Oh,, sepertinya aku masih kuliah. Lalu, apa yang mau kau bicarakan? Kelihatannya serius."

Jungkook tersenyum lalu memeluk Yoonjin dengan erat.

"Aku sangat senang, hyung." Jungkook berkata dengan penuh semangat.

"Kau senang kenapa? Ceritakanlah." Yoonjin melepas pelukan mereka dan menatap adiknya lekat lekat.

"Kau tahu? Baekhyun hyung dan Jin hyung telah berubah. Mereka jadi mudah tersenyum dan baik kepadaku." Wajah Yoonjin terlihat terkejut.

"Benarkah? Wah,, pasti kau sangat senang ya?" Jungkook mengangguk cepat.

"Eh ya, kau kesini sendiri?" Tanya Yoonjin. Sedangkan ekspresi Jungkook tiba tiba berubah.

"Aku kesini bersama Taehyung."

"Mwo?! Baguslah kalau begitu. Kenapa kau tidak senang?" Yoonjin membenarkan posisi duduknya.

"Tentu saja tidak. Hatiku selalu saja sakit saat bersama Taehyung." Jungkook menunduk.

"Memang kenapa?"

Jungkook menceritakan segalanya. Saat dia melihat Jennie menerima pernyataan cinta dari Taehyung. Saat dirinya selalu menangis karena hal ini. Air matanya tak tertahankan saat bercerita. Yoonjin hanya dapat mengusap bahu adiknya dengan lembut.

"Sudahlah, Kook. Adikku ini kuat." Jungkook masih terisak sekarang.

"Aku ingin berhenti. Tapi susah." Jungkook tertawa dengan air mata yang masih mengalir.

"Mau bermain?" Jungkook langsung menengadah. Wajahnya langsung memancarkan kesenangan.

"Kemana,hyung?" Tanyanya dengan semangat.

"Ayolah." Yoonjin masuk. Tak lama, dia keluar dengan jaket hitamnya, membawa kunci motor, dan bersiap untuk pergi.

Mereka berjalan jalan. Sekedar berkeliling kota. Motor Yoonjin membelah jalanan Seoul dengan cukup cepat.

Yoonjin menghentikan motornya di salah satu mall besar disana. Mengajak Jungkook masuk. Yang lebih muda tentunya begitu semangat. Dia menarik tangan Yoonjin kesana kemari.

"Jungkook, aku ingin masuk ke arena game master. Kau mau ikut?" Jungkook menghentikan langkahnya lalu menatap hyungnya.

"Tentu!!" Jungkook bersurak seperti seorang anak kecil. Yoonjin hanya dapat menggeleng sambil tertawa.

Jungkook bersenang senang disana. Memainkan begitu banyak permainan, yang tentunya di bayar oleh Yoonjin. Sang kakak hanya dapat tersenyum sambil terus mengikuti kemana kaki Jungkook melangkah.

Namun tak lama, Jungkook datang dengan wajah yang terlihat cukup lelah.

"Kau kenapa,Kook?" Tanya Yoonjin sambil ikut menghampiri adiknya itu.

"Hyung...










































....Aku lapar hehehe..." Jungkook tertawa sambil memasang aegyonya.

Yoonjin menghela nafasnya. Astaga, Jungkook membuatnya penasaran saja. Yoonjin kira ada sesuatu yang penting sehingga Jungkook menggantung pembicaraannya.

"Astaga. Aku kira ada apa. Bukannya tadi kau sudah makan bersamaku ya?" Tanya Yoonjin sambil mengusak rambut hitam Jungkook.

"Hehehe..aku lapar lagi."

"Ayolah. Dasar kelinci bongsor!" Yoonjin merangkul adiknya itu dan mereka masuk ke salah satu restoran di mall itu.

Setelah selesai makan, Yoonjin menatap lekat lekat adiknya itu.

"Hyung, kenapa kau memandangiku seperti itu? Tolonglah... aku merasa tak nyaman." Jungkook mengalihkan pandangannya sambil menunduk.

"Aku ingin bilang sesuatu padamu."

Jungkook mendongkak, "Apa?"

"Jangan pernah menangis lagi. Kau sudah bahagia sekarang. Berjanjilah padaku." Jungkook tampak berfikir. Dia tak yakin dapat menepati janjinya itu.

Yoonjin mengacungkan kelingkingnya. Mau tak mau, Jungkook pun ikut mengaitkannya.

"Aku janji, hyung." Jungkook mengangguk, lalu Yoonjin kembali mengusak surai adiknya itu.

Namun Jungkook tak tahu.

Melayang bersama ribuan lembayung yang temaran.
______________
TBC

See you,
Youngie

Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang