.....
Flashback~~~Di dalam sebuah kegelapan, hitam, dan begitu sepi. Melangkah dengan kian tabu yang merambat di dalam relung dada. Menghiasi sekian banyak api yang membara disana.
Seorang pria yang sudah cukup dewasa melangkahkan kakinya asal. Baru kali ini, rasanya dia sangatlah hampa. Hidup seorang diri setelah kutukan sang ayah terwujud. Pria itu berdiam di bumi hanya untuk mencari sesuatu yang belum tahu akan terpenuhi kapan. Suatu hal yang ingin dia gapai, namun rasanya begitu sulit untuk direngkuh.
Dia selalu bertanya. "Kapan? Kapan api itu akan terpijak lagi di bawah kakiku? Dan segalanya mulai bergulir?" Namun dia tetap melangkah. Tersesat di dalam hutan yang begitu gelap. Lagipun, tak ada bedanya dari gelapnya neraka.
Berdiam seorang diri seperti ini tak ubahnya seperti berdiam disana, fikirnya.
Lalu dirinya tersenyum. Entahlah, rasanya begitu ingin tersenyum. Sejenak, dia harus melupakan jati dirinya sebagai seorang iblis.
Ada kambing disana. Iblis itu langsung menerkam seperti seekor singa yang kelaparan. Mencakarnya, dan menggigit hewan itu hingga mati. Darah sudah bersimbuhan disana. Pria itu kemudian merobek kulit bagian perut si kambing, dan menempelkannya di sebuah pohon. Sengaja dia membentuk kulit itu agar menjadi persegi. Lalu dirinya mengambil tanah di bawah pohon itu, dan menorehkannya di kulit kambing itu. Seperti melukis di atas kanfas.
Pria iblis itu kemudian memegang dadanya, memejamkan mata merahnya sebentar, lalu tangan itu terisi api sekarang. Tanpa ragu, dia membakar lukisan yang baru dia buat tadi. Membuat seberkas cahaya menyinarinya. Tak ada yang aneh memang, hanya lukisan burung hitam yang sesekali bergerak. Membuat pria tadi tersenyum.
"Induk dari Aderon. Begitu hitam dan tinggi di neraka." Gumamnya sambil kembali tersenyum pasi.
Namun tak lama, suara isak tangis terdengar menggema di dalam hutan itu. Membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri. Pria bernama Aderon itu mengikuti darimana asal suara itu. Hanya sekedar penasaran. Hutan ini begitu gelap, dan terlalu dingin untuk seorang Aderon yang terbiasa hidup di neraka.
Seorang gadis tengah berjalan sebari memeluk tubuhnya sendiri. Gadis itu menangis tersedu sedu sambil sesekali bergumam. "Ibu...tolong aku, ibu..." tak ada keanehan apapun. Hanya seorang gadis berambut panjang pirang, memakai gaun panjang berwarna pink, dengan separuh wajah yang terluka. Dan baru kali ini, seorang Aderon yang kejam merasa iba pada seseorang. Dia langsung merubah penampilannya menjadi seperti manusia pada umumnya.
Lalu dengan cepat, Aderon menghampiri gadis itu. Entahlah, rasanya dia begitu berempati saat melihat gadis itu.
"Kau kenapa menangis?" Tanya Aderon dengan suara serak khasnya.
Gadis itu mendongkak dan segaris kesenangan terlihat di gurat wajahnya. "A..aku ingin pulang. Bisakah kau membantuku keluar dari hutan ini?" Tanya gadis itu sambil turut menghampiri Aderon.
Jujur saja, Aderon semakin merasa kasihan saat melihat keadaan gadis itu. Sepertinya dia baru kecelakaan dan dia tak sadar jika dirinya sudah mati. Karena apa? Karena luka di wajahnya terlihat semu dan hawa dirinya begitu dingin.
"Aku pun tersesat. Bagaimana aku bisa membantumu?" Aderon sedikit tersenyum disana. Baru lagi dirinya melakukan hal itu, padahal sudah bertahun tahun lamanya dia tidak tersenyum pada siapapun.
"Setidaknya, aku tak sendirian. Bisakah kau menemaniku? Aku takut kegelapan, dan dari tadi, aku melihat banyak orang seram disini." Gadis itu kembali menangis. Dugaan Aderon benar. Gadis ini sudah mati dan dia tak sadar akan hal itu. Tangisannya pun tak mengeluarkan air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Viễn tưởng[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...