.....
Jennie pulang sekarang. Hari sudah cukup sore. Sebelum ke rumah, dia menyempatkan diri pergi ke kafe tempat dimana dia berkencan dengan Taehyung. Hanya sekedar mengingat. Kemarin, dia tertawa disana. Lalu hari ini, apa salahnya jika dia menangis di tempat yang sama?Saat dia masuk, dia melihat sang adik yang tertidur di atas sofa dengan masih dibalut seragam. Wajah manisnya itu justru membuat hati Jennie semakin sakit. Kini dia merasakan bagaimana jadi Jungkook.
Atau mungkin, rasa sakitnya belum apa apa dibanding yang Jungkook rasakan?
Jennie mengusap pucuk kepala adiknya itu, bibirnya mengulas senyum getir.
Lalu sejenak,Jennie menciumnya dengan sayang. Merasakan aroma shampo Jungkook yang terasa segar meskipun sekarang dia belum mandi.
Jungkook merasa ada sesuatu yang bersandar di kepalanya. Dia terbangun. Jennie tengah tersenyum dengan mata sembab dan pipi merahnya.
"Kau kenapa menangis, noona? Ada yang menyakitimu? Siapa? Bilang padaku. Apa yang dia lakukan, noona? Apa kau baik baik saja? Katakan padaku..." Jungkook yang masih sedikit berantakan memberondongi kakaknya itu.
Jennie hanya bisa tertawa kecil. Lalu dengan cepat, yeoja itu memeluk Jungkook dengan erat. Kembali menangis disana.
"Sudah, noona... jangan menangis. Berceritalah padaku." Jungkook mengusap usap punggung Jennie dengan lembut.
"Aku putus dengan Taehyung." Jungkook langsung terbelalak kaget dan melepas pelukan mereka.
"Apa kau bilang?!" Tanya Jungkook dengan intonasi tinggi.
"Dia menyakitimu? Atau dia berselingkuh? Akan kudatangi dia sekarang juga!" Jungkook beranjak, namun Jennie menahannya. Hatinya merasa sakit saat mendengar hubungan Jennie berakhir dengan Taehyung. Walau bagaimana pun, Jungkook tak mau jika kakaknya itu menangis.
"Haha.. tidak, Kookie. Aku yang mengakhirinya. Aku hanya ingin berfokus pada kuliahku saat ini. Jujur saja, berpacaran membuatku tak berhenti memikirkan Taehyung." Bohong Jennie. Dia tak mau jika Jungkook marah.
"Betul? Dia tak menyakitimu?" Tanya Jungkook yang sudah mulai tenang.
"Tidak, Kookie..." Jennie menggeleng sambil mengusap pipi gembil Jungkook. Lalu dirinya kembali memeluknya.
"Mandi sana, Kook. Kau bau!" Jennie tertawa sambil melepas pelukan mereka.
"Noona, aku tak bau tau!" Jungkook merengut kesal.
"Hahaha,, aku bercanda, Kookie. Memangnya kau nyaman dengan seragam itu? Cepatlah mandi. Setelah itu kita makan." Jungkook mengangguk dengan semangat. Sosok seperti inilah yang sangat Jennie inginkan. Jungkook yang periang.
"Eh ya, Jin oppa dengan Baek oppa belum pulang?" Tanya Jennie sambil berdiri.
"Tak tahu. Eh? Apa kau tak pulang dengan mereka? Aku kira kedua hyungku itu sudah di kamar masing masing." Jennie menggeleng.
"Aku sengaja pulang duluan tadi. Pergi ke sekolahmu, lalu putus dengan Taehyung." Nadanya merendah. Jungkook pun merubah ekspresinya.
"Heh! Kenapa kau tak menjemputku tadi? Cih menyebalkan." Jungkook berdecik, lalu segera pergi ke kamar mandi. Sedangkan Jennie hanya dapat terkekeh sambil melenggang menuju kamarnya.
.
.
.
.
Hari sudah malam sekarang. Seokjin sudah pulang sedari tadi. Tapi Baekhyun ternyata belum. Jungkook sedang mengerjakan tugas sekolahnya di meja ruang keluarga. Ditemani Jennie, yang dengan setia melamun dari tadi."Aku pulang!" Baekhyun masuk dan berseru dengan nada cukup girang.
"Hyung?" Tanya Jungkook yang merasa aneh dengan sikap Baekhyun yang tak seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Fantasy[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...