Dengan penuh semangat, ku buka lampiran baru dalam hidup pemeran kami, Jungkook.
Selamat mendalami kisahnya dan seseorang yang akan kembali merubah hidupnya.
Dengan penuh hormat, ku ucapkan...
SELAMAT DATANG!
****Hari yang sama. Jungkook terlelap di sofa lantai dua rumahnya. Begitu damai dan sunyi hingga dia larut dalam pusaran mimpi itu.
Hai Jungkook,
Kau bersedih? Kenapa? Aku tak apa di sini. Aku tak mau melihatmu menangis! Tak boleh! Anak Eomma itu kuat!Jungkook,
Eomma menemui seseorang di sini. Seseorang yang sangat kita rindukan. Nenek! Dia menunggu Eomma di sini. Aduh,, bahagianya Eomma bisa bertemu Nenek. Saat aku datang dan berjalan sendirian, tiba tiba ada yang memanggilku dengan suara yang tak asing lagi. Dan saat menoleh, Eomma lihat Nenek yang melambaikan tangannya padaku! Kau harus tahu, Nenek begitu sehat,lho! Tak lagi sakit seperti terakhir kita melihatnya!Jika Eomma bayangkan,Kook, di sini sangatlah damai. Jauh lebih damai dari apa yang Eomma bayangkan sebelumnya. Yah, meski aku tahu aku sudah tak hidup lagi, tapi ternyata kematian itu tak semenyedihkan apa yang selama ini kita bayangkan. Kau harus tahu ini!
Ketika kepercayaan kita terhadap Tuhan begitu besar, maka dia tak akan menginkari janjinya. Dia akan membiarkan kita berjalan dalam kedamaian tiada tara.
Jujur saja,Kelinciku, aku bersedih karena melihatmu menangis. Dan ketika kau menangis, Baekhyun memukulmu ya? Akh, pasti sakit. Tapi kamu kuat, tak mudah menyerah! Dan aku lihat Jennie tersenyum padamu dari sini. Astaga, pasti kau baru menyadari kecantikannya saat dia tersenyum,kan? Aku pun sama. Dia begitu cantik.
Eh ya, aku ini baru mati berapa jam sih? Baru beberapa jam mungkin. Belum genap 24 jam. Tapi rasanya, aku sudah sangat merindukan anak anakku. Aku merindukan rengekanmu saat kau di ganggu Baekhyun, aku rindu ekspresi takutmu saat melihat pisaunya Jin, dan aku rindu saat melihat ekspresi sebalmu saat kau merasakan kedataran sikap Jennie! aku rindu semuanya, Bayi!
Kookie, aku harap kamu bisa tegar dalam menghadapi setiap kesedihanmu. Aku tak mau lagi melihatmu menangis, Sayang, aku tak mau. Aku di sini sudah damai. Tapi kau mungkin merasa kecewa terhadap satu hal. Eomma belum bertemu Appa di sini, dan mungkin tak akan pernah. Karena Appa meninggal dengan cara yang berdosa. Dosa besar.
Sayang, kamu harus tahu. Eomma sangat menyayangimu. Dalam dimensi manapun, aku akan tetap menyayangimu dan ketiga kakakmu itu. Sangat menyayangi. Aku sadar jika sikapku memang dingin, tapi itu adalah sikap murniku. Eomma juga tak ingin seperti itu. Kau menjadi merasa kurang perhatian,ya? Maafkan Eomma,Jungkook.
Tapi jauh dalam lubuk hati, aku sangat menyayangimu. Sangat mencintai semua anakku. Tanpa terkecuali.
Mungkin aku gagal mendidik kalian, karena sikap kalian yang masih terkadang buruk. Terutama sikap Baekhyun yang sangat kasar dan arogan. Kau selalu mendapat imbas atas kegagalanku dalam mendidik.
Aku minta maaf,Jungkook. Aku minta maaf. Jika nanti kau terluka lagi, biarlah Tuhan yang menghukumku di sini. Aku akan menerima hukuman atas kegagalan itu dengan senang hati. Tapi aku tak akan terima jika kau yang lagi lagi jadi bahan pelampiasan.
Jungkook, aku juga tak pernah berharap jika kau terlahir dari kesedihan. Kau mungkin tak mengerti akan hal ini, namun nanti kau pasti tahu. Saat kau kembali, kau akan tahu semuanya. Segala penyebab kesialan yang kau alami di sini. Bukan kesialan, kesedihan yang menjadi kesialan maksudku. Nanti kau akan pulang ke asalmu. Dan lagi lagi, kau akan mengerti hal ini nanti. Tentang kemana kau akan kembali.
Dan ya,Jungkook. Kau ini kelinci besarku. Kau harus banyak makan seperti yang Jennie minta. Kau tahu? Saat Eomma bersedih, Eomma sering makan banyak untuk melupakan kesedihan itu. Terutama makanan manis. Karena mereka juga bisa membuat Eomma sedikit tenang.
Jungkook, jika bertemu Appa nanti, akan Eomma sampaikan betapa rindunya dirimu pada sosoknya. Jika sempat, Eomma juga akan mengajaknya untuk mengunjungi mimpi mimpi indahmu. Eomma janji akan hal itu. Bukan hanya kau, ketiga kakakmu dan Eomma juga sangat merindukan Appa. Entah dimana dia, Eomma pun tak tahu.
Kelinci besarku, kau ini anak kuat. Hadapilah setiap tantangan dalam hidupmu dengan suka rela. Melangkah lah sesuai keinginan hatimu. Aku tahu, kau selalu jadi bahan bullyan teman temanmu karena kau anak yatim. Beritahu mereka,Jungkook, kematian adalah takdir Tuhan yang tak dapat kita cegah sesuai keinginan kita. Dan aku selalu salut padamu, ketika kau di perlakukan tak pantas oleh orang lain, kau selalu kuat. Begitulah seharusnya seorang laki laki bertindak. Kuat dalam segala hal. Dan kau pasti tahu, aku sangat bangga padamu. Bahkan dari sini, aku masih suka tersenyum jika melihatmu tegar.
Aku yang telah gagal, terlalu malu untuk mengakui penyesalanku lagi di hadapan-Nya.
Jika kau tersiksa, biarlah Tuhan yang menghukumku di sini. Aku akan terima.
Jungkook, Eomma sayang padamu...
Air mata terus saja menetes dari laki laki itu. Sekarang dia sudah terbangun dari mimpinya. Entah mimpi apa ini. Buruk atau indah. Jungkook tak tahu itu.
Dia melihat sang Eomma sedang berdiri dalam bangunan putih, begitu indah dan terang. Jungkook bahagia. Ya, bahagia karena melihat sang Eomma berada di sisi baik. Tapi Jungkook tak melihat sang Appa dimana pun. Sisi hitam atau putih, dia tak tahu dimana. Sisi hitam terlalu gelap untuk Jungkook melihat ke dalamnya. Bahkan hanya di lirik, sisi hitam itu sudah sangat mengerikan dan menakutkan.
Dia masih bingung, kemana dia akan pulang seperti yang Eommanya bicarakan tadi.
Dan apa maksud dia terlahir dari kesedihan?
TBC
See you,
Youngie
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Fantasy[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...