(39)

1.2K 129 25
                                    


.....
Seseorang tengah berdiri di dalam kegelapan. Menatap sebuah lukisan yang terbakar. Menciptakan seberkas cahaya, dan menyinari orang itu. Tak ada yang aneh dengannya, hanya saja gambar seekor burung hitam yang terbakar itu tampak bergerak. Menyebabkan orang tadi tersenyum lebar. Hampir terlihat sebagai sebuah seringai.

"Induk dari iblis Aderon, begitu hitam dan tinggi di neraka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Induk dari iblis Aderon, begitu hitam dan tinggi di neraka." Gumamnya sambil tersenyum lebar. Berdiam seorang diri seperti ini tak ubahnya seperti berdiam di neraka, fikirnya.

Lalu dirinya tersenyum.
.
.
.
Seorang namja tengah berdiam sendirian. Menatap begitu banyak bangkai hewan kecil.

Seseorang mendekatinya. Berdiri di sampingnya. Hanya seorang anak kecil dengan banyak luka di kepalanya. Tersenyum dan naik ke pundak namja itu.

"Sebentar lagi kau harus menyelesaikan dirinya." Si anak kecil tertawa dengan suara khasnya. Entahlah, bahkan jalan fikiran anak itu sudah jauh berkembang.

Bersama tubuhnya yang telah tumbuh.

Namja dengan setelan piyama itu juga ikut tersenyum. "Aku akan membantai mereka. Tunggu saja diriku datang. Lagipun, sudah tugas seorang Aderon untuk menghabisi bagian itu."

Lalu mereka kembali tertawa renyah.  Hingga akhirnya, namja itu menjatuhkan anak kecil tadi.

"Terima kasih karena memberikan luka baru di tubuhku. Luka yang kau torehkan masih kurang banyak."
.
.
.
.

Hari ini adalah hari sabtu yang tentunya libur. Seorang namja masih dengan pulasnya tertidur. Menikmati betapa indahnya hari libur. Hari yang selalu dinantikan oleh setiap orang. Mungkin.

Tapi betapa kurang beruntungnya dia saat sinar matahari menembus paksa retinanya. Menyebabkan tidurnya terganggu, dan mau tak mau dia harus bangun.

"Aishh, jam berapa ini?" Namja itu mencari cari jam yang padahal sudah jelas berada di meja nakasnya.

Seseorang membuka pintunya. Kepalanya menongol dari sana dan tersenyum tatkala melihat namja yang masih setengah terbangun itu.

"Kau sudah bangun rupanya, Kookie. Tadinya aku mau membangunkanmu. Eh ya, kau mau sarapan? Ayolah!" Namja itu membujuk. Jungkook langsung beranjak. Dirinya terlihat semangat sekarang.

"Ayo, Baek hyungie." Jungkook justru yang menarik tangan Baekhyun dengan cukup kencang. Membiarkan namja itu ikut sesuai kehendaknya.

Family Breakfast~~

Mungkin itu judul yang tepat untuk saat ini. Karena memang, sarapan kali ini mungkin adalah sarapan terindah bagi Jungkook. Dan mungkin akan berjalan seterusnya. Hanyalah sebuah harapan yang di lontarkan olehnya.

Dan semu.

Sarapan yang sederhana, dan jauh dari kata mewah. Hanya sepiring nasi goreng dan segelas susu buatan Jennie.

Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang