Be Continued.
.....Rigel melepas pelukan mereka, lalu pandangannya tertuju pada kalung yang Vega gunakan.
"Aku baru melihat kalung ini. Apa Procyon memberikannya?" Bolehkah Vega gugup sekarang?
"I..Iya. dia memberikannya sebagai tanda persahabatan kami." Vega tersenyum, hanya supaya Rigel tak curiga padanya. Rigel segera mengangguk, lalu permisi untuk pergi.
Setelah Rigel hilang, Vega terduduk di lantai dan menatap sendu kalung yang dia pakai. Sebuah senyum getir kembali terulas di bibirnya. Lalu Vega memejamkan matanya, dan membiarkan banyak air mata menetes disana.
"Maafkan aku, Procyon. Mungkin setelah ini, aku tak dapat lagi dekat denganmu. Karena aku tak mungkin mengkhianati sahabatku yang lain. Aku ingin hubunganku dengan Rigel baik baik saja." Lalu Vega bangkit. Dia dapat melihat ketiga figur yang tadi terbang berputar menatapnya heran.
"Kau kenapa, Kak? Aku harap kau baik baik saja. Aku ingin melihatmu tersenyum lagi. Jika boleh aku bersaran, hapus saja perasaanmu pada Procyon." Itu figur berwarna ungu.
"Aku tak tahu cara menghapusnya. Jika bisa, aku pasti sudah melakukannya sejak dulu. Sudahlah, aku ingin mengistirahatkan fikiranku ini." Vega berlalu dengan cepat.
Seolah dirinya telah putus harapan.
.
.
.Procyon terbang dengan begitu riang. Niatnya adalah bermain dan berbincang dengan sahabat yang begitu dia sayangi. Meskipun dia tahu jika Vega pasti membuatnya kesal, namun dia tetap senang berada di sampingnya. Selalu seperti itu.
Procyon tersenyum riang saat melihat Vega terbang ke arahnya. Namun senyumnya menghilang tatkala melihat Vega seperti sedang bersedih. Vega mendongkak, lalu tatapan mereka bertemu.
Figur biru terang itu tersenyum saat melihat Procyon. Menyiratkan begitu banyak kebahagiaan disana. Procyon yang melihatnya, merasakan sebuah perasaan aneh lagi di dalam hatinya.
Dia mulai mendekati Vega. Namun terbangnya terhenti saat Rigel berdiam di hadapan Procyon dengan senyum khasnya. Berdiam di antara Vega dan Procyon.
"Rigel? Ada apa?" Tanya Procyon sambil sedikit melirik ke arah Vega. Figur biru itu menunduk. Seperti sedang bersedih.
"Mmhh, aku ingin berbicara sesuatu padamu." Procyon sama sekali tidak mendengarkan perkataan Rigel. Dia justru begitu kebingungan saat melihat Vega berbalik dan menjauh dari dirinya dan Rigel.
"V..Vega..." Procyon berkata lirih dalam hati.
"Procyon?" Ucapan Rigel membuat dirinya tersadar.
"Eh, ada apa? Tolong cepat, aku mengkhawatirkan Vega." Procyon masih terlihat mengawasi Vega yang terbang dengan lesu. Terlihat bagaimana cahaya biru terang Vega mulai meredup menjadi biru biasa.
"Aku tahu ini salah, Procyon. Aku tahu ini tak wajar. Tapi aku sudah menyadarinya." Procyon terlihat begitu gusar.
"Tolong cepatlah, Rigel..."
"Aku mencintaimu, Procyon. Apa kau mau hidup selamanya bersamaku?" Procyon terpaku dengan ucapan Rigel.
Dia tak pernah menyangka akan ada yang berkata seperti itu padanya. Padahal, dia selalu berharap jika Vega yang mengatakannya."Bagaimana jawabanmu?" Tanya Rigel dengan senyuman terlampir di bibirnya.
"Maaf, Rigel. Tapi aku tidak mencintaimu. Permisi, aku harus mengejar Vega." Pergerakan Procyon dihentikan oleh Rigel.
![](https://img.wattpad.com/cover/171046375-288-k698975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Fantasy[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...