Jungkook duduk di meja makan dengan lesu. Seokjin menatapnya jengah, membuat yang lebih muda sedikit merasa risih.
"Kau kenapa, hyung? Tolong jangan perhatikan aku seperti itu." Jungkook menunduk dan memainkan sendoknya.
"Aku rasa ada yang berbeda darimu hari ini?" Ucap Seokjin sambil masih memperhatikan adiknya.
Jungkook mengernyit tak paham. "Apa yang berbeda dari diriku, hyung? Aku terlihat aneh?"
"Tidak. Aku pun tak tahu apa yang berbeda darimu. Sudahlah, cepat sarapan, nanti kau terlambat." Jungkook menghela nafasnya pelan.
Hanya merasa aneh. Hari ini Seokjin lebih terlihat damai dari biasanya. Setiap hari pun, Seokjin memang tak pernah bertengkar dengan siapa pun,
hanya saja, sosoknya terkadang terlihat seram. Tapi sekarang Seokjin lebih peduli terhadap Jungkook. Biasanya, mau Jungkook terlambat atau pun tidak, dia tak akan bertanya.Jungkook menghabiskan sarapannya lalu berangkat bersama ketiga kakaknya.
Jungkook menatap keluar jendela. Menghela nafas gusar sambil sesekali membenarkan posisi duduknya. Entahlah, hanya saja dirinya selalu merasa tak nyaman.
"Kau kenapa, Kookie?" Jennie yang kebetulan bersebelahan dengannya langsung bertanya.
"Tidak, noona. Aku hanya gelisah saja." Jungkook tersenyum, menampilkan gigi kelincinya yang membuat Jennie gemas. Yeoja itu kemudian memcubit pipi Jungkook dan menciumnya singkat.
Jungkook kembali menatap luar jendela.
Seseorang terlihat mengendarai motor hitamnya. Ah, bukan motornya yang Jungkook perhatikan, tapi orangnya.
Sebuah senyum terulas dari bibirnya. Matanya masih tak berhenti memandangi orang itu. Entah kenapa, rasanya membuat Jungkook tak ingin berpaling.
Namun seketika matanya memanas. Hatinya berdenyut nyeri tatkala mengingat jika namja di motor itu sudah menjadi kekasih dari kakaknya.
Ya, dia adalah Taehyung. Dan, tumben sekali Yugyeom tak bersamanya. Atau mereka membawa motor masing masing? Entah, tak ada yang tahu.
Clak
Air mata sialan. Jatuh selalu tak kenal tempat. Jungkook segera menghapusnya. Tapi dia tak sadar jika Jennie melihatnya.
"Kau kenapa menangis?" Jennie menyentuh pundak Jungkook pelan.
"Tak apa, noona. Aku hanya rindu pada eomma." Jungkook tersenyum getir. Meski dia tahu, dia sedang berbohong sekarang.
"Eh ya, tadi Taehyung lewat lho. Dia membawa motor hitamnya." Jennie tersenyum dengan semburat merah yang sudah mulai muncul.
"Taehyung itu siapa?" Tanya Baekhyun dari kemudi. Seokjin ikut menoleh.
"Temanku, oppa." Jennie menyahut cepat. Dia takut jika Jungkook akan membocorkannya. Namja kelinci itu hanya terkekeh melihat tingkah kakaknya.
"Kau ketakutan sekali,noona. Tenanglah. Aku tak akan memberitahukannya." Bisik Jungkook.
"Awas saja jika kau bilang bilang, kelinci!" Ancam Jennie yang diiringi tawa kecil.
.
.
.
"Dah, noona, Jin hyung, Baek hyung!" Jungkook sedang berdiri di parkiran sekarang. Dia berbalik dan berjalan cepat menuju kelasnya.Sepanjang koridor, begitu banyak siswa yang memperhatikan Jungkook dengan tatapan aneh. Membuat namja itu sedikit merasa risih.
Bahkan beberapa dari mereka terlihat membicarakannya.
Jungkook masuk ke kelasnya dan dia cukup terkejut sekarang. Semua murid mengalihkan atensinya menuju namja itu. Termasuk Taehyung, Namjoon, Jimin, Hoseok, dan Yoongi.
"Itu dirimu, Jungkook?" Tanya Jimin sambil berjalan menghampirinya. Namun seisi kelas masih belum mengalihkan pandangannya.
"T..tentu, Jim. Dan kenapa kalian semua menatapku begitu?" Tanya Jungkook yang mulai khawatir. Dia sudah melihat penampilannya. Tak ada yang salah. Bahkan Seokjin juga bilang jika Jungkook terlihat aneh hari ini.
"Manis sekali..." terdengar seorang yeoja berkata dari ujung kelas. Dan beberapa murid mengangguk setuju.
"A..aku?" Jungkook menunjuk dirinya sendiri.
"Kau terlihat sangat manis hari ini, Jungkook. Berbeda dari hari sebelumnya." Namjoon berkata sambil mendekati Jungkook.
"Perasaan wajahku tetap sama hari ini."
"Jungkook, kakimu sudah sembuh?" Taehyung bertanya dan setengah berteriak karena bangkunya yang berada di belakang.
Dan semua murid kembali berdecit. Mereka juga baru sadar jika Jungkook sudah tak memakai tongkat.
"Kakimu yang patah dapat sembuh dalam waktu beberapa hari? Ajaib sekali." Kini Hoseok juga berkata takjub.
"Apa jangan jangan ini salah satu reaksi Canis Minor? Pasalnya, begitu banyak yang berubah dari Jungkook. Tadi malam, aku mendengarnya berteriak kesakitan. Dan aku yakin jika Jungkook tak ingat apa apa hari ini." Ucap Taehyung dalam hati.
Jungkook hanya dapat tersenyum dan mengangguk ngangguk saat banyak yeoja maupun namja yang memujinya.
Fly away, Jungkook,.. Fly~~~
Dirinya begitu senang karena sekarang banyak yang menghargainya. Berbanding terbalik dari dahulu. Saat saat dimana dirinya menjadi bahan bullyan, menjadi bahan olokan. Namun hari ini, semua itu berubah menjadi pujian dan pengakuan.
Dan ini pun terjadi sejak kedatangan Taehyung.
Jungkook menghampiri namja yang bernotabene sebagai k.e.k.a.s.i.h kakanya itu dan duduk di bangkunya. Dan yah,, dia kembali merasakan sakit itu. Senyumnya luntur seketika saat Taehyung menyentuh bahunya.
"Kookie, kau tak apa apa?" Tanya Taehyung. Jungkook menoleh dengan perlahan.
"Maksudmu?" Jungkook balik bertanya.
"Huh. Apa kabar? Apa kau baik baik saja? Aku mengkhawatirkanmu semalam." Taehyung mengalihkan pandangannya. Jungkook lalu menunduk.
"Bukan urusanmu!" Jungkook menggebrak meja dan pergi dengan cepat. Seisi kelas otomatis menoleh. Sedangkan Taehyung menganga tak percaya.
"Kau kenapa, Kook?" Tanya Namjoon yang hanya dibalas delikan sinis dari Jungkook.
Taehyung menghela nafasnya dalam. Mencoba mencerna perlakuan Jungkook barusan. Jimin menghampirinya.
"Kau apakan anak itu, Tae?"
"Aku tak melakukan apa apa, Jim. Aku hanya menanyakan kabarnya. Dan mungkin reaksinya masih tersisa." Kalimat terakhir itu diucapkannya dalam hati.
.
.
.
Jungkook sendirian di dalam toilet. Menatap wajahnya lekat lekat di cermin wastafel. Nafasnya masih sedikit memburu."Kenapa aku bisa membentak Taehyung tadi? Apa yang aku lakukan? Tapi jujur, aku tak sadar melakukannya." Setetes cairan kristal jatuh bebas dari pelupuk matanya.
Dia harus segera kembali. Rasa bersalah kini menjalar dalam hatinya. Namun entah kenapa, setiap hal yang berkaitan dengan Taehyung itu selalu membuat hatinya sakit.
"Maafkan aku, Tae. Aku bodoh memang. Tapi jujur, aku tak sengaja membentakmu." Jungkook berjalan dengan begitu tergesa. Bel masuk sudah berbunyi sedari tadi.
Pasti Jung songsaenim akan memarahinya.
______________
TBCSee you,
Youngie
![](https://img.wattpad.com/cover/171046375-288-k698975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
خيال (فانتازيا)[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...