Halo readers!
Jangan lupa vomment ya..
Enjoy reading--
****
Saat di jalan, Taehyung mendapati pemandangan yang janggal.Seseorang terkapar.
"JUNGKOOK?!"
Dengan cepat, Taehyung berlari menghampiri tubuh Jungkook yang sedang terbaring lemah di trotoar.
Ini jalan umum. Tapi kenapa tak ada satu pun orang yang menolong Jungkook. Manusia bumi memang aneh.
Untung saja Taehyung memiliki kekuatan yang besar. Dia mengangkat tubuh Jungkook dan memasukannya pada mobilnya seorang diri.
Saat perjalanan, Taehyung tak henti hentinya mengkhawatirkan Jungkook. Meski pun hanya pingsan, tapi wajahnya begitu pucat.
"Demi Tuhan, Kookie bangunlah..."
"Kenapa aku bisa lalai begini?"
"Kookie,, bangun..."
"Semoga Kookie baik baik saja."
Taehyung menghela nafasnya panjang. Tak terasa, matanya berkaca kaca hingga air mata terjun bebas menerjang pipi tirus Taehyung.
"Maafkan aku karena tak dapat menjagamu.."
"Tolonglah, aku sangat mengkhawatirkanmu..."
"Jangan biarkan aku gagal,Jungkook"
Mereka telah sampai. Dengan cepat, Taehyung membopong tubuh Jungkook masuk ke rumahnya. Untung saja hanya ada Jennie di dalam. Entah apa nasib Taehyung jika Baekhyun juga ada di sana.
"Jungkook!" Jennie menghampirinya dengan cepat. Dirinya begitu panik.
"Jennie-ssi, aku menemukan Jungkook pingsan di jalan. Jadi, aku memutuskan membawanya kemari." Taehyung masih menggendong Jungkook.
"Baiklah,terima kasih. Bawa Jungkook ke kamarnya." Taehyung pun mengikuti Jennie dengan cepat. Lalu menidurkan Jungkook di tempat tidurnya.
Dengan berlinang air mata, Taehyung mengusap lembut kepala Jungkook. Sebuah senyum terulas dari bibir Taehyung,
"Maafkan aku karena tak dapat menjagamu,Kook. Aku menyesal telah membiarkanmu pulang sendiri. Aku tak akan melakukan kesalahan untuk kedua kalinya. Memang baru beberapa hari aku mengenalmu, tapi aku menyayangimu. Aku harus bisa membuat dirimu bahagia, Kookie. Sudah cukup dirimu mendapat kesedihan selama ini."
Jennie datang membawakan minyak kayu putih. Dia membalurkannya pada leher dan dada Jungkook. Berharap adiknya bisa cepat sadar.
"Jennie-ssi, apa Jungkook sakit?" Tanya Taehyung yang masih duduk di sebelah ranjang Jungkook.
"Aku pun tak tahu. Tapi kemarin dia baik baik saja." Jennie menatap sayu adiknya yang masih belum sadar. "Terima kasih sudah mengantarkan Jungkook kemari,Taehyung. Entah apa jadinya bila kau tak ada." Jennie tersenyum ramah. Terlihat jika matanya sedikit berbinar.
Taehyung hanya mengangguk sambil mengucap sama sama. Jennie kemudian pergi meninggalkan Taehyung.
Namja bermata hazel itu melipat tangannya, lalu menyembunyikan kepalanya di dalam lipatan tersebut. Dia tertidur.
Sementara itu, ternyata Jungkook sudah sadar sedari tadi. Dia mendengarkan apa yang di ucapkan Taehyung dan Jennie. Namja itu membuka matanya, dia tersenyum tatkala melihat Taehyung sedang tidur di dekatnya.
Jungkook mengusap rambut coklat Taehyung dengan lembut. Senyumnya tak henti terukir.
"Taetae, terima kasih sudah menolongku. Tadi aku begitu pusing, hingga tak sadar sebuah kegelapan menyelimuti kedua mataku. Lalu aku terbangun dan sudah berada di sini. Aku bersyukur memiliki teman sepertimu. Tapi kau begitu di kagumi banyak orang di sekolah, sedangkan aku hanyalah bahan bullyan mereka. Aku tak mau jika dirimu malu karena memiliki seorang teman seperti diriku. Aku juga sadar jika aku ini kekanakan, mudah terbawa perasaan, dan mudah menangis. Aku selalu sadar itu. Tapi begitu sulit untuk mengubah sikap diriku ini. Aku tak tahu harus bagaimana, tapi masa saja jika aku harus diam.
Kau orang baik,Taehyung. Kau yang terbaik dari semua orang yang aku kenal. Kau belum pernah menyakitiku dan aku harap tak akan pernah. Meski terkadang, fikiran pengkhayalmu itu membuatku kesal. Aku baru tahu jika kau begitu pintar,Taehyung. Di balik sikapmu yang kadang tak kumengerti, kau memiliki segalanya. Otak cerdas, kekayaan, terkadang aku iri pada dirimu,Tae.
Tapi kau memiliki segudang misteri dari balik tatapan elangmu itu. Aku dapat membacanya. Seringkali ucapanmu terpeleset, aku selalu berfikir bahwa itu hanya khayalanmu saja, tapi lama lama aku aneh juga. Kau pernah keceplosan dan berkata bahwa kau berasal dari bintang. Aku tak percaya, tapi entah kenapa, aku jadi punya suatu keyakinan bahwa kau benar benar dari bintang. Secara, margamu saja seperti nama rasi bintang. Lyra.
Kau juga pernah keceplosan bahwa dirimu belum pernah sekolah di bumi. Aku tak percaya, tapi saat mendengar nama sekolahmu dahulu, aku merasa heran. Aku mencari di google, kota Vega dan sekolahmu itu, tapi hasil pencariannya nihil. Tolong jujur padaku Taehyung. Tapi entahlah, aku juga belum sepenuhnya yakin terhadap hal itu. Aku selalu mencoba mengeyahkan fikiran itu dari otakku. Selalu berusaha.
Sekali lagi, terima kasih karena sudah membuatku tertawa. Aku menyayangimu, Tae."
Jungkook menitikan air matanya sesaat setelah mengatakan hal itu di dalam hatinya.
Kepala Taehyung bergerak. Membuat tangan Jungkook segera menghindar. Dia bangun rupanya.
"Kookie!" Taehyung tersenyum begitu ceria melihat sahabatnya sudah sadar.
"Kau kenapa tadi?! Astaga, aku sangat mengkhawatirkanmu. Aku menawarkan untuk mengantarmu pulang,tapi kau menolaknya. Jadi begini kan?" Taehyung menghujani Jungkook dengan perkataannya.
"Iya. Maafkan aku." Jawab Jungkook sambil terkekeh melihat ekspresi Taehyung.
"Kau kenapa tertawa? Mentertawakanku?"
"Yaps! Ekspresimu sangat lucu! Kau berlebihan,Tae." Jungkook bangkit dan menyandarkan tubuhnya.
"Aku tak berlebihan! Pokoknya, besok aku akan mengantarkanmu pulang pergi. Tak ada penolakan." Taehyung mempoutkan bibirnya.
"Bagaimana kata orang nanti, Tae?" Jungkook menghadapkan tubuhnya dengan Taehyung.
"Mereka seperti itu karena sikapmu, Kook. Jujur saja, kau ini menggemaskan. Pasti banyak yang ingin berteman denganmu." Jungkook menunduk. Yang di ucapkan Taehyung benar. Dia terlalu kekanakan.
"Aku bukan memojokanmu, Kookie. Tapi aku menyayangimu, aku tak mau melihatmu di sakiti seperti tadi lagi." Taehyung menatap mata Jungkook dengan tajam. Membuat sang empu tak sanggup menatap balik.
"Lalu aku harus bagaimana?" Suara Jungkook bergetar.
Dia menangis.
Taehyung berdecik. Kenapa anak ini mudah sekali menangis?
"Tolong jangan menangis. Aku akan membantumu,Kook." Taehyung tersenyum sambil mengangguk.
Jungkook mendongkakkan wajahnya. "Benarkah?" Dia terdengar begitu ceria. Taehyung hanya mengangguk mantap sebagai jawaban.
Tanpa sadar, Jungkook memeluk tubuh Taehyung dengan sangat erat. Taehyung juga membalas pelukan itu dengan hangat. Membuat Jungkook merasa nyaman dengannya.
"Pelukan Taehyung begitu hangat seperti pelukan eomma dahulu. Aku merasa eomma sudah kembali. Aku menyayangimu,Taehyung." Ucap batin Jungkook lirih.
"Jangan menangis lagi,Kook. Aku juga menyayangimu." Taehyung mengelus pucuk kepala Jungkook dengan gemas.
"Sekarang ganti bajumu, lalu ikut ke rumahku. Jika kau diizinkan, kau boleh menginap." Jungkook hanya mengangguk lalu tersenyum.
Dia meminta izin pada Jennie untuk menginap di rumah Taehyung. Untung saja diizinkan. Baekhyun dan Jin juga belum pulang dari kampus mereka.
Bersama Taehyung, Jungkook berjalan dengan senyuman.
Semoga selalu seperti ini.
TBC
See you,
Youngie
![](https://img.wattpad.com/cover/171046375-288-k698975.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Tears: Blessing-[VK] [END]
Fantasy[Completed] Genre: Drama, fantasy, thriller "Malam kematian, aku mendengar suara kesedihan itu." Taehyung adalah pangeran bintang yang ditugaskan untuk menghibur seorang manusia bumi. Dia datang dalam gelapnya malam, kesunyian yang menyelinap dalam...