Kasih tahu kalo ada typo!
***
Rio memasuki rumahnya dengan keadaan tubuh yang basah kuyup. Ia baru saja mengantarkan salah satu pacarnya sampai rumah. Namun, di tengah jalan, hujan mulai turun. Ia sendiri sudah tidak berniat untuk menepi dan berteduh di pinggir jalan. Akan tetapi ia terus menjalankan motornya dan membiarkan seragam yang ia kenakan basah.
"Loh, Clarisa mana?"
Rio menghentikan langkahnya dan menatap sang mama yang tampak datang menghampirinya dengan raut wajah bingung. "Clarisa mana?"
Rio berpikir sejenak sebelum pada akhirnya berucap, "Rio tadi kan pulang bawa temen, jadi Clarisa Rio biarin pulang sendirian. Lagipula kan Clarisa udah gede, juga punya hape, kan? Nah, hape itu bisa dipake buat pesen ojek online atau paling nggak minta bantuan temen gitu."
"Heh, Mama nggak nyuruh kamu begitu, ya? Mama suruh kamu bawa Clarisa berangkat sama pulang sekolah, bukannya malah ditinggal. Mungkin kalo nggak hujan Mama nggak akan semarah ini, tapi sekarang hujan Rio. Mama nggak mau tau, pokoknya Clarisa harus pulang. Nggak ada yang namanya dia nggak pulang."
"Clarisa udah pulanglah, Ma."
"Sok tau kamu. Cari sana, nanti kalo udah pulang Mama kabarin. Bawa mobilnya Papa aja daripada bawa motor," ujar mama Rio yang tampaknya tidak bisa diganggu gugat.
Kalau sudah seperti ini, Rio sudah tidak bisa berbuat apa-apa. Ucapan mamanya sudah mutlak, dan jika saja menolaknya sudah barang tentu ia akan mendapatkan amukan dari sang mama. Tanpa banyak bicara, Rio memilih untuk pergi. Pada akhirnya ia menyerahkan tasnya ke sang mama kemudian melangkah menuju garasi rumah.
Tidak sampai lama ia memanaskan mobil papanya. Segera ia menjalankan mobilnya dengan perlahan. Hujan kali ini begitu deras, sehingga cukup menjadi tantangan Rio untuk mencari Clarisa. Rio membawa mobil papanya menuju sekolah. Namun, ia tidak menemukan siapapun. Ia memasukkan mobilnya ke dalam area sekolah, berharap jika orang yang dicari berada di sana.
Saat Rio melewati parkiran guru, ia sudah tidak menemukan kendaraan, baik yang beroda dua maupun beroda empat. Ia menghentikan laju mobil di area parkir kelas 10 yang merupakan area paling dalam. Seketika saat itu pula keluarlah berbagai macam hewan di kebun binatang dari mulut Rio. Pria itu memukul setir mobil dan memutar balikkan mobil papanya itu.
Rio mulai melajukan mobil dengan perlahan keluar dari area sekolah. Bertepatan saat ia akan keluar dari area sekolah, ia melihat seorang satpam sekolah yang tampak baru saja masuk ke dalam pos satpam. Ia memberhentikan mobil kemudian keluar dan berlari menuju pos satpam dengan diiringi hujan deras yang menambahi basah seragamnya.
"Permisi, Pak. Di sekolah masih ada anak, nggak?"
Satpam itu berpikir sejenak kemudian menggeleng. "Nggak ada, semenjak hujan deras tadi, banyak anak yang malah nerjang hujan gitu aja. Dan tadi pas saya bantu nutupin pintu-pintu kelas, lab, sama perpus, nggak ada anak di dalam. Tapi nggak tahu kalo di dalam kamar mandi. Saya nggak sampe cek di sana," ujarnya.
"Bapak kenal sama Clarisa? Anak kelas 11 IPA 4, apa dia udah pulang?"
"Oh, Mbak Clarisa, kalau nggak salah dia tadi sama temennya di depan gerbang, cuman karena temennya udah pergi, dia juga ikut pergi. Nggak tau ke mana, yang jelas, biasanya dia dijemput sama keluarganya, tapi tadi saya lihat dia jalan kaki."
Ingatan Rio berputar. Ia ingat jika tadi ia sempat melihat Clarisa saat akan mengantarkan salah satu pacarnya. Ia lalu mengucapkan terima kasih dan kembali masuk ke mobil. Perlahan ia menjalankan mobilnya menuju tempat ia menurunkan Clarisa tadi pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...