Kasih tahu kalo ada typo!
***
Rio berjalan menuju UKS karena salah satu teman sekelasnya yang baru saja mendapatkan kesialan. Dua teman laki-lakinya berusaha menjahili Linda yang notabene-nya gebetan Bima. Keduanya berusaha untuk mengambil buku milik Linda lalu melempar-lemparkannya. Merasa kesal dengan tindakan itu, Bimapun bertindak. Cowok itu tanpa ampun memberikan beberapa bogeman ke dua orang itu. Alhasil sudut bibir mereka mengeluarkan darah. Dan jangan lupakan pipi dan perut mereka yang terasa ngilu karena bogeman dari Bima yang cukup kuat.
Tadi Bima hampir saja kehilangan kendali, beruntungnya Bima langsung ditarik oleh Linda untuk menjauh. Sedangkan dua orang yang menjahili Linda langsung diseret oleh Bara, sang ketua kelas. Bukan karena apa-apa, tugas dari ketua kelas adalah menjaga rakyat-rakyatnya untuk berperilaku damai. Selain itu ia juga mendapatkan tugas dari Bu Yunti, guru seni budaya, karena jamnya kosong, alhasil Baralah yang mengatur kondisi kelas.
Dan saat ini Rio mendapatkan utusan dari Bara untuk pergi ke UKS guna mengambil obat untuk mengobati luka dari dua orang temannya hasil bogeman dari Bima. Sebenarnya jika ditanya ikhlas atau tidak, Rio dengan lantang menjawab tidak. Yang berbuat salah siapa, yang mendapatkan tanggung jawab siapa, yang dibabu siapa. Mungkin seperti itu yang akan menjadi jawaban dari Rio jika mendapatkan pertanyaan.
Rio kini telah berada di depan pintu UKS. Ia mengernyit saat melihat kondisi UKS yang tampak sepi. Biasanya akan ada petugas UKS yang berjaga, atau jika tidak ada, akan ada beberapa siswa yang menjaga karena takut-takut akan ada yang sakit dan membutuhkan pertolongan segera. Tidak mau berpikir lebih jauh, Rio memutuskan untuk masuk. Ia mengernyit saat melihat seorang gadis yang tampak tertidur membelakanginya. Ia bergerak mendekat, ternyata Clarisa.
Kondisi gadis itu tidak bisa dikatakan baik. Bisa dilihat wajahnya yang sembab dan masih ada bekas air mata. Sekilas kejadian di kamar mandi melintas di otaknya. Ia menggeleng saat hati kecilnya merasakan kasihan kepada gadis itu. Ia melihat telapak tangan kanannya sendiri. Ia tadi sudah menampar Clarisa menggunakan tangannya ini. Ia menghela napas berat. Melihat gadis itu menangis sebenarnya tidak tega, tapi menurutnya, hal itulah balasan yang tepat untuk tindakan dari Clarisa.
Rio memutuskan untuk melangkah mendekati kotak P3K. Saat ia akan mengambil kotak itu, tanpa sengaja ia menjatuhkan sebuah wadah berisikan alat-alat tulis. Hal itu tentu menimbulkan suara yang cukup keras. Rio berdecak kemudian membereskan kekacauan yang ia perbuat. Setelahnya ia mengembalikannya ke tempat semula. Tangannya beralih mengambil kotak P3K, saat ia berbalik, ia mendapati Clarisa yang sudah terduduk dan menatapnya menggunakan mata sayunya.
"Rio."
Tubuh Rio menegang mendengar suara gadis itu. Ia kini bahkan dapat melihat dengan jelas mata gadis itu yang mulai berkaca-kaca. Lama-kelamaan terdengar isak tangis yang mampu membuat hati Rio seolah teriris. Namun, ia hanya terdiam. Hati kecilnya memintanya untuk mendekat guna menghapus air mata gadis itu lalu merengkuh tubuhnya., tapi mengingat kembali tindakan gadis itu membuat Rio kebingungan sendiri.
"Maaf, tapi lo salah paham."
Rio tersenyum miring. Salah paham kata Clarisa? Lalu bagaimana dengan tulisan gadis itu? Ia berdecak kemudian mendekati brankar yang ditempati Clarisa. Ia menatap gadis itu yang kini tengah menangis sesenggukan. Kini Clarisa tampak menunduk dengan wajah yang ditutupi menggunakan telapak tangannya. Gadis itu kembali menangis, dengan tangis pilunya.
"Lo pikir dengan lo nangis buat semuanya kembali seperti semula?"
Clarisa menatap Rio kemudian menggeleng perlahan. Ia berusaha menggapai lengan Rio, tapi langsung ditepis secara kasar oleh cowok itu. Ia mulai menghapus air matanya yang sudah mengalir di pipinya dengan kasar. Ia kembali menatap Rio yang kini tengah menatapnya dengan raut wajah datar. Ia ingin menjelaskan bahwasanya ia belum melakukan tantangan dari Cika, tapi ia rasa Rio sudah tidak akan percaya. Apalagi ia sudah dicap buruk oleh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...