Kasih tahu kalo ada typo!
***
Rio benar-benar tidak paham dengan jalan pikiran kedua orang tuanya. Selasa malam ini rencananya ia akan mengerjakan PR biologi miliknya yang kurang 2 nomor yang belum selesai ia kerjakan, akan tetapi ia malah diseret untuk pergi bersama ke rumah Clarisa. Ia benar-benar heran dengan mamanya, wanita paruh baya itu sangatlah fanatik terhadap seorang Clarisa. Harus Rio akui, semakin ke sini, topik pembicaraan mamanya jika hanya berdua dengannya lebih sering menceritakan mengenai Clarisa.
Rio memandang rumah di hadapannya ini dengan saksama. Ia menghela napas pelan kemudian menyusul langkah kedua orang tuanya yang sudah beberapa langkah di depannya. Ia berdiri di belakang mamanya yang tampak sibuk dengan tas selempangnya yang berada di pundak kiri. Di tangan kanannya terdapat bingkisan berupa buah. Tadi saat masih berada di dalam mobil, Rio mendapatkan sebuah cerita jika mama Clarisa hari ini sedang sakit. Kejadiannya tadi siang, dan cukup mendadak.
Setelah papa Rio memencet bel, tak lama pintu terbuka dan menampilkan Clarisa yang datang untuk membukakan pintu. Pakaian rumah dengan warna merah itu sempat Rio lihat beberapa kali kala gadis itu menginap di rumahnya. Clarisa pernah memakai baju itu, dan mengapa pula Rio malah menghafalkan baju Clarisa? Gadis dengan rambut panjang itu mempersilakan keluarga Rio untuk masuk dengan senyuman ramahnya.
Rio berjalan mengikuti langkah Clarisa dan mamanya. Di sampingnya ada sang papa yang tampak mencuri dengar dari percakapan kedua perempuan di hadapan mereka. Keempat orang itu melangkah menuju kamar mama Clarisa. Suasananya begitu sepi. Saat pintu kamar terbuka, tampak mama Clarisa yang tengah duduk bersandar dengan makan disuapi oleh sang suami.
"Yaampun, kalian dapet kabar dari mana aku sakit?"
Rahma—mama Rio— mengambil tempat di samping papa Clarisa, tapi sebelumnya ia menaruh bingkisan yang ia bawa di atas nakas. Wanita paruh baya itu tampak tersenyum kecil dan mengambil alih mangkuk yang sedari tadi dibawa oleh papa Clarisa karena pria itu secara tiba-tiba menyerahkan kepadanya.
"Nggak penting aku dapet dari mana."
Ucapan keduanya terus berlanjut hingga membuat dua orang pria paruh baya dan Rio memutuskan untuk berpindah ke ruang tamu membiarkan para perempuan itu untuk berbincang-bincang. Sedangkan Clarisa memutuskan melangkah menuju dapur untuk membuatkan para tamunya minuman, dan mungkin mengambilkan makanan ringan yang disiapkan oleh keluarganya jika kedatangan tamu.
Clarisa lebih dulu memutuskan mengantarkan minuman ke kamar mamanya karena mama Rio masih berada di sana. Entah apa yang diperbincangkan oleh kedua wanita paruh baya itu hingga mereka tampak masih betah berada di kamar, yang seolah tidak kehabisan topik pembicaraan. Setelahnya ia memutuskan untuk pergi ke ruang tamu, para pria tampak berbincang-bincang santai dengan Rio sebagai pendengar yang baik di antara mereka.
"Loh, makasih loh, Ris. Jadi ngerepotin kalau begini." Begitulah respon yang keluar dari mulut Adam—papa Rio—ketika Clarisa datang dan menyuguhkan minuman untuk ketiga orang laki-laki itu. Clarisa hanya menjawabnya dengan anggukan dan senyum kecil kemudian gadis itu berlalu ke dapur.
Clarisa duduk di bangku meja makan. Jarak antara ruang tamu dan ruang makan memang tidak begitu dekat, hanya saja suara dari percakapan para ayah itu masih terdengar dengan jelas di telinga Clarisa. Gadis itu mengeluarkan ponselnya saat merasakan ada getaran. Ia pikir ada pesan penting yang masuk, ternyata hanya pesan dari grup kelasnya yang berisi percakapan biasa.
Suara langkah kaki membuat Clarisa mengalihkan atensinya. Ia cukup terkejut kala Rio malah datang menghampirinya dengan segelas minuman yang ia sajikan tadi. Cowok itu mengambil tempat di sampingnya. Benar-benar di sampingnya. Clarisa tidak bisa mengalihkan perhatiannya dari Rio ke arah lain. Ia bahkan selama beberapa detik sempat lupa caranya untuk bernapas karena ini untuk pertama kalinya setelah masalah itu Rio dan dirinya bisa sedekat ini lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...