Permintaan Linda

32K 761 42
                                    

Kasih tahu kalo ada typo!

***

Clarisa kira Rio akan melupakan kejadian tadi malam. Seolah tak terjadi apa-apa, dan jika berhadapan, keduanya akan saling diam, atau mungkin lebih tepatnya saling tidak melihat. Namun, itu tidak terjadi. Tadi saat Clarisa dan Rio berpas-pasan, Rio tersenyum kecil. Mendapatkan kejutan luar biasa itu, Clarisa bahkan sempat bingung dibuatnya. Hingga balasan senyuman pada akhirnya menjadi jalan ninja bagi gadis itu.

Kejadian super mendadak itu terjadi ketika Clarisa melewati depan tempat parkir, ia yang berjalan sendiri mendapati Rio yang baru saja keluar dari daerah parkiran kelas 11. Cowok itu melihatnya sebentar kemudian tersenyum begitu saja. Siapa yang tidak kaget dengan perbuatan dari seorang Rio Mahesa, Clarisa bahkan setelah pergi sedikit jauh dari tempat kejadian tidak bisa menyembunyikan senyuman lebarnya.

Clarisa bahkan melangkah dengan sedikit tergesa-gesa menuju kelasnya guna melihat nomor Rio, apakah cowok itu sudah tidak memblokir nomornya lagi. Namun, senyum yang sedari tadi masih cerah itu langsung pudar begitu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Cowok itu masih memblokir nomornya, bahkan media sosial miliknya juga. Ia menghela napas pelan kemudian menaruh benda pipih itu ke meja dengan tidak minat.

Beberapa anak di kelasnya mulai masuk dan menempati posisi mereka masing-masing. Termasuk Abraham yang datang dengan senyum andalannya. Cowok itu menaruh tas miliknya kemudian berjalan menghampiri Clarisa. Tangannya kemudian terulur dan menyentuh puncak kepala milik gadis itu.

"Ada apa? Lagi ada masalah?"

Clarisa menggeleng kemudian menurunkan tangan Abraham yang berada di atas kepalanya karena ia merasa sedikit keberatan. Tak lama, Abraham langsung duduk di sampingnya dan menatap lurus ke arahnya. Jujur, Clarisa tidak nyaman dengan semua perbuatan yang Abraham buat pagi ini. Cowok itu kemudian tampak tidak peduli, dan memainkan ponselnya tanpa mempedulikan tatapan dari Clarisa.

Dengan berat hati, Clarisa membiarkan Abraham berada di bangku Cika. Mungkin nanti yang dapat mengusir cowok ini hanya sabahatnya itu. Apalagi kemungkinan Cika sudah tidak lama lagi tiba di kelas, tinggal menunggu waktu mainnya saja.

Memang benar apa yang Clarisa pikirkan, Cika tiba dan langsung mengusir Abraham yang tampak duduk manis di bangkunya. Gadis itu kemudian duduk dan mengeluarkan ponsel dari dalam saku seragamnya. Namun, baru saja ia menyalakannya, ia langsung beringsut mendekati Clarisa hingga lengan mereka saling menempel.

"Abraham tadi kenapa lagi sama lo?" tanya Cika dengan suara berbisik.

"Tadi sempet ngelihatin doang, terus tiba-tiba main hape tanpa ngomong apa-apa," jelas Clarisa dengan suara pelan juga.

Cika mengangguk paham kemudian menjauhkan tubuhnya dari Clarisa. Gadis itu kemudian memainkan ponselnya seolah tak ada sesuatu yang terjadi. Clarisa menghela napas pelan, ia kemudian meminta izin kepada Cika untuk pergi ke kamar mandi. Masih sekitar 10 menit lagi untuk bel masuk berbunyi, oleh sebab itu Clarisa memutuskan untuk pergi.

Belum sempat Clarisa memasuki area kamar mandi, seseorang tampak keluar. Keduanya sempat saling menatap sebelum pada akhirnya orang itu memutuskan untuk pergi. Bahkan Clarisa yang berjalan di pinggir dan memberi gadis itu akses yang lebar mendapatkan suatu hal yang mengejutkan. Gadis itu—Jessy—menabrak Clarisa hingga membuat tubuhnya sedikit oleng. Namun, beruntungnya Clarisa dengan cepat menjaga keseimbangan dan menatap punggung Jessy yang kian menjauh dengan raut wajah kebingungan.

Tidak ingin berpikir terlalu lama dan mengambil hati, Clarisa memutuskan untuk masuk ke area kamar mandi perempuan. Meskipun dalam benak Clarisa yang terdalam masih memikirkan apa alasan Jessy berbuat demikian, seolah membencinya. Namun, ia tidak boleh berpikir terlalu jauh, karena bisa saja kejadian tadi tidak sengaja. Ia harus berpikiran positif kepada gadis itu.

CLARIO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang