Kasih tahu kalo ada typo!
***
Rio masuk ke area kantin. Ia tidak sendiri, ada Bima dan Bara yang juga ikut bersamanya. Ia tidak begitu paham mengapa ketua OSIS itu pergi ke kantin bersama dengannya dan Bima. Padahal, biasanya cowok itu akan pergi ke ruang OSIS sebentar baru setelahnya akan pergi ke kantin. Matanya menelusuri ke arah kantin yang penuh dengan lautan murid yang berjalan keluar-masuk.
Baru saja ia melangkah ke arah meja yang tampak kosong. Bima malah menghentikan langkahnya dan berjalan ke arah yang tidak ia ketahui ke arah mana. Namun, ia tetap mengikuti langkah kawannya itu bersama dengan Bara. Langkahnya mulai melambat saat mengetahui ke arah mana Bima membawanya. Harusnya ia mulai sekarang lebih berhati-hati dengan Bima. Ia harusnya curiga dengan cowok berwajah imut itu. Ada meja kosong dan jelas lebih dekat dengan pintu masuk dan lebih dekat jika akan membeli sesuatu. Namun, Bima malah pergi ke tempat yang lebih jauh.
Bima membawa Rio ke arah Clarisa. Ia berhenti dan menatap ke arah Bima yang duduk di sebelah Linda. Pundak kanannya ditepuk, ia melihat ke arah Bara yang tampak bingung menatapnya. Ia hanya tersenyum kecil dan menyuruh Bara untuk berjalan lebih dulu. Rio mengambil tempat di samping Bima dan menghadap langsung ke arah Bara yang duduk di samping Cika.
"Lo berdua kenapa baru keluar?"
Rio memilih untuk diam. Ia tadi sempat melihat ke arah Clarisa yang tampak sedikit bingung dengan kehadirannya. Gadis itu tampak diam dan memilih untuk menatap ke arah lain asalkan tidak mengarah padanya. Ia juga memilih untuk tidak mengurusnya dan malah menyuruh Linda untuk memesankan makanan dan minuman untuknya, Bima, dan Bara.
Linda telah pergi tanpa mendapatkan jawaban yang jelas dari ketiga pemuda itu. Ia pergi untuk memesankan mereka makanan. Meja mereka hanya terisi suara Bara yang tampak berbicara melalui sambungan telepon membahas kegiatan OSIS. Sedangkan yang lainnya memilih untuk diam sembari mendengarkan suara Bara yang kadang menghilang karena suara sekitar yang terdengar lebih besar karena suara teriakan dan suara tawa yang lebih mendominasi di saat jam istirahat seperti saat ini.
Tidak butuh waktu lama bagi Linda untuk kembali ke meja dengan nampan di tangannya berisi tiga mangkuk mie ayam dan diikuti oleh seorang perempuan paruh baya yang membawa tiga gelas minuman. Gadis itu berterima kasih kepada Mbak Puji, wanita yang membantunya tadi.
Clarisa yang tadinya mengalihkan pandangannya pada hal lain langsung melihat interaksi antara Linda dengan ketiga pemuda yang berada satu meja bersamanya. Dari yang terlihat saat ini, Rio tampak masih mencoba tidak mengikuti arah pembicaraan di meja ini. Meskipun pembicaraan hanya diisi oleh Bima, Bara, serta Linda yang kadang berbicara jika baru ditanyai.
"Lo mah enak jadi ketua OSIS, dipandang baik sama guru-guru. Kalo ada salah di kelas, cuman lo yang dikecualikan. Anak emas emang lo." Suara Bima menjadi pusat suara dari keenam orang yang berada di meja itu.
Tawaan Bara menyusul setelah Bima menyelesaikan kalimatnya. Cowok itu tersenyum kecil kemudian mengaduk mie ayamnya. Bara memang dikenal sebagai anak kesayangan para guru dan salah satu murid andalan para siswa-siswi. Bahkan para murid sekelasnya menganggap jika Bara adalah orang dalam berkedok murid karena selalu mengetahui segala masalah sekolah.
"Ya nggak sampe separah itu kali." Bara menjawab ucapan Bima karena merasa ucapan Bima tidak begitu tepat.
Pembicaraan terus berlanjut dan berhenti ketika seorang gadis datang sembari membawa beberapa lembar kertas dan sebuah buku yang tampak penuh dengan coretan. Bara meminta izin sebentar untuk berbicara penting dengan seorang adik kelas yang termasuk anggota OSIS tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...