Kasih tahu kalo ada typo!
***
Clarisa pikir, akhir-akhir ini semuanya menjadi sedikit berbeda. Setelah mendapatkan cerita mengenai masalahnya dengan Rio. Cika menjadi terlalu baik kepadanya. Dan karena hal itulah, Clarisa seringkali meminta pada sahabatnya itu untuk bersikap biasa saja. Ia bahkan sering berpikir jika Cika menjadi berlebihan. Kemarin juga, ada hal yang aneh yang ia dapati. Rio bersikap aneh. Dan hari ini, Abraham juga bersikap sedikit mencurigakan.
Memang biasanya Abraham bersikap baik dan manis padanya. Hanya saja entah hanya dirinya saja atau yang lain merasa demikian, Abraham tampak sedikit berbeda. Cowok itu saat Clarisa baru datang, ia menyapanya dan mengantarkannya hingga Clarisa duduk di bangkunya. Awalnya Clarisa bersikap biasa saja, akan tetapi keanehan tetap berlanjut. Saat Clarisa bangkit untuk membangun sampah dan hampir terjatuh, cowok itu datang dan menanyai apakah ia tidak apa-apa dan apa perlu untuk pergi ke UKS.
Masih ada waktu sekitar 5 menit lagi untuk masuk. Clarisa melihat sekeliling kelasnya, kebanyakan adalah anak perempuan. Cika juga belum datang, entah apa yang diperbuat oleh gadis itu hingga belum datang padahal bel sudah hampir berbunyi. Ia lalu menatap ke arah Abraham. Cowok itu juga tengah memperhatikannya. Ia tersenyum kecil dan menatap ke depan kembali. Ada apa dengan cowok itu sebenarnya? Bahkan anak laki-laki di kelasnya sedang berkumpul di depan kelas, sedang yang ada di dalam hanya ada dua orang. Yakni Abraham dan seorang anak lagi yang tampak tertidur di pojok kelas.
"Gue kira tadi gue terlambat."
Clarisa menoleh saat mendengar suara Cika. Ia mendengus mendengar ucapan dari sahabatnya. Cika ini memang jarang sekali terlambat, akan tetapi jika sekali saja ia telat, bel masuk sudah berbunyi setengah jam saja ia baru datang. Dulu saat Cika berbuat demikian, Clarisa kebingungan kemana perginya. Namun, Cika datang dan mengatakan jika mobil yang dikendarai oleh supirnya mogok.
"Kenapa lagi telat?"
Cika tampak mengangkat tangannya dan menampakkan telapak tangannya. Clarisa mengerti, sahabatnya itu memintanya untuk menunggu sebentar. Tampak Cika mengambil air mineralnya dan meminum hingga beberapa teguk. Tangannya kemudian mengusap keringat yang seolah mengalir di keningnya. Napasnya tidak teratur, dan Clarisa dapat menyimpulkan jika sahabatnya itu harus berlari untuk sampai ke sini.
"Gue telat bangun, Dika juga. Papa gue lagi nggak ada di rumah, jadi nggak ada yang ngebangunin." Cika menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi sebelum Clarisa bertanya.
Clarisa diam dan menyimak kalimat yang terus keluar dari mulut sahabatnya. Meskipun mulai bosan dengan topik obrolan Cika, ia berusaha menjadi pendengar yang baik. Kawannya itu kini butuh didengarkan, karena ia tau jika ia memotong ucapan dari Cika, maka yang terjadi adalah sakit hati. Ia pernah merasakannya, oleh sebab itu ia lebih baik mendengarkan walaupun kadang ia tidak paham ke arah mana tujuan dari obrolan ini.
Bel masuk berbunyi. Hari ini adalah hari selasa, yang dapat dipastikan jika jam pertama adalah pelajaran Penjaskes. Kemarin, Pak Yudha sempat menginformasikan jika jam kali ini akan digunakan untuk materi, jadi tidak perlu membawa baju olahraga. Tentu ini adalah berita menggembirakan untuk anak-anak macam Clarisa yang hampir di setiap kesempatan merasa malas untuk berolahraga.
Sekitar 5 menit bel berbunyi, Pak Yudha datang dengan tas merah punggung kebanggaannya. Pria berumur tiga puluhan itu tersenyum dan mengucapkan salam yang biasanya ia serukan saat akan memulai pembelajaran. Ia kemudian menyuruh salah satu anak untuk memimpin doa dan memulai pembelajarannya.
"Baik, hari ini kita tidak ada praktik. Kita akan lebih banyak memahami materi. Setelah selesai dengan materi bola besar kemarin, kita pindah ke materi bola kecil. Buka bukunya dan kita belajar bersama tentang pengertian bola kecil dan jenis-jenis permainannya." Pak Yudha mengambil bukunya yang masih berada di dalam tas kemudian membukanya. Pria itu lalu mengambil spidol dan menulis di papan tulis mengenai materi yang akan ia ajar hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...