Prolog

192K 3.1K 40
                                    

Gadis dengan nama lengkap Clarisa Deviani itu berjalan dengan santai menuju kelasnya. Ia segera mengambil tempat di samping sahabatnya dan menaruh bukunya di atas meja. Ia mendekat ke Cika, sahabatnya. Seketika kedua sudut bibirnya tertarik ke atas lalu mengambil ponsel gadis itu dan mulai memainkannya.

"Clarisa, siniin hape gue."

Clarisa tertawa kemudian memberikan ponsel Cika ke sang pemilik. "Lo masih aja ngintilin kehidupan Kakak gue? Masih belum nyerah? Sebegitu cintanya lo sama dia?"

Cika mengangguk dan menatap pada foto Ciko, kakak Clarisa yang berada di ponselnya sembari tersenyum. Cintanya yang tidak dianggap oleh Ciko belum pernah membuat cintanya pada laki-laki yang saat ini berkuliah di Jogja itu pudar. Ia masih menyukai pria itu seperti saat masih SMP, lebih tepatnya pertemuan pertamanya dengan Ciko.

"Gue salut sama perjuangan lo."

Cika mengangguk kemudian menepuk dadanya seolah mendapatkan hal yang paling menakjubkan dalam hidupnya. "Iya dong, Cika. Nggak ada yang setabah Cika dalam menghadapi rumitnya masalah menunggu cinta," ucapnya kemudian tertawa.

Clarisa ikut tertawa kemudian menoleh saat mendengar suara keramaian dari luar. Ia segera melangkah mendekati kerumunan. Sangat terlihat dari raut wajahnya jika ia tengah kebingungan dengan hal yang terjadi di hadapannya. Segera ia mendekat ke seorang gadis dan menanyai gadis itu tentang apa yang terjadi di depan kelas.

"Oh itu, Rio abis nembak cewek kelas sini, Zaskia. Da cewek Rio, ya yang kemungkinan besar jadi mantan Rio selanjutnya. Gue jadi pengin pacaran sama Rio, ya walaupun cuman sebentar, kan bisa jadi nambahin ketenaran gue di sekolah ini."

Terdengar dengusan dari Clarisa. Gadis itu melangkah masuk ke kelas bibir yang cemberut. Ia kembali duduk di bangkunya dan menatap ke Cika yang masih fokus memainkan ponsel. Ia kemudian merebut ponsel sahabatnya itu lalu memasukkan benda pipih itu ke dalam sakunya.

"Cik, apa keistimewaan dari Rio? Kenapa cewek-cewek suka banget sama unta itu? Atau jangan-jangan lo juga suka lagi sama tuh cowok?"

Cika menatap Clarisa dengan raut wajah malas. "Mata lo kalo lihat Rio blur, ya? Dia itu ganteng, badannya juga bagus, otaknya juga jenius, ya walaupun kadang kalo dilihat-lihat masih ada beberapa cowok ganteng di sekolah ini, tapi Rio termasuk terkenal di sekolah ini. Buka mata lo Clarisa, lo harus buka selebar-lebarnya."

Clarisa berdecak tidak suka dengan penuturan dari Cika. "Dia jelek. Jelek banget kayak pantat ayam. Lo tau kan kalo Rio itu saingan gue, berusaha ngalahin jumlah mantan dia. Ck, lo mah gitu, nggak setia kawan sama gue."

"Yaudah gini, gue punya tantangan buat lo. Lo harus buat Rio jatuh cinta sama lo. Kan lo tahu, jumlah antara mantan lo sama mantan Rio itu jauh banget. Jadi mungkin buat bisa ngalahin Rio cuma ada satu cara, yaitu buat Rio jatuh cinta. Ajak dia pacaran, terus putusin, deh. Gampang, kan?"

***

Maaf buat yang baru baca tiba-tiba ceritanya ganti. Aku ubah karena ceritanya emang kurang memuaskan. Yang jelas, aku bakalan sedikit merubah cerita ini biar nggak berlebihan, juga nggak buat kalian mulek atau apapun itu. Pokoknya, doain aja supaya hal kayak gitu bisa aku lakuin. Aku nggak mau hapus komentar-komentar yang udah ada di sini, itung-itung nambah komen dan supaya yang baru saja baca bisa tahu gimana komentar kocak atau komentar jahat, kalo nemu sih, wkwk.

Buat yang punya Instagram bisa follow Instagram aku @dicosuuu.

Makasih buat yang mau baca cerita ini lagi atau mau mampir ke cerita gaje ini. Setuju nggak kalo aku fokus aja sama cerita ini? Yang setuju boleh kok komentar. Oh ya, aku tunggu partisipasi kalian buat cerita ini dengan cara vote dan komen. Boleh kok kalo cerita ini kalian bagiin ke teman-teman, rekan kerja, belajar atau apapun itu.

Makasih😊

CLARIO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang