Kasih tahu kalo ada typo!
***
Rio mengetuk pintu kamar Clarisa kemudian membuka pintu bercat putih itu dengan perlahan. Ia melangkah dengan perlahan masuk ke dalam kamar tamu itu dengan manik matanya yang tertuju pada Clarisa yang tampak seperti kedinginan. Ia menarik sebuah kursi kemudian menaruhnya supaya bisa menatap Clarisa yang kini tengah memejamkan mata.
Perlahan tangannya terulur untuk menyentuh kening Clarisa. Ternyata gadis itu memang demam. Ia segera bangkit dan berjalan turun. Ia berhenti di dapur dan membuka sebuah almari. Dirinya tau jika ia kini menjadi pandangan utama kedua orang tuanya. Namun, ia sekarang ingin menebus kesalahannya dengan merawat Clarisa dengan benar. Kali ini ia mengambil baskom dan mengisinya dengan air hangat serta mengambil kain untuk mengompres Clarisa.
Di kamar Clarisa, Rio mulai mencelupkan kain kering itu ke dalam baskom. Setelahnya ia memeras kain itu lalu menaruhnya di kening Clarisa. Tampak gadis itu merasa tidak nyaman dengan tindakannya. Namun, ia memilih untuk membiarkannya dan memilih untuk menatap wajah pucat Clarisa.
""Gue minta maaf buat yang kemarin," ucap Rio lirih.
Rio menarik selimut tebal Clarisa hingga membuat gadis itu membuka matanya. Gadis itu hendak protes, hanya saja tampak diurungkan saat Rio mengganti selimut itu dengan selimut yang lebih tipis. Cowok itu kemudian duduk di tempatnya semula kemudian kembali menatap wajah pucat Clarisa. Jika dilihat-lihat, Clarisa memang memiliki wajah tirus, yang mungkin menjadi impian banyak wanita. Ditambah, ia akui jika Clarisa tampak cantik walau tanpa make up sekalipun.
Tok-tok
Rio menoleh pada pintu kamar Clarisa. Ia segera bangkit dan membuka pintu tersebut. Ternyata mamanya, wanita itu datang dengan membawa semangkuk bubur hangat untuk Clarisa. Rahma berjalan mendekati Clarisa dan diikuti oleh Rio di belakangnya. Tampak wanita itu menaruh mangkuk di atas meja kemudian mengusap kepala Clarisa dengan lembut.
"Clarisa, sarapan, ya? Buburnya udah mateng, tuh. Ayo bangun."
Perlahan mata Clarisa mulai terbuka. Gadis itu kemudian menggeleng dan mengeratkan tangannya untuk mencekal selimut. Melihat hal itu membuat mama Rio menarik napas panjang. Wanita berumur awal empat puluhan itu tidak menyerah. Ia lalu mengusap lembut pipi Clarisa hingga membuat gadis itu kembali membuka matanya.
"Sarapan, ya? Biar sehat lagi, Tante tau kok kalo kamu makan pasti rasanya pahit. Kamu nggak mau kan kalo pas nanti Mama kamu pulang dan lihat kamu sakit begini?"
Perlahan Clarisa mulai luluh. Gadis itu kemudian menyingkirkan selimut yang ia pakai hingga menampilkan celana pendek selutut serta kaos oblong yang dikenakannya. Ia bersandar dan menatap mama Rio yang tampak tersenyum sumringah. Wanita itu kemudian merapikan rambut Clarisa yang tampak berantakan lalu mengambil mangkuk bubur dan menyerahkannya ke Rio.
"Makannya disuapin sama Rio, ya? Tante mau beres-beres dulu di bawah."
Clarisa mengangguk perlahan dan menatap kepergian dari mama Rio. Setelahnya ia menatap cowok di sampingnya yang tampak juga tengah memerhatikan dirinya. Tangannya bergerak ke arah mulut seolah minta untuk disuapi. Paham dengan maksud dari Clarisa, Rio kemudian mengambil satu sendok bubur dan menyerahkannya ke gadis itu. Setelah satu sendok Clarisa masuk ke dalam mulut, saat itu pula tampak gadis itu mengibas-ngibaskan tangan ke arah mulutnya.
"Panas, Ris?" tanya Rio yang mendapatkan anggukan dari Clarisa. Cowok itu kemudian tertawa dan menyuruh Clarisa untuk menelan bubur itu dengan perlahan. "Abis ini gue tiup, biar lo nggak kepanasan, oke?"
Clarisa mengangguk dan menunggu Rio yang tampak meniup bubur untuknya dengan perlahan. Setelah beberapa tiupan, Clarisa mulai menerima uluran bubur dari Rio meskipun ia harus mengecap ujung sendok untuk memastikan jika buburnya tidak terlalu panas, baru setelahnya ia memakan semua bubur yang ada di sendok. Sangat tidak lucu jika Rio secara tiba-tiba menjahilinya di saat ia sakit seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...