Kasih tahu kalo ada typo!
***
Perbincangan yang cukup singkat di saat istirahat tadi tidak membuat Clarisa berkeinginan untuk bertemu dengan Rio dan mulai berbicara secara empat mata. Clarisa masih sama, masih pecundang. Ia berpikir begitu keras, bingung harus memulai dari mana jika ia mengajak Rio untuk berbicang. Rasanya masih sungkan, meskipun Jessy berkata jika ia tidak akan ikut campur lagi dengan hubungannya dan Rio.
Rio sendiri juga tidak berusaha untuk menghubunginya meskipun ia tau jika Rio sedang khawatir terhadap dirinya. Ia tau dari cerita Cika saat ia tiba di sekolah tadi pagi dan berlanjut dengan pesan Bima yang tiba-tiba bertanya bagaimana kondisinya padahal ia tidak sakit sama sekali, pemuda itu juga menambahkan jika Rio saat ini sedang khawatir.
Setelah makan malam tadi, seolah menjadikan Clarisa tidak bisa berkata-kata kepada mamanya sendiri. Ia diajak keluar dengan alasan menemaninya tanpa diberi alasan lebih jauh. Mau tak mau ia mengikuti apa yang diminta oleh mamanya sebab saat itu papanya belum pulang karena urusan yang tidak dapat ditinggalkan. Sehingga di sinilah Clarisa sekarang, terdampar di rumah Rio. Ya, rumah Rio. Rumah pemuda itu, sosok yang berusaha mati-matian ia hindari sedari sekolah tadi.
Clarisa turun dari motor kemudian menyerahkan helmnya pada sang mama. Ia masih berusaha mencerna. Matanya menatap pintu rumah Rio, padahal ia belum masuk dan bertemu dengan Rio, tapi entah kenapa ia sudah panas-dingin sendiri.
"Liatin apa sih, Ris? Kamu mau masuk apa nggak?"
Seketika Clarisa menoleh setelah mendengar mamanya bertanya demikian. Ia kemudian mengangguk kaku lalu mengikuti langkah kaki mamanya. Baru saja keduanya melangkah, pintu utama sudah terbuka dan tampak seorang laki-laki paruh baya mucul. Ia tersenyum lebar, seolah menyambut kedua perempuan beda generasi tersebut.
"Kukira siapa yang dateng, mana Ade?" tanya Adam sembari melangkah mendekat dengan kepala menoleh ke kiri dan kanan seolah mencari sosok yang ia cari.
"Belum pulang, makanya yang dibawa Clarisa. Katanya Rahma sakit, gimana keadaannya sekarang?"
Sembari mendengar perbincangan keduanya, mata Clarisa berusaha mengintip ke dalam rumah. Ia sangat berharap semoga Rio tidak ada di rumah. Walaupun ia tau kalaupun pemuda itu di rumah, ia tidak mesti harus berbicara dengannya, kan? Ia sendiri bahkan lupa kalau ternyata orang tuanya dan orang tua Rio berteman dekat, yang bisa saja memungkinkan untuk dirinya dan Rio bertemu lebih sering bila di luar sekolah.
Kini Clarisa dan mamanya memasuki kamar untuk melihat kondisi dari Rahma—mama Rio—yang tampak berbaring. Wanita itu terlihat tersenyum melihat siapa yang datang mengunjunginya. Meskipun wajahnya tampak pucat, harus Clarisa akui jika wanita paruh baya itu tampak cantik.
"Clarisa ada di sini, tapi Rio lagi keluar. Dia tadi keluar habis makan malam, nggak papa kan, Ris?"
Clarisa mengangguk kemudian tersenyum. Ia malah senang dengan tidak hadirnya Rio sekarang dan berharap pemuda itu pulang larut, sehingga mereka tidak bertemu. Berbicara soal pemuda itu, ia sedikit rindu dengan perdebatan yang dulu sering mereka lakukan jika bertemu. Namun, sekarang seolah menjadi khayalan saja, jika ia bertemu dengan Rio, sudah dapat dipastikan ia berusaha menghindar. Sepulang sekolah tadi ia juga melakukannya, menghindar dari Rio, bahkan ia yakin jika cowok itu tidak mengetahui keberadaannya di sekolah.
Perbincangan antara mamanya dan mama Rio cukup membosankan, bahkan Clarisa sempat beberapa kali menguap. Mungkin ini alasan Adam—papa Rio—memutuskan untuk pergi dengan alasan ingin merokok. Bahkan mendengar alasan itu, Clarisa sempat mengernyit heran, ia yakin selama dirinya tinggal di rumah ini, belum pernah sekalipun ia melihat pria itu merokok. Atau mungkin karena ia kebetulan saja tidak melihatnya melakukan itu, entahlah, Clarisa tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...