Kasih tahu kalo ada typo!
***
"Sebelum deketin Rio harus punya akting yang bagus. Sebelum itu harus cari cara yang pas buat bisa deketin tuh cowok. Nah, maka dari itu gue cari cowok dulu buat uji coba. Dan ini adalah daftar cowok yang bakalan gue gebet. Cik, menurut lo yang cocok yang mana?"
Cika menatap Clarisa dengan raut wajah tidak bisa dideskripsikan. Ia kemudian meraih dengan ragu buku yang berada di tangan Clarisa kemudian membacanya. Ternyata di sana sudah cukup banyak nama-nama pria serta tanggal lahir dan alamat secara lengkap.
"Harus banget ya Ris buat ginian?"
Clarisa mengangguk cepat kemudian mengambil bukunya yang masih berada di tangan Cika. Ia mulai membacanya dan mulai mencari target baginya. Ia menemukan sebuah nama yang menurutnya tak asing. Ternyata seorang kakak kelas yang ia ketahui adalah mantan ketua basket yang bernama Juna.
"Cik, gimana kalo gue macarin Kak Juna? Kayaknya bagus, deh."
Cika menoleh kemudian menghembuskan napasnya. "Yakin lo, Ris? Pikir baik-baik, dong. Gue nggak mau lo terlalu berlebihan nanti ambil keputusan. Dan kayaknya gue mau tarik perkataan gue tentang tantangan itu, nggak perlu deh lo ambil itu semua. Nggak masuk akal juga kalo lo bisa berhasil, mungkin nantinya lo malah baper lagi sama Rio."
Clarisa menggeleng. "Tidak semudah itu seorang Clarisa bisa kalah. Gue yakin kalo apa yang gue lakuin nanti nggak akan ada kendala. Gue juga nggak mau cepet-cepet buat baperin Rio, secara Rio pasti cepat atau lambat bakalan ada di tangan gue, gimana? Lo setuju sama omongan gue?"
Cika hanya menatap Clarisa dengan raut wajah ragu. Jujur, ia menyesal dengan permintaan yang ia ajukan beberapa hari yang lalu. Secara seorang wanita pasti akan mudah untuk jatuh cinta hanya dengan perilaku lawan jenis yang mudah ditunjukkan. Sedangkan Clarisa? Bermodal apa gadis itu untuk menjadikan Rio budak cinta?
"Kan diem, percaya dong sama gue kalo gue bisa buat seorang Rio bertekuk lutut di hadapan gue. Gue yakin kalo tuh cowok pasti bertekuk lutut di hadapan gue, atau malah berusaha ngejar cinta gue. Kan seorang Clarisa Deviani adalah seorang pejuang," ucap Clarisa kemudian tertawa bangga.
Cika hanya tersenyum saja. Ia terlalu bingung untuk menanggapi ucapan dari Clarisa yang kelewat pedenya. Ia saat ini mempunyai pikiran buruk terhadap temannya itu. Dalam pikirannya, bagaimana jika malah Clarisa yang malah mendapatkan umpan balik. Secara Rio bukanlah orang biasa yang dapat dengan mudahnya ditaklukkan, pria itu malah menjadi seorang penakluk hati wanita.
Terdengar bel masuk yang menandakan bahwa pembelajaran akan segera dimulai. Segera Clarisa menaruh buku-buku pelajaran kimia yang merupakan pelajaran pertama pada kelasnya. Satu persatu teman-temannya mulai memasuki kelas. Dan tak lama kemudian seorang guru tampak masuk ke kelas dengan membawa setumpuk buku di tangannya.
"Selamat pagi," sapa guru itu sembari membenarkan letak kacamatanya.
"Pagi, Pak."
"Baik, pelajaran kimia hari ini melanjutkan tugas yang kemarin. Tapi karena saya ada kepentingan, saya dengan terpaksa memilih untuk mengerjakan kepentingan itu dan meninggalkan kalian semua di sini, tapi kalian tenang, saya sudah punya ganti, mungkin kalau saya yang ambil dia bisa jadi kalian akan merasa lebih nyaman. Baik, kamu, silakan masuk."
Orang yang dipanggil Pak Adi--guru kimia--masuk ke kelas dan berdiri di depan dengan memasang senyum di wajahnya. Hal itu membuat kelas langsung ramai dengan teriakan-teriakan menggoda serta bisikan-bisikan tak suka.
"Baik, mohon kalian tenang. Kenapa saya tidak mau menyuruh seorang guru yang saat ini sedang kosong? Karena saya mau kalian merasa nyaman karena yang akan menjaga adalah teman kalian sendiri. Kebetulan sekali kelas 11 IPA 1 sedang kosong, sebenarnya saya mau panggil Bara--ketua OSIS--tapi dia sedang tidak masuk hari ini, jadi saya memilih Rio karena saya percaya jika dia cukup bertanggung jawab. Untuk selanjutnya saya serahkan pada Rio saja. Silakan Rio, buat mereka nyaman dengan kamu. Baiklah, kalau begitu saya berangkat, titip mereka ya, Rio?"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Novela JuvenilFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...