Kasih tahu kalo ada typo!
***
Hari minggu ini seharusnya digunakan Rio untuk istirahat. Melihat jadwal pelajaran besok yang ternyata tidak ada pekerjaan rumah membuatnya merasa inilah surga yang sesungguhnya. Namun, niatnya itu tinggal angan belaka saat mamanya datang dan memberi tau jika Bima datang hari ini. Bukannya apa-apa, tapi Rio butuh untuk istirahat sebentar saja, menghabiskan waktu untuk tidur seperti seorang gadis. Meskipun itu bukan dirinya, tapi mengingat kejadian dua hari lalu benar-benar membuatnya ingin mengistirahatkan otak barang sebentar saja.
Sesuai dengan rencana, baik Rio, Jessy, dan Clarisa memilih untuk bertemu. Sedikit aneh memang, tapi demi selesainya masalah ini, Rio tentu membuat rencana dengan mempertemukan kedua perempuan itu. Meskipun tampak tenang dalam pertemuan, tapi ia gugup, takut jika kejadian yang tak terduga terjadi. Mengingat kedua gadis itu bukanlah orang yang saling mengenal baik, ia takut jika malah terjadi keributan.
Kemarin, Rio dan Jessy memutuskan untuk datang lebih awal sesuai janji mereka yang akan bertemu di kantin sekolah. Selagi menunggu kedatangan Clarisa, sesekali Rio melirik Jessy yang duduk di sampingnya. Gadis itu sedikit gugup, ia tau dari gerak-geriknya yang tidak bisa tenang.
"Udah tenang aja." Kalimat yang keluar dari mulut Rio sukses membuat perhatian Jessy terfokus kepadanya saja.
Tak lama kemudian, Clarisa datang ditemani oleh Cika. Dari sorot mata saja Rio tau jika di antara kedua gadis itu yang tampak sangat marah adalah Cika. Itu terlihat dengan jelas. Sedangkan Clarisa memilih untuk terus menunduk, begitu juga dengan Jessy. Hal ini malah di luar pemikiran dari Rio. Ia kira Clarisa datang dan langsung marah-marah sembari mencaci-maki Jessy atau malah langsung menamparnya mengingat Clarisalah yang paling dirugikan atas kejadian ini.
"Kalian cuman mau diam aja?"
Pertanyaan yang diajukan oleh Cika sontak membuat ketiga orang yang berada di satu meja itu langsung mengalihkan perhatian mereka. Cika menghela napas kemudian mendekatkan dirinya ke meja. "Gini, gue tau kalo gue nggak terlibat, tapi Clarisa temen gue, jadi masalah dia jadi urusan gue juga."
Rio lebih memilih untuk mengangguk daripada memperpanjang masalah. Seperti yang terlihat, setelah ucapan dari Cika saat itu, Jessy langsung mengambil alih pembicaraan. Gadis itu meminta maaf atas semua tindakannya pada Clarisa. Rio kira kejadian di kantin akan cukup emosional, nyatanya kejadian itu cukup singkat. Clarisa berujar jika sebenarnya ia belum memaafkan kesalahan dari Jessy, tapi ia akan berusaha untuk melakukannya.
"Munafik banget kali kalo gue bilang udah maafin semua kesalahan lo. Maaf gue jahat, tapi emang begitu kejadiannya, Jes. Sampai hari ini gue nggak lupa, tapi gue jadiin pelajaran yang berharga. Lo tenang aja, gue bakalan berusaha buat maafin lo." Itulah yang Clarisa ucapkan kemarin. Gadis itu tersenyum setelahnya. "Gue juga minta maaf kalo ada salah sama lo, kita sama-sama salah. Lo beneran suka kan sama Rio? Kalo perasaan lo masih sama, ambil dia buat lo."
Mengingat kejadian kemarin sungguh membuat Rio ingin menghilang. Bahkan setelah mengucapkan kalimat itu, Clarisa langsung pamit. Bahkan Cika sendiri yang menjadi sahabatnya saja cukup terkejut dengan tindakan dari Clarisa. Apalagi dirinya yang mendengar sendiri, semua yang berada di meja sana cukup terkejut sampai membiarkan Clarisa pergi begitu saja. Mereka baru sadar setelah beberapa saat setelahnya dan Cika langsung berlari menyusul Clarisa untuk menanyai apa maksud terselubung dalam kalimat itu.
Pintu kamar Rio terbuka dan menampilkan wajah Bima yang tampak begitu cerah pada pagi ini. Rambutnya yang biasanya tidak rapi tampak begitu rapi, atau lebih tepatnya pemuda itu tampak baru saja memotong rambutnya. Rio hanya menatap Bima, tidak menyapanya. Namun, yang ditatap hanya tampak biasa-biasa saja, ia malah berjalan dengan santai mendekati ranjang dan tidur di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARIO✔️
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA! TAMAT Dulu pernah berjudul: • Playboy Vs Playgirl • QUANDO *** Dia Rio. Laki-laki dengan wajah yang tampan. Perempuan mana yang tidak mau menjadi pacar seorang Rio Mahesa? Pria yang memiliki wajah yang sangat sempurna...