Pertemuan

31.6K 838 30
                                    

Kasih tahu kalo ada typo!

***

Sepulang sekolah tadi, Cika berencana untuk menginap di rumah Clarisa. Bukan hanya sekedar menginap dan menghabiskan waktu untuk membahas film atau cogan-cogan berkualitas di muka bumi ini, akan tetapi mereka akan mengerjakan tugas bersama-sama. Kebetulan sekali besok sekolah libur dan Cika berada di rumah sendiri. Kebetulan juga papanya akan pulang larut malam, sedangkan adiknya sedang menginap di rumah teman dengan alasan mengerjakan tugas. Entahlah itu benar atau tidak, karena yang Cika tau, adiknya itu jarang sekali berbohong. Memang benar mengerjakan tugas, akan tetapi pada akhirnya mereka akan bermain game hingga larut malam. Cika mengetahui hal itu saat teman-teman adiknya menginap di rumah, saat itu hanya ada dirinya dan Dika saja di rumah.

Kini Clarisa baru saja menyelesaikan ibadah salatnya. Sekarang pukul 18:23 dan Cika masih belum datang. Sembari menunggu temannya, Clarisa memutuskan untuk pergi ke dapur dan mengambil beberapa bungkus makanan ringan serta dua botol teh kemasan. Sudah menjadi kebiasaan baginya dan Cika jika mengerjakan tugas bersama seperti ini, apalagi mereka sudah kenal sedari SMP, bahkan selalu bersama seolah tak terpisahkan.

Sebuah ketukan pintu membuat Clarisa yang tadinya tengah rebahan di kasur sembari bermain ponsel segera bangkit dan membukanya. Saat itulah ia melihat Cika yang tengah menatapnya dengan raut wajah berbinar sembari memberikannya kantong plastik logo sebuah minimarket. Kening Clarisa berkerut, akan tetapi ia tetap menerimanya. Saat ia membuka, matanya langsung berbinar. Segera ia menarik Cika masuk lalu mengunci pintu kamarnya.

"Pengertian banget kalo gue pengin es krim," ujar Clarisa sembari melangkah ke karpet dekat dengan ranjang diikuti oleh Cika di belakangnya.

"Ya abisnya kalo gue ke sini lo pasti minta es krim. Padahal sama Tante Ais nggak dibolehin makan es krim jam-jam segini," jawab Cika.

Clarisa tak menjawab. Gadis itu malah mengambil salah satu es krim lalu menyerahkannya ke Cika. Sedangkan yang satunya lagi untuk dirinya. Dan sekarang lihatlah, kedua gadis itu menikmati es krimnya daripada mengerjakan tugas. Setelah menghabiskan es krimnya, Clarisa membuang bungkusnya ke tempat sampah lalu mengambil buku paket dan buku tulis biologi kemudian duduk di hadapan Cika.

"Cepet habisin tuh es krim, gue mau ngerjain nih tugas biar nanti kalo udah selesai nggak kemalaman."

Cika mengangguk dan menghabiskan es krimnya yang tinggal sedikit. Setelah selesai, ia membuang bungkusnya lalu kembali ke tempat semula. Segera ia membuka tas sekolahnya dan mengambil buku paket dan buku tulis, tak lupa ia juga mengambil pulpen dan pensil. Ia menatap Clarisa yang tengah membaca materi di buku paket dengan serius.

"Eh, Cik. Pinjem pensilnya, dong!" pinta Clarisa tanpa menatap Cika.

Kening Cika berkerut. "Emang lo nggak punya pensil apa gimana?" tanyanya.

Clarisa menurunkan buku paket lalu menatap Cika. "Males ngambilnya, tadi lupa. Pinjem, elah. Gue males berdiri, nih. Sebentar, kok. Cuman buat tanda jawaban nomor satu."

Cika yang malas berdebat dengan Clarisa, ia memutuskan untuk mengambil pensil miliknya dan menyerahkannya ke sahabatnya itu. Dengan cepat Clarisa menerimanya lalu menandai jawabannya. Namun, saat akan membaca soal selanjutnya, sebuah ketukan pintu membuatnya segera bangkit dan melihat siapa pelakunya.

"Makan dulu, Cika juga diajak," ucap mama Clarisa setelah pintu terbuka.

Clarisa mengiyakan ucapan mamanya lalu menarik Cika yang sempat menolak makan malam dengan alasan sudah makan. Namun, yang namanya Clarisa, gadis itu malah memaksa Cika untuk ikut. Setibanya di meja makan, Clarisa mengambil tempat di depan mamanya. Di sebelahnya sudah ada Cika yang tampak memasang wajah melas.

CLARIO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang