Saingan

78.3K 1.8K 42
                                    

Kasih tahu kalo ada typo!

***

Clarisa melangkah bersama dengan Cika secara beriringan. Saat ini bel pulang sekolah sudah berbunyi, sehingga membuat banyak siswa berkeluyuran. Entah itu pergi ke kelas yang lain, pergi ke lapangan untuk berolah raga, atau hanya di depan kelas untuk bercanda dengan teman. Namun, tidak untuk Clarisa dan Cika, kedua gadis itu memilih untuk segera pulang karena menurutnya, bel pulang sekolah adalah salah satu surga dunia.

Kedua gadis itu berdiri di depan gerbang menunggu jemputan masing-masing. Clarisa yang akan dijemput oleh mama atau papanya, sedangkan Cika yang akan dijemput oleh suruhan papa gadis itu. Tampak Cika yang lebih dahulu dijemput daripada Clarisa.

Clarisa mengambil ponselnya yang ia letakkan di saku seragam. Ia sudah akan menghubungi mamanya. Namun, tiba-tiba terdengar klakson motor dari arah belakang hingga membuatnya mengelus dada. Ia menoleh, orang itu menghentikan motornya di depan Clarisa kemudian melepaskan helm yang ia kenakan. Pria itu mengedipkan mata kanannya seolah menggoda Clarisa, akan tetapi gadis itu malah memasang tampang ingin muntah.

"Lo nggak mempan buat gue."

Clarisa menatap Rio malas dan memilih untuk menatap ke arah lain. Ia berusaha mengabaikan keberadaan dari pria itu yang menurutnya hanyalah seorang pengganggu. Ia baru menoleh saat Rio berpamitan pulang setelah seorang gadis duduk di jok belakang motor pria itu.

"Dasar cowok gila, bangke emang tuh cowok," kesal Clarisa sembari menatap kepergian dari Rio.

Clarisa menyalakan ponselnya dan berusaha menghubungi nomor mamanya. Namun, sudah berkali-kali ia menghubungi tidak ada satupun yang diangkat oleh wanita itu. Ia memilih untuk menghubungi nomor ayahnya, akan tetapi hanya terdengar suara operator yang mengatakan, "Nomor yang Anda tuju sedang sibuk atau berada di luar jangkauan", yang tentunya membuat Clarisa merasa kesal.

Sebuah dering terdengar dari ponsel milik Clarisa yang membuat gadis itu segera mengeceknya. Ternyata sebuah pesan dari sang mama. Dengan cepat Clarisa membuka pesan dari mamanya dan mulai membacanya dengan cermat.

Mama: Maaf, Mama lagi ada di tempat arisan, kamu pulang sama Cika. Hape ini mau Mama matiin karena baterainya udah mau habis, hati-hati di jalan, Ris

Clarisa berdecak. Ia kemudian menatap jam di ponselnya. Seharusnya sekarang ia sudah dalam perjalanan pulang. Lagi dan lagi ia terkejut saat mendengar suara klakson yang secara tiba-tiba berbunyi tepat di sampingnya. Ia menoleh dan mendapati teman satu kelasnya yang memberhentikan motor tepat di sampingnya.

"Belum dijemput? Bareng sama gue mau?"

Seketika senyum Clarisa mengembang. Ia mengangguk kemudian naik ke motor temannya itu yang bernama Abraham. Setelah ia sudah siap berada di atas motor Abraham, Clarisa segera menepuk pundak pria itu sembari mengucapkan jika ia sudah siap.

Abraham segera menjalankan motornya dengan laju rata-rata. Di belakang, Clarisa tengah berpikir untuk membuat suasana di perjalanan tidak hening. Gadis itu sedikit mendekatkan tubuhnya ke Abraham supaya saat ia berbicara dapat didengar dengan jelas oleh temannya itu.

"Makasih udah nganterin gue pulang, tapi kok lo masih di sekolah? Bukannya lo udah keluar kelas dari tadi, ya?"

Abraham tampak mengangguk dengan pandangan yang masih fokus pada jalanan di hadapannya. "Gue tadi masih nongkrong sama anak-anak, padahal biasanya gue langsung pulang. Cuman gue tadi dipaksa, jadi ya nggak bisa cepet pulang. Lo sendiri? Kenapa nggak dijemput?"

"Papa gue nggak bisa ditelepon, kalo Mama katanya masih arisan, lo tahulah ibu-ibu itu gimana kalo dijadiin satu, pasti ngerumpi dulu walaupun udah selesai acaranya."

CLARIO✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang