11. Sakit

97 12 0
                                    

Happy Reading...

Mahesa tengah menikmati sarapannya, bersama keluarganya di rumah neneknya. Ya, hari ini mereka menginap di rumah neneknya. Sekalian untuk menjenguk sambil merawatnya. Neneknya baru saja pulang berobat dari luar negeri tiga hari yang lalu.

Mahesa telah siap untuk berangkat ke sekolah. Tak lupa mengucapkan salam kepada orang rumah. Baru saja melangkahkan kaki. Suara tak jauh darinya memanggil namanya. Meminta tolong untuk mengantarnya ke rumah temannya yang ada di dekat sekolah Mahesa.

"Tapi, Bun. Mahesa mau jemput temen," rengek Mahesa.

"Memangnya dia gak bisa berangkat sendiri?" tanya Bunda. "Ayo cepet anterin Bunda, nanti kamu juga telat lho ke sekolahnya."

"Iya, iya."

"Kamu gak ikhlas?"

"Ikhlas kok, Bun," ujarnya menyunggingkan senyum paksa.

Mahesa terpaksa menuruti keinginan Bundanya. Karena ia tak berani membantah perintahnya. Maka dari itu, sebelum ia naik ke mobilnya, ia mengetikkan sesuatu kepada Indah.

Indah_Ayumi

In, sorry. Gue gak bisa jemput lo.

Buru-buru ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celana setelah memastikan pesannya telah terkirim. Karena Bundanya itu telah memanggilnya.

Di perjalanan, tak ada percakapan antara mereka. Mereka sama-sama diam sibuk dengan pikiran masing-masing. Sampai akhirnya sampai di rumah teman Bunda.

Kata Bunda, ia dan teman-temannya ada acara, yaitu arisan. Biasalah, ibu-ibu kalau ada arisan pasti sambil gosip. Rasanya tidak lengkap katanya, kalau tanpa ada acara gosip.

🌧🌧🌧

Indah masih terbaring lemah di atas kasurnya. Badannya panas. Bahkan sampai Bi Mina telah menaruh handuk kecil yang telah basah ke kening Indah. Tetap saja panasnya belum reda. Bi Mina menyarankan untuk di bawa ke dokter. Tetapi Indah menolaknya. Indah bilang tak perlu ke dokter. Ia tak apa-apa.

Indah melihat ponselnya yang berdering sejak tadi. Setelah Bi Mina keluar dari kamarnya. Ia mengecek pesan yang masuk, ternyata itu dari Mahesa. Sekitar tiga jam yang lalu dia mengirimnya.

Mahesa_Anggara

In, sorry. Gue gak bisa jemput lo.
Indah, lo gak sekolah? Kenapa?
In, bales dong.
Gue khawatir sama lo. Lo gak sakit lagi, 'kan?
Indah?

Indah tersenyum setelah membaca spam chat dari Mahesa. Ia tak percaya bahwa dia mengkhawatirkannya. Lalu tak lama ia mengetikkan balasan pesan kepada Mahesa.

Iya, aku gak sekolah. Lagi gak enak badan aja. Gak usah khawatir gitu:)

Tak lama kemudian, dia membalas.

Nanti gue jenguk lo.

Gak usah. Aku baik-baik aja kok.
Eh, kok kamu main hape, sih. Ini 'kan masih jam pelajaran.

Hehe. Gurunya lagi gak ada. Cuma dikasih tugas.

Pokoknya, gue mau ke rumah lo. Mau dibawain apa?

Terserah kamu deh.

Udah dulu ya. Mau ngerjain tugas biar pinter. Hehe.

Rintihan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang