21. Mereka Kenapa?

71 8 0
                                    

Happy Reading...

Hal yang paling dirinya inginkan sekarang hanyalah berbaring di atas kasur yang empuk. Karena entah kenapa akhir-akhir kepalanya menjadi selalu pening.

Mungkin itu adalah efek dari penyakitnya yang belum sembuh total. Dirinya masih harus kemoterapi. Mengandalkan uang saku yang selalu diberikan oleh Mamanya. Mamanya tak pernah tahu bahwa uang yang selama ini ia gunakan itu untuk keperluan kemoterapi, bukan anggapan Mamanya yang selalu menganggap bahwa ia selalu menghambur-hamburkan uang dengan berbelanja barang yang tak penting.

Semuanya salah, Mamanya selalu salah menilainya. Entah Indah yang salah atau Mamanya yang salah atas keadaan ini. Yang pasti, Indah tetap bersikeras untuk tak menceritakan apapun perihal penyakitnya kepada kedua orangtuanya. Dengan alasan klasik, tak ingin mengganggu perkerjaan orangtuanya.

Indah sudah cukup mandiri untuk melakukan semuanya sendiri. Bukankah sedari kecil Indah selalu sendiri? Tanpa saudara yang mengelilinginya. Beruntung, Indah bukan tipikal orang yang selalu ingin ditemani. Sendiri, sudah biasa dalam hidupnya. Jadi, tak heran bahwa banyak yang membullynya.

Lamunan itu terpaksa terhenti, karena tiba-tiba suara dentingan ponselnya terdengar oleh pendengarannya. Langsung saja Indah mengambil ponselnya yang berada di atas nakas. Melihat siapa yang mengirimnya pesan.

Mahesa_Anggara

Udah tidur?

Membaca pesan itu membuat Indah tersenyum kecil. Cepat-cepat Indah membalasnya.

Belum, emang kenapa?

Nggak apa-apa sih, cuma pengen mastiin.

Wow, cepat sekali Mahesa membalasnya.

Ketika Indah sedang sibuk dengan Mahesa di roomchat-nya, tiba-tiba ada pesan masuk dari orang yang berbeda. Indah membiarkan itu terlebih dahulu, karena dirinya masih sibuk dengan Mahesa.

Hingga akhirnya si pengirim pesan itu, men-spam chat. Dengan jengkel, Indah langsung bergulir melihat siapa yang spam-nya.

Deva_Anggara

Indah
Indah
Indah
Indah
Indah
Indah
Lo lagi ngapain sih?
Lagi chatan sama cowok lain, ya?
Maaf deh kalo ganggu.
Maaf ya Indah.
Indah read dong, gue minta maaf deh.

Menyebalkan, katanya tak ingin mengganggu, tapi kenapa spam. Aneh. Tapi Indah malah senyum-senyum tak jelas.

Indah mulai mengetikkan balasan untuk Deva. Membiarkan terlebih dahulu pesan yang terkirim dari Mahesa.

Katanya gak mau ganggu, kenapa spam?
Ada apa sih, Dev. Tumben ngechat aku?

Pesan terkirim, dan langsung dibaca oleh Deva. Sepertinya sedari tadi Deva sudah menunggu membalas pesan darinya.

Tunggu—ternyata adik-kakak memang sama. Contohnya saja tadi sama-sama cepat membalas pesan.

Oh, iya. Maaf kalo ganggu.
Kenapa lo bilang tumben. Kita kan tiap malem chatan, wkwk.

Iya deh. Terserah kamu.

Yah, kok terserah sih. Gak asik ah.

Rintihan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang