Salam receh dari Sherlyn. Karena duit lembarannya dipake THR:v
Happy Reading...
"Kalo kita double date mau gak? Lo sama dia. Gue sama Mahesa. Gimana?"
"Ha?"
Semua pasang mata yang mendengarkan penuturannya, membelalak. Apalagi Mahesa yang tampak sangat terkejut, nama dirinya dibawa-bawa oleh Sherlyn.
What the hell?! Gue maunya sama Indah, bukan Sherlyn.
"Oi, Sher. Sejak kapan kita pacaran? Ngajak-ngajak nge-date segala," ucap Mahesa tidak santai.
"Emangnya kalo nge-date cuma buat orang yang punya pacar aja?" Pertanyaan bodoh yang dilontarkan oleh Indah, berhasil menarik atensi. Sherlyn, menatapnya penuh kebingungan. Mahesa, hanya melayangkan senyum kecil. Sementara Deva, sudah tertawa ngakak dengan kerasnya. Indah mengerutkan kening, melihat reaksi Deva yang berlebihan. "Aku salah ngomong ya, Dev?"
Masih dengan tawanya, Deva berbicara. "Nggak kok, In. Lo gak salah ngomong. Cuma lucu aja gitu, dengan polosnya lo nanya hal kek gitu." Deva kembali tertawa, membuat Indah yang melihatnya menjadi kesal. Mengerucutkan bibirnya. "Tapi lo tenang aja, kita akan tetap nge-date. Lo sama gue." Senyum Indah mendadak kembali berbinar.
"Ekhem, bisa ditunda dulu kemesraan kalian?" celetuk Sherlyn dengan gaya sok berwibawa.
Mahesa mencibir. "Sok-sokan berwibawa lo, pencicilan kek gitu mana bisa wibawa."
"Kasar! Mahesa Anggara suka gitu sama gue!"
"Bodo amat!"
"Udah, woi! Udah! Ini kita jadi gak double date-nya."
"Jadi!"
"Nggak!"
Sherlyn melirik Mahesa. "Lha, kok nggak. Harus jadi dong, lo pasangan sama gue. Gak ada penolakan. Gue gak suka ya, yang namanya penolakan." Shelyn berdalih. "Gue udah capek-capek tau minta maaf sama lo, berusaha jadi apa yang dulu. Tapi lo malah kasar mulu sama gue. Sifat lo tuh emang ngeselin. Tapi gue juga gak bisa nampik, kalo gue masih sayang sama lo."
Mahesa mendecak, melihat air mata keluar dari sudut mata Sherlyn. "Dasar cengeng! Gak usah bawel deh." Mahesa menyeka air mata Sherlyn yang membasahi pipinya. "Sifat elo tuh yang ngeselin, pencicilan mulu. Pake dress iya, gak tau malu juga iya. Sisi feminim lo di mana sih. Pake dress ternyata gak menjamin."
"Ishhh..., Mahesa... Kalo ngomong gak difilter dulu. Ngeselin banget."
"Dih, emang faktanya kayak gitu. Terus gue harus bohong, gitu?"
"Ah, elahhh... Gue dikacangin. Lah, enak di martabak, nggak di gue." Deva mendumel tidak jelas. "WOI! MAHESA! SHERLYN! DEBAT MULU LO! DASAR ABG LABIL! YANG SATU SOK COOL! YANG SATU PENCICILAN! DASAR GENERASI MICIN!" Deva yang teriak seperti toa, membuat Indah harus menyumpal telinganya rapat-rapat.
"Bangsat! Telinga gue sakit, nyet," umpat Sherlyn dengan delikan tajam ke arah Deva. Sementara Deva hanya meringis kecil.
"Kalo ngomong gak difilter dulu. Kebiasaan banget," sindir Mahesa.
"Eh, ampun, Bos." Sherlyn menyatukan kedua telapak tangan ke udara. Menghadap Mahesa yang mendecak sambil geleng-geleng kepala.
"Kita tuh jadi nggak sih, double date-nya? Perasaan kalian malah debat mulu, bikin kepala aku pusing jadinya," celetuk Indah pelan, namun dapat menarik kembali atensi mereka.
"Eh, iya ya. Kita malah debat gak jelas. Btw, kita belum kenalan." Sherlyn yang sedikit salah tingkah itu pun, menjulurkan tangannya ke arah Indah. "Nama gue Sherlyn Ghanira. Salken ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintihan Hujan
Teen Fiction°• s e l e s a i •° **** Indah Ayumi, menginginkan pelangi di hidupnya datang, untuk pergi meninggalkan rintikan hujan sendirian. Saat itu juga, Mahesa Anggara datang untuk menawarkan pelangi kebahagiaan yang sempat hilang. Tapi, Indah sendiri masih...