Happy Reading...
Indah sedang sibuk dengan ponselnya. Tidak memperdulikan sekitarnya. Revan telah kembali dari kamar dengan menenteng charger-an kemudian duduk di samping Indah. Orang tuanya pun, sedang duduk di kursi lain, di ruangan yang sama. Entah bagaimana, mereka telah berada di sana.
Deva_Anggara
onlineGue spam lo sampe bejibun, dan lo cuma bales 'apa?'
Hm?
Ngeselin banget:(
Marah?
Gak.
Oke.
Gitu doang?:(
Ya, terus?
Au ah, ngeselin banget sih lo:(
Iya, aku emang ngeselin.
Mendadak, kepala Indah terasa pening. Ia memegangi kening sebelah kirinya, sembari menekannya pelan-pelan. Dan ternyata itu disadari oleh Revan yang tak sengaja menoleh ke arahnya.
"Kamu kenapa? Pusing?" tanya Revan, sedikit cemas. Hingga membuat kedua paruh baya itu menoleh. Menatapnya dengan kening sedikit berkerut.
Indah menoleh. "Ah... Gak apa-apa kok. Aku cuma pusing ngeladenin Deva," ujarnya bohong. Ya, ia hanya tidak ingin Revan merasa cemas. Indah melirik kedua paruh baya itu sekilas. Ia tersenyum samar, karena mereka tengah menatapnya. Lalu, Indah kembali fokus pada ponselnya.
Indah gak peka.
Aku harus apa?
Ya..., apa kek.
Aku harus uring-uringan gitu, biar kamu gak marah?
Gak juga.
Ya, terus?
:(
Kamu tuh kenapa sih, Dev. Di sini siapa sih yang ngeselin, aku atau kamu?
Aku tuh capek kamu kayak gini terus, apalagi kita tuh gak pacaran.Kok jadi lo yang marah?
Kalo gitu ayo kita pacaran.Terserah Deva.
Indah mematikan daya ponselnya. Sudah lelah dengan sikap Deva yang seperti ini, selalu ingin dimengerti. Ditambah, pusing di kepalanya yang semakin menjadi. Indah menaruh ponselnya di atas meja. Menegakkan tubuhnya ke punggung kursi. Memejamkan matanya sejenak.
"Indah, bisa minta tolong gak?" tanya Revan, tanpa menoleh ke arah Indah. "Ambilin aku minum dong, yang ini udah abis. Aku males teriak-teriak minta tolong ke Bi Mina. Gak apa-apa, 'kan?"
Indah menoleh, lalu mengangguk pelan. "Iya. Tunggu bentar."
Indah berdiri perlahan. Kepalanya pusing sekali. Beruntung tidak ada yang menyadari ketika dirinya nyaris limbung.
Indah pun, melangkahkan kaki ke arah dapur untuk minta dibuatkan minuman cokelat kepada Bi Mina-salah satu asisten di rumahnya yang akrab dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintihan Hujan
Teen Fiction°• s e l e s a i •° **** Indah Ayumi, menginginkan pelangi di hidupnya datang, untuk pergi meninggalkan rintikan hujan sendirian. Saat itu juga, Mahesa Anggara datang untuk menawarkan pelangi kebahagiaan yang sempat hilang. Tapi, Indah sendiri masih...