Bahagiakan dirimu seperti Indah Ayumi sekarang...
Happy Reading...
"Bisakah aku mempercayai itu?"
"Kamu harus percaya Indah. Aku sayang kamu. Terserah saja kamu mau bilang aku bucin atau apa. Yang jelas aku memang menyayangimu. Kamu harus percaya itu."
"Please... Jangan marah sama aku ya? Tadi aku gak angkat teleponnya karena aku lagi kesel sama Sherlyn. Jadi aku—..."
"Sherlyn? Kamu habis pergi sama Sherlyn?" Indah memotong ucapan Deva, hingga membuat cowok itu gelisah.
"Iya, eh...maksudnya nggak." Deva meralat ucapannya sendiri. "Jangan salah paham dulu, oke. Aku tuh terpaksa pergi sama dia. Kamu harus percaya sama aku." Deva yang terus berbicara dengan nada memohon itu, semakin terlihat seperti anak kecil yang merengek kepada ibunya supaya jangan marah karena telah melakukan kesalahan.
Indah yang terus mendengar rengekan itu, membuat sakit hatinya menguap begitu saja. Hatinya kembali menghangat dengan tingkah konyol Deva yang berlebihan seperti ini. Padahal awalnya cewek itu begitu marah pada Deva, entah apa sebabnya. Tapi amarahnya sekarang tergantikan dengan kekehan kecil melihat Deva yang sungguh menggemaskan.
"Kok malah senyum gitu sih." Sadar telah diperhatikan, Indah pun kembali menampilkan raut datar. Dan itu, membuat kekehan geli di bibir Deva.
"Kamu masih marah sama aku?"
"Geli banget, Dev. Ngomongnya aku-kamu. Jijik, anjir."
"Berisik!" Deva memberikan delikan tajam pada Revan yang hanya terkekeh.
"In, kamu masih marah sama aku?" tanyanya sekali lagi.
"Memangnya aku bilang kalo aku marah sama kamu?" Indah malah menanya balik.
"Dari wajah kamu keliatan jelas. Tapi... kamu tuh sebenernya marah sama aku karena teleponnya gak diangkat, atau karena kamu cemburu setelah tau tadi aku pergi sama Sherlyn."
"Nggak dua-duanya," tukas Indah cepat.
"Bohong, ya?" goda Deva dengan wajah tengilnya.
"Aku gak bohong."
"Iya, kamu gak bohong. Kalo kamu tuh cemburu. Cieee... Cemburu nih."
"Kalo aku bilang nggak ya nggak, Deva." Indah yang terus mengelak itu, merasa pipinya memanas. Merasa malu.
"Nggak apa nih..., nggak ngelak kalo kamu tuh beneran cemburu, atau nggak bohong cemburunya."
"Kesel ih lama-lama ngomong sama kamu..." Indah sudah benar-benar salah tingkah dengan perlakuan Deva padanya. Mau ditaruh di mana mukanya karena senyum malu-malu terus dari tadi.
"Cieee... gak ngelak lagi. Beneran cemburu ya?"
Indah mencubit tangan Deva gregetan. "Ih, Deva... Ngeselin deh. Udah sana, ke luar aja kalo kayak gitu terus."
"Yah, kamu baper ternyata."
"Aku kan cewek, pantes kalo baper."
"Ya udah, kalo gitu aku tanggung jawab deh."
Indah langsung tersentak. "Apa? Aku kan gak hamil, apaan sih."
Deva menahan tawa yang hampir menyembur, tapi perutnya geli ingin tertawa, dan akhirnya ia pun tertawa dengan keras. Membuat Indah kebingungan dan mengerutkan kening.
"Kenapa ketawa?""Kamu tuh, udah gak ngaku tadi, sekarang kamu tuh terlalu polos. Gemes deh aku. Haha." Tawanya tak bisa ditahan. Ini benar-benar membuat perutnya geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintihan Hujan
Teen Fiction°• s e l e s a i •° **** Indah Ayumi, menginginkan pelangi di hidupnya datang, untuk pergi meninggalkan rintikan hujan sendirian. Saat itu juga, Mahesa Anggara datang untuk menawarkan pelangi kebahagiaan yang sempat hilang. Tapi, Indah sendiri masih...