19. Terlalu Sulit Melupakannya

62 10 0
                                    

Happy Reading...

Hari libur yang cerah, banyak orang-orang yang menikmati satu hari penuh ini dengan hangout bersama teman-teman ataupun bersama keluarga.

Hari libur biasanya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menghilangkan kejenuhan selama kurang lebih seminggu di sekolah. Dengan banyaknya kegiatan yang menguras pikiran.

Sekarang saja, Indah telah berpakaian rapi. Indah akan pergi bersama seseorang yang sangat ia rindukan.

Indah sedang menunggu kedatangannya sambil duduk di teras. Ia pun terus-menerus melirik jam yang menempel di tangannya, karena orang yang ditunggu belum juga datang.

Terdengar klakson mobil dari arah gerbang rumah Indah, langsung saja Indah beranjak dari tempatnya untuk menghampiri siapa yang datang. Dan ternyata itu adalah orang yang sedari ditunggunya.

"Ayo masuk."

Indah pun langsung masuk ke dalam kursi mobil penumpang yang berada di samping kursi pengemudi. Karena jika ia memilih duduk di kursi belakang, yang ada nanti yang mempunyai mobilnya marah karena disangka sopir.

"Kita kemana?" tanyanya.

"Kan kamu yang ajak," jawab Indah sambil meliriknya.

"Kita nonton aja, gimana?"

"Terserah kamu, aku ngikut aja."

"Oke," Menghela nafas sejenak, "Gue kangen sama lo," ujarnya sambil tersenyum, tetapi pandangannya masih tetap tertuju pada jalanan.

"Iya, aku tau."

"Terus, lo juga?" Kali ini ia sambil melirik Indah.

"Apanya?"

"Lo juga kangen gue, gak?"

"Aku gak tau, Dev."

"Kenapa gak tau?"

"Udahlah, gak usah dibahas."

Indah memang benar-benar tak ingin membahas masalah ini. Kepalanya terlalu pusing untuk memikirkan hal-hal yang membuat dirinya malah semakin pusing.

🌧🌧🌧

Sesampainya di mall, mereka langsung menuju gedung bioskop. Mereka akan menonton film yang sedang booming akhir-akhir ini.

"Indah, seru gak filmnya, tadi?" ujar Deva setelah mereka selesai menonton filmnya.

"Iya, seru."

"Makan, yuk. Laper nih."

"Iya."

"Ya ampun Indah, jawabnya singkat amat dari tadi."

Hanya gumaman tak jelas dari Indah. Kali ini, Indah benar-benar sedang tidak mood untuk berbicara.

Mereka memakan makanan dengan khidmat, tak ada yang memulai obrolan. Mereka sibuk dengan makanannya masing-masing. Baik Indah maupun Deva enggan untuk berbicara.

Hingga ada seruan dari seseorang membuyarkan semuanya. Mereka pun menoleh, melihat siapa yang menyerukan itu, mereka mendongak ternyata itu adalah Mahesa.

"Gue boleh gabung di sini, gak?"

"Eh...boleh," balas Indah gelagapan.

"Makasih."

"Ngapain lo ke sini?" tanya Deva sinis.

"Suka-suka gue lah," jawab Mahesa cepat.

"Ganggu aja lo."

Mereka bertiga pun kembali melanjutkan makan. Mereka malah semakin bungkam. Sepertinya mereka sedang puasa berbicara.

🌧🌧🌧

Rintihan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang