Maaf dan Terima Kasih

258 14 0
                                    

"Pagi telah pergi, Mentari tak bersinar lagi, Entah sampai kapan ku mengingat tentang dirimu" Tentang rindu~Virzha
Rizky Reynaldi Pratama

Setelah mendapatkan apa yang dicari, Anissa dan Zana menuju kasir untuk membayar barang belanjaannya. Selesai melakukan pembayaran, keduanya bergegas untuk segera kembali ke Griya kebun karena hari sebentar lagi akan gelap.

Melihat gerombolan orang tak jelas, Anissa tersenyum kecut. Zana menyalakan motor, namun motor tersebut tidak mau mendengar titah yang diberikan oleh si pemilik.

"Kenapa Za?" tanya Anissa melihat Zana yang sedari tadi sibuk menstater motornya.

"Nggak mau nyala Sa."

"Butuh bantuan?" Suara itu sontak membuat Anissa terperanjat.

Tak ada jawaban dari keduanya. Tiba-tiba keadaan menjadi hening.

"Woyy! Mau dibantuin nggak?"

Anissa menatap dengan penuh rasa kesal terhadap makhluk satu itu.

"Nggak!"

"Yakin?" goda Rizky yang semakin membuat Anissa bergidik ngeri mendengarnya.

"Loe budeg ya? Kurang jelas perkataan gue?"

"Ehh, santai aja dong. Niat gue tuh baik kali."

"Kapan lagi loe dibantuin sama cowok secakep gue kayak gini?" lanjutnya kemudian.

"Cihh, nggak butuh banget deh."

"Udah sih, mau bantuin aja kenapa repot banget pake berantem segala," lerai Zana.

"Tanya tuh sama temen loe."

"Sa, udahlah nggak pa-pa. Lagian kita emang lagi butuh bantuan 'kan?"

"Cari aja bantuan yang lain, apa susahnya."

"Bukan gitu Sa, masalahnya sekarang udah hampir maghrib kalau kita kelamaan disini bisa-bisa kita kena hukum sama panitia, loe mau?"

"Yaudah, yaudah, oke. Sok atuh dibantuin!" ucap Anissa dengan segala rasa kesalnya.

Rizky tersenyum puas melihat gadis sasarannya menyerah telak tak berdaya. Dirinya semakin merasa bahwa hanya dalam beberapa hari ke depan dia akan membuat gadis itu takluk dengan pesona yang selama ini membuat para remaja gadis lainnya tersihir.

Anissa beberapa kali terlihat menghembuskan nafas berat sambil menghentak-hentakan kakinya. "Bisa nggak sih? Lama banget."

"Bawel."

Sontak jawaban tersebut membuat kepala Anissa semakin memanas. Untung saja dirinya masih memiliki rasa peduli terhadap sahabatnya, jika tidak ia akan segera meninggalkan tempat itu sejak tadi.

Akhirnya setelah berulang kali mencoba menyalakan motor, starter itu dapat menyala.

"Thanks ya," ucap Zana tulus kepada sosok yang telah membantu memperbaiki sepeda motornya.

"Apa?" lirik Anissa yang sedari tadi diperhatikan oleh Rizky.

"Loe nggak mau bilang makasih sama gue? Apa loe nggak tau caranya berterima kasih?" sindirnya kepada gadis yang sedang meletakan kedua tangannya di kedua sisi pinggang sambil menenteng kantong plastik belanjaan.

Anissa masih diam seribu bahasa tak menggubris ucapan pemuda yang berdiri di hadapannya.

"Ok, fine kalo emang loe nggak mau say thank you ke gue. Loe utang makasih sama gue"

"Dihh apaan sih, butuh banget loe dapet ucapan makasih dari gue?"

"Banget," jawabnya secepat kilat.

"Loe nggak ngerasa utang maaf ke gue?" balas Anissa tak terima dengan statement yang ditujukan untuknya.

"Gue punya salah apa emang sama loe?"

"Cabut Za, percuma ngomong sama cowok songong kayak dia."

Tanpa menunggu lama, Zana menyalakan sepeda motornya dan pergi meninggalkan Rizky yang masih berdiri mematung di depan supermarket. Anissa dan Zana menuju ke tenda dengan menenteng barang belanjaan mereka.

BRUKKK

Sontak saja suara tersebut mengagetkan Maudy yang tengah asik chatting dengan sang pacar.

"Loe kenapa Sa?" Dahi Maudy sedikit berkerut melihat tingkah sahabatnya.

"Capek gue."

"Hah?? Gue nggak salah denger? Loe dari sini sampe sana aja capek?? Gimana besok loe mau ikut acara camping?"

"Pikiran gue yang capek," jelasnya.

"Kenapa emang??" tanya Maudy sambil membuka bungkusan kantong plastik yang ada di sampingnya.

"Abis ketemu sama si cowok songong itu." Anissa menghela nafas lalu merebahkan tubuhnya.

"Rizky maksud loe?"

"Hmm, emang ada cowok di Archipelago yang sesongong tuh cowok."

Maudy manggut-manggut mendengar jawaban Anissa. "Loe nggak makan? Tadi katanya laper."

"Ilang nafsu makan gue."

"Sakit loh loe ntar kalo nggak makan," tambah Zana.

"Udahlah ntar aja, gue mau tidur dulu. Nenangin otak gue yang dari tadi panas."

"Bangunin gue kalo acara nya dimulai."

"Oke."

Rizky Reynaldi Pratama

***

Ditunggu part selanjutnya yaa
Diusahakan secepatnya bisa update
Jangan lupa follow

anissaurelliathomas
rizky.reynaldipratama
kharismadzana04
maudyreynandra
dindakaralyaputri
velasetiana

Hihi😆 makasih buat para readers semua

See ya, velable♡

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang