After That Day

188 10 0
                                    

"Seseorang tahu apa yang ku rasakan hanya dengan melihat hatiku, Kamu datang padkaku dan melindungiku" A Love Before~Jeong Eun Ji
Anissa Aurellia Thomas

Bel masuk berbunyi. Lima menit lagi gerbang akan ditutup. Lima menit itu pula jam pelajaran pertama akan di mulai. Seluruh siswa berlarian ke arah kelasnya masing-masing.

Tak berselang lama, terdengar suara derap langkah dengan khas bunyi sepatu high heels yang memasuki kelas X A1.

Miss Nada, guru itu memasuki kelas dan mengucapkan salam sebelum memberikan materi.
Miss Nada mulai menjelaskan materi yang pagi ini bertemakan seni musik.

Wanita necis tersebut mulai menjelaskan dari sejarah musik hingga memberikan tugas kepada anak didiknya.

“Jangan lupa minggu depan kalian maju berpasangan membawakan sebuah lagu terserah mau lagu apa saja, mengerti?” ucapnya berdiri di tengah-tengah depan kelas.

“Miss jadi saya gimana dong?” protes Anissa sambil mengangkat tangan kanannya karena tidak mendapatkan pasangan untuk tugasnya minggu depan.

“Apalagi sih Anissa, Miss tampol juga nih lama-lama.”

“Miss saya kan belum ada pasangan Miss...” Keluh Anissa.

“Sama Rizky Sa, dia kan pasangan loe.” Sahut Raka yang dibalas dengan jawaban “YA” oleh seluruh teman kelasnya.

“Nah bener tuh kata Raka, pusing-pusing amat sih ” Jawab Miss Nada sebelum akhirnya meninggalkan ruang kelas.

Anissa hanya bisa berdecak kesal karena semua itu. Pertama, ia sangat kesal karena Raka ikutan menyahut tanpa diminta. Kedua, Miss Nada pakai segala acara mengiyakan ucapan asal Raka. Dan ketiga, kemana pula cowok yang bernama Rizky itu sampai tidak masuk hari ini.

Anissa melangkah lesu dengan sesekali menendang-nendangkan kakinya ke udara. Ia berjalan menyusuri koridor bersama Maudy untuk kumpul di ruang OSIS. Maudy hanya geleng-geleng melihat kelakuan Anissa.

Di sisi lain, kantin yang mulai penuh karena satu persatu siswa mulai mengisi ruangan itu. Sekarang memang sudah waktu istirahat tiba. Al bersama Raka, Rendy serta Zana yang ikut serta menginjakkan kaki mereka di kantin.

Mata Al menangkap sosok yang selama beberapa hari terakhir tidak ia lihat. Ia berlari lalu memeluk bahu sosok itu dengan senyum seringainya.

“Kapan loe balik?” tanyanya dengan mengambil posisi duduk di samping Rizky. Sementara yang bahunya dipeluk oleh cowok playboy di sampingnya hanya dapat berdecak kesal. Pagi ini ia sudah cukup badmood hanya untuk masuk kelas dan ditambah dengan kelakuan konyol dari temannya satu itu.

“Kemarin siang,” jawab Rizky singkat.

“Kok loe nggak masuk kelas Ky?” tanya Zana yang sudah menyusul ikut duduk di bangku kantin itu.

“Males.” Matanya memutar, mencari keberadaan seseorang yang selalu bersama Zana.

“Loe nyari siapa?” Rendy yang menangkap kelakuan cowok di depannya langsung bertanya.

“Nggak, gak nyari siapa-siapa.” Jawabnya masih dengan dingin.

“Loe kenapa sih pagi-pagi gini muka udah ditekuk, mana oleh-oleh buat kita?” Raka menyodorkan sebelah tangannya di hadapan pemuda itu.

“Nggak ada.”

Rendy berdiri untuk memesan makanan untuk keempat temannya. Ia berlalu lalu menuju stan yang menjual mie ayam. Antrian yang cukup panjang membuatnya harus menunggu lama. Ditambah dengan titipan pesanan oleh temannya membuatn cowok itu harus lebih bersabar menunggu.

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang