Wish You're Here

169 13 0
                                    

"Aku orang bodoh yang hanya menatap ke arahmu. Orang-orang tetap menggodaku, tapi aku tidak peduli apapun yang mereka katakan. Aku hanya ingin dirimu. Apapun akan aku lakukan" Boomerang~Wanna One
Rizky Reynaldi Pratama

Suasana riuh siswa memenuhi koridor sekolah. Tak sedikit dari mereka yang rela berdesak-desakan agar dapat segera pulang. Sedikit aneh memang mengingat mereka adalah anak-anak SMA dan bukan anak SD. Karena tidak ingin bersumpek-sumpek ria, Anissa selalu menunggu suasana agar sedikit sepi, setidaknya lima belas menit hingga tiga puluh menit.

Saat ini Anissa sedang duduk di bangku depan gedung BK yang berada di lantai satu. Bukan karena ia ada keperluan di ruang BK, melainkan ia hanya duduk menunggu pesanan taksinya.

Seolah akan teringat sesuatu, Anissa mengambil ponsel dan menelfon seseorang. Iqbal, ya dia menelfon Iqbal untuk mengabari pemuda itu. Setidaknya ia tidak perlu bersusah payah memesan taksi online lagi.

“Hai Bal, masih inget sama gue 'kan? Awas aja sampe loe berani lupain gue.”

Loe ke mana aja selama ini, ngilang kayak ditelan bumi kkk ...” Iqbal tertawa lepas dengan ucapannya sendiri.

“Sialan loe, besok loe mulai anter jemput gue lagi ya.”

Siyaap.

“Asli sih, gue kangen banget sama loe, haha.”

Sayangnya gue enggak.

“Makin rese ya loe setelah gue pergi.”

Rese tapi ngangenin 'kan?

“Haha ... iya juga sih, oke gue tunggu ya besok.” Anissa mematikan sambungan telepon tersebut.

“Kangen sama siapa loe?”

Pertanyaan itu berhasil membuat Anissa terlonjak karena kaget. Bagaimana ia tidak kaget karena sedari tadi ia duduk di situ dalam keadaan sepi dan tiba-tiba saja ada suara dari arah belakangnya.

“Ya Allah jantung gue ... ” Anissa mengelus dada. “... bener-bener bisa lemah nih jantung gue.”

“Jawab, loe kangen sama siapa?” tanya Rizky dengan nada semakin kesal.

“Bukan urusan loe, gak usah kepo sama urusan orang deh.” Anissa mencebik kesal. Kenapa setiap ia bertemu dengan makhluk satu ini selalu saja tingkat kesabarannya diuji? Apa salah dan dosa Anissa, Ya Tuhan?

“Gue tanya sekali lagi, loe kangen sama siapa? Siapa yang barusan loe telfon?”

Anissa sedikit merasa ngeri dengan ekspresi yang ditunjukkan oleh pemuda di hadapannya itu. Rizky memang terlihat kesal saat memergoki Anissa tadi. Emosinya lebih terpancing saat Anissa mengatakan gadis itu kangen kepada orang yang diajaknya berbicara.

“Iqbal, itu tadi Iqbal ... .”

Tentu saja jawaban Anissa membuat sebuah simpul di bibir Rizky. Meskipun tetap saja ia kesal kenapa harus Iqbal yang Anissa rindukan, kenapa bukan dirinya dan justru orang lain?

“Loe kangen sama dia, tapi loe nggak kangen sama gue?” Rizky mendengus sebal. Ia menyandarkan tubuhnya pada dinding ruang BK.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang