Sakit

288 21 3
                                    

"Simpanlah kata-kata itu untuk dirimu sendiri, Sehingga aku bisa melupakan semua kenangan kita" Never~Wanna One
Rizky Reynaldi Pratama

Rizky berbalik. Kembali menghadap ke arah gadis yang terisak dengan sesenggukan. Ingin sekali Rizky meraih tubuh lemah itu ke dalam pelukannya, tapi ia harus bisa menahan.

Rizky meraih tangan Anissa dan menyeret gadis itu menuju mobilnya. Anissa hanya bisa menurut dan mengikuti pergerakan Rizky.

Suasana hening menyelimuti kendaraan yang sedang dikendalikan oleh Rizky. Pandangan Anissa tak lepas dari sosok di sampingnya, sementara Rizky fokus meluruskan pandanganya ke depan, ke arah jalan di depannya.

Melihat sikap Rizky yang tidak seperti dulu membuat air mata Anissa kembali luruh membasahi kedua pipi. Anissa bahkan harus membekap mulutnya agar tidak mengeluarkan isakan.

"Segitu bencinya kalian sama gue?" batin Anissa kembali teriak menyerukan isi hati.

Rizky yang berada di sampingnya sangat berbeda dengan Rizky yang selama ini Anissa kenal. Biasanya Rizky tidak akan berhenti berbicara bahkan sampai membuat Anissa harus ekstra sabar setiap beradu argumen dengan cowok itu.

Rizky yang dulu tidak akan pernah mengabaikan kehadirannya, berbeda dengan sekarang.

Merasa sudah tak kuat, Anissa memalingkan wajahnya menatap ke arah jendela di sampingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Merasa sudah tak kuat, Anissa memalingkan wajahnya menatap ke arah jendela di sampingnya. Ternyata perasaannya sudah berkembang begitu jauh tanpa ia sadari. Sehingga saat merasa tidak dianggap oleh orang yang dicintainya terasa begitu menyakitkan. Lebih sakit saat mendengar kabar dating biasnya dengan wanita lain.

Mobil yang ditumpangi Anissa sudah berhenti tepat di halaman rumahnya. Karena terlalu sibuk bermain dengan pikirannya sendiri, Anissa tidak menyadari. Bahkan, ketika Rizky membuka pintu mobil ia masih belum kembali ke alam sadarnya. Sampai sebuah teriakan membuatnya kembali ke alam nyata.

"NGAPAIN LOE DI SINI?!" Tangan Rizky sudah mengepal sempurna di samping tubuh. Sekuat tenaga ia mencoba untuk tidak melayangkan pukulan telak kepada lawan di depannya.

Anissa turun dari mobil dan mencoba melerai dua cowok yang sudah siap beradu tonjok. Dengan susah payah ia menengahi keduanya.

"Anissa, loe kenapa??"

"Gue nggak pa-pa, No." Mata Rizky berkilat marah mendapati sikap Anissa yang begitu akrab kepada rivalnya dari dulu itu.

"Perfect!" Rizky melirik sekilas ke arah Anissa lalu kembali melemparkan tatapan membunuh kepada Gino. "Nggak cuma sama Billy tapi sama Gino juga."

Anissa menghela napas. Jujur ia sangat lelah dengan semua drama ini. Drama yang dipicu oleh sebuah kesalahpahaman belaka yang tiada berujung. Anissa memijit keningnya sebelum akhirnya menjelaskan kepada Rizky tentang apa hubungannya dia dengan Gino.

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang