Ending Scene

325 13 0
                                    

"Simpanlah kata-kata itu untuk dirimu sendiri, Sehingga aku bisa melupakan semua kenangan kita" Never~Wanna One
Rizky Renyanldi Pratama-Anissa Aurellia Thomas

"Kenapa? Loe nggak suka sama kafenya? Atau loe-Sa, are you okay?" Iqbal panik ketika mendapati Anissa dengan mata yang sudah siap menumpahkan air mata.

Anissa menarik napas yang membuat tarikan tersebut berbunyi serak di sela hidungnya. "Nggak pa-pa, tiba-tiba kepala gue pusing lagi."

"Ya udah kita langung balik aja kalau gitu. Loe masih sanggup jalan kan? Apa perlu gue tuntun?

"Lebay amat deh loe." Anissa tertawa sumbang membalas ucapan Iqbal. Kini dirinya dan Iqbal sudah mulai beranjak meninggalkan kafe, tapi ada sesuatu yang menahannya.

Anissa berbalik, dan detik itu juga ia menyesal karena sudah membalikkan badan. Ia melihat wajah yang sangat ingin ia lupakan. Sakit ketika melihatnya seolah sudah tidak mengharapkan kehadiran kita lagi di sisinya.

"Kenapa balik? Malu karena lagi-lagi ketahuan selingkuh?"

Tangan Anissa terkepal kuat. Gadis itu saat ini mencoba untuk menahan diri agar tidak melayangkan tamparan ke pipi Rizky. Sementara Iqbal, ia hanya mencoba membaca situasi yang saat ini sedang terjadi.

"Gue tunggu di mobil," lanjutnya setelah bisa mengartikan situasi.

Rizky mengangkat sebelah alisnya ketika melihat Anissa diam tak berkutik dan tak mengangkat suara pula.

"Ups, sorry deh. Gue kayaknya kurang terlalu ahli buat selingkuh makanya sekali nyoba langsung kepergok gini," balas Anissa mencoba membalikkan emosi kepada Rizky.

Berhasil!

Rizky sudah menatap penuh kilat amarah ke arah Anissa. Sementara, Anissa, gadis itu berusaha mati-matian agar terlihat santai dan tidak meluruhkan air mata yang sudah menganak sungai.

"Dasar cewek serakah! Loe nggak cukup satu aja ya ternyata. Ok, kalau itu mau loe, mulai sekarang loe bebas buat jalan sama cowok lain tanpa perlu lagi takut bakal kepergok sama gue karena mulai detik ini juga kita udah nggak ada hubungan apa-apa lagi."

"Huh, kenapa seolah-seolah di sini gue yang salah sih." Anissa mendecih. "Perasaan yang jalan sama orang lain bukan gue aja, tapi kenapa gue berasa jadi orang yang jahat di sini?"

"Maksud loe apa, huh?" Rizky maju satu langkah, mempertipis jarak antara dirinya dengan Anissa. Mereka sudah tidak peduli lagi oleh tatapan pengunjung kafe lainnya.

"Menjauh dari gue cowok brengsek!" Anissa mendorong bahu Rizky kasar membuat Rizky tersentak mundur.

"Ky, udah. Kamu nggak perlu lanjutin lagi." Suara cewek yang sangat memuakkan di telinga Anissa menginterupsi perdebatan keduanya. Cewek itu tidak lain dan tidak bukan adalah Dinda Karalya Putri.

Anissa memutar bola matanya. "Buat loe, mulai sekarang udah nggak perlu nutup-nutupin perasaan lo sama dia." tunjuk Anissa ke arah Rizky. "Karena loe dengan leluasa bisa milikin dia tanpa perlu pakai topeng persahabatan."

Di sini tidak hanya hati Anissa saja yang terluka, tapi hati Rizky juga sama terlukanya. Belum lama ini, perasaannya terbalas dan sekarang semuanya sudah hancur begitu saja. Semuanya seolah menjadi bumerang untuknya, saat ia berniat tidak ingin mengakhirinya, namun malah goresan takdir berkata lain.

"Kamu nggak perlu dengerin omongan dia, lagian dia juga cuma objek kamu sama Kevin sebagai taruhan 'kan? Jadi nggak usah ambil pusing," sahut Dinda.

Duarrr!!!

Seolah jika bisa menggambarkan kondisi hati Anissa saat ini adalah dengan kata hancur yang sudah terbelah menjadi dua bagian. Remuk sudah kepingan perasaan yang selama ini ia miliki.

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang