Feeling Down

191 6 2
                                    

"Saat aku berharap ada seseorang di sampingku, Bahkan saat dunia membodohiku, Kaulah satu-satunya yang mempercayaiku" I.P.U~Wanna One
Anissa Aurellia Thomas

"Jalan pake mata!" ketus Zana terhadap Anissa.

"Sorry." Kali ini memang Anissa merasa bahwa dirinya bersalah, oleh karena itu ia mengucap maaf atas kesalahannya barusan.

"Masih mau-maunya aja loe Ky sama cewek yang main di belakang loe. Loe pasti udah tau 'kan soal dia sama Al?"

"Cukup ya Za, udah berapa kali gue bilang kalau gue sama Al itu nggak ada main belakang. Stop tuduh gue yang enggak-enggak. Lain kali itu tanya dulu sebelum nge-judge orang, jangan asal nyimpulin sesuatu yang cuma loe liat. Loe itu udah terlalu dibutakan sama rasa suka loe ke Al sampai loe rela ngelepas sahabat loe ketimbang dengerin penjelasan gue."

Anissa sudah di ujung batas kesabarannya. Gadis itu sudah tidak dapat lagi menahan segala kekesalannya atas tuduhan yang tidak mendasar yang ditujukan Zana kepadanya.

"Jaga omongan loe ya. Seharusnya loe itu tau diri, udah tau gue suka sama Al tapi masih deketin dia. Loe masih kurang puas sama Rizky, masih kurang juga? Ahhh, atau jangan-jangan loe juga ada main sama Raka atau ... Rendy mungkin?"

Anissa mengepalkan kedua tangan. Ponsel Rizky yang masih berada di genggamannya pun kian teremas kuat seiring dengan Anissa menguatkan kepalan tangannya. Jika tidak mengingat Zana pernah menjadi sahabatnya, mungkin gadis itu sudah menampar, menjambak, mencakar, mencabik-cabik orang yang telah menuduhnya tanpa bukti apapun.

Melihat ketegangan yang menyelimuti, Rizky menarik tangan Anissa menjauh dari tempat tersebut, begitu halnya dengan Maudy, ia menarik Zana untuk melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

"Euuuugh!!!" teriak Anissa kesal dengan mengangkat tangannya ke udara, bersiap membanting benda yang kini sedang digenggamnya.

"Ehhh, ehh, jangan yang ini ya, Sayang. Kalau loe mau banting-banting sesuatu, gue cariin bola dulu ya ... " Rizky membawa Anissa ke lapangan basket indoor yang keadaannya sudah sangat sepi karena memang aktivitas latihan basket hari ini telah selesai. Setelah itu, Rizky mengambil beberapa bola yang terletak di sudut lapangan lalu memberikannya kepada Anissa.

***

Tubuh Anissa sudah basah oleh keringat akibat aktivitasnya yang sedari tadi memainkan bola berwarna orange itu. Nafasnya pun tersengal-sengal karena berlari-lari kecil dengan gaya men-drible bola lalu melemparkannya ke dalam ring.

Meskipun banyak yang tidak tepat, gadis itu tak peduli dan masih tetap melanjutkan aksinya. Sementara Rizky, ia hanya dapat mengamati gerak gadisnya dari tribun penonton. Matanya tak pernah lepas dari sosok yang berada di tengah lapangan itu.

Anissa berjongkok dengan tangan yang bertumpu pada kedua sisi lututnya. Terlihat jelas bahwa gadis itu sedang mengatur deru nafasnya yang terengah. Melihat gadisnya terlihat letih, Rizky berjalan menghampiri ke tengah lapangan.

"Udah puas?" tanyanya dengan meraih salah satu bola yang berhamburan di lapangan. Sedetik kemudian, Rizky memantulkan bola tersebut. Menggiringnya seolah di depannya ada lawan yang siap menghadang ruang geraknya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang