Wonderful Lake

167 10 0
                                    

"Selamat pagi, Aku sangat sakit tanpamu. Aku sangat kesepian" Good Morning~Kassy Ost Fight For My Way
Anissa Aurellia Thomas

Bel tanda pulang sekolah berbunyi tepat pukul sebelas. Tentu saja ini lebih awal dari biasanya. Anissa, Maudy, dan Zana berjalan beriringan bersama di koridor sekolah. Keadaan masih belum terlalu sepi. Ada beberapa anak yang masih tidak beranjak untuk meninggalkan kawasan sekolah.

"Loe dijemput Sa?" tanya Maudy yang hanya dibalas dengan anggukan kecil oleh Anissa. Ketiganya saat ini sudah berada di area lapangan menuju gerbang depan sekolah.

"Ehh, gue duluan ya." Anissa sedikit berlari menghampiri sebuah motor yang berhenti tepat di depan gerbang Archipelago.

Maudy dan Zana dibuat bertanya-tanya tentang sosok yang menjemput Anissa siang itu. Wajah pemuda itu tertutup rapat oleh helm tanpa dibuka secelah pun.

"Siapa Za?" Maudy menoleh ke arah Zana yang juga bingung dengan pemuda yang menjemput Anissa.

"Rizky kali."

"Rizky kan lagi di luar negeri."

"Ya kali aja udah balik." Maudy mengangguk-anggukan kepala atas jawaban Zana. Mungkin benar bahwa itu adalah Rizky.

***

Sang surya menunjukkan cahayanya begitu terik siang itu. Padatnya lalu lintas membuat siapa saja yang terjebak macet pasti akan merasa bosan dan merasa gerah body. Debu polusi dari kendaraan menambah keadaan menjadi semakin melelahkan. Motor hitam itu kini sedang berhenti saat tepat berada di depan lampu merah.

"Mau makan di mana?" tanyanya sambil sedikit menengokkan kepala ke arah belakang.

"Cari yang deket-deket sini aja," jawab Anissa setengah berteriak. Jika dirinya tidak berteriak, maka sudah pasti suaranya akan kalah dengan bisingnya kondisi di sekitar. Pemuda itu manggut-manggut menyetujui ucapan Anissa.

Setelah satu menit perjalanan terhenti oleh rambu lalu lintas, mereka kembali melanjutkan perjalanan dan mencari tempat singgah terdekat. Green café menjadi pilihan keduanya menghentikan laju motor yang sedari tadi membawa mereka menyapu padatnya jalanan ibu kota. Keduanya memasuki kafe tersebut yang langsung mendapat penyambutan yang ramah dari pelayan kafe itu.

"Mau pesen apa, Mbak, Mas?" tanya pelayan yang mengenakan seragam berwarna putih dengan celemek coklat tertempel diatasnya.

"Ice coffe latte sama spaghetti, loe apa?" Anissa mengangkat wajahnya untuk sekedar bertanya pesanan pemuda itu.

"Gue makannya sama kalo minumnya ice cappuccino aja."

"Baik, sebentar ya, Mbak, Mas." Pelayan itu berlalu meninggalkan pengunjungnya.

"Loe jam segini udah balik, bolos ya tadi?" Pemuda itu mengangguk pelan sambil tersenyum tanpa ada rasa menyesal dengan perbuatannya.

"Ck, perasaan pada hobi banget buat bolos." Anissa bergumam namun hal itu masih dapat terdengar jelas di telinga pemuda itu.

"Abis ini loe mau ke mana?" tanyanya kepada Anissa.

"Balik lah, ke mana lagi?"

"Aihh hidup loe datar banget sih, ikut gue ya?" Pemuda itu terlihat mengangkat sebelah alisnya untuk membujuk gadis di depannya.

Selang beberapa menit, pelayan tadi kembali, lengkap beserta pesanan yang telah disebutkan.

"Silahkan dinikmati."

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang