"Aku mencoba bertindak, Namun setiap kali aku melihatmu, bibirku terkatup" Cloud~Rothy Ost The Beauty Inside
Anissa Aurellia ThomasAnissa menyusuri koridor sekolah menuju ke gedung perpustakaan yang letaknya lumayan jauh dari kelasnya. Ia melangkahkan kaki dengan mata yang sesekali melihat arah luar. Mengamati satu persatu siswa yang kebanyakan duduk mengobrol di taman.
Langkah gadis itu kini telah sejajar dengan seorang cowok di sampingnya dengan tas yang masih tergantung di bahu.
“Pagi my sunshine,” sapa Rizky dengan senyum simpul di bibir.
Anissa enggan menjawab. Ia berusaha menjaga moodnya agar tidak rusak. Kenapa di mana-mana selalu ada makhluk songong satu ini? Sudahlah, cukup anggap dia tidak ada bukan? Ya, sepertinya itulah pilihan yang paling mudah.
“Yah gue pagi-pagi udah dikacangin.”
“Loe mau ke mana?” lanjutnya masih tak gentar demi mendapat jawaban dari Anissa. Memang mendekati gadis ini bukanlah sebuah perkara mudah. Anissa beda dengan gadis kebanyakan. Butuh usaha ekstra untuk menarik hatinya.
“Gue pikir kemarin dia udah luluh, ternyata tidak,” batin Rizky kesal. Ini berarti dirinya harus lebih meningkatkan strateginya.
Tentu saja ini hal yang membuat Rizky bingung karena ia tidak pernah mendekati seorang gadis. Selama ini mereka lah yang selalu mendekatinya lebih dulu.
Kini Anissa sudah berada di depan pintu perpustakaan masih dengan Rizky yang berada di sampingnya.
Gadis itu melangkah masuk. Ia mencari rak buku bagian ensiklopedia. Setelah ketemu rak buku tersebut, matanya mengedar mencari buku yang akan di bacanya. Buku itu berada di rak paling atas membuatnya kesulitan mencapai tempat buku tersebut berada. Lalu tangan itu meraihnya dengan cepat. Tangan siapa lagi jika bukan tangan cowok yang sedari tadi menguntit Anissa.
Anissa menengok Rizky sebentar. Hanya sebentar, mungkin hanya satu detik lalu tangannya mengambil alih buku itu dari tangan Rizky.
Anisssa mencari tempat duduk yang masih kosong karena suasana pagi ini bisa dibilang cukup ramai. Sialnya tidak ada kursi yang tersisa. Rizky pun ikut mengedarkan pandangannya mencari bangku yang tidak di tempati. Lalu sebuah ide terbesit di otak pemuda itu.
“Heh, minggir loe!” bentak Rizky kepada seorang cewek berkacamata. Anissa tak percaya melihat apa yang sedang dilakukan oleh Rizky. Dengan segera ia menatap tajam ke arahnya.
“Shtt udah loe diam aja,” balas Rizky atas tatapan tajam dari Anissa.
Cewek berkacamata itu pun bergegas pergi dari tempat itu tanpa berucap satu patah kata. Siapa yang tidak takut jika dihadapkan dengan muka sangar cowok tersebut, catat! kecuali Anissa. Anissa tidak takut dengan tatapan seperti itu, justru ia akan membalas tatapan itu balik.
Anissa duduk di kursi yang telah kosong itu disusul oleh Rizky yang duduk di sampingnya. Gadis itu benar-benar tidak habis pikir dengan perbuatan Rizky. Seenaknya saja ia mengusir orang lain hanya demi mendapatkan sebuah tempat duduk.
Anissa mulai membuka halaman per halaman buku yang ia pegang. Ia begitu fokus memahami setiap isi yang ada pada buku tersebut. Sementara Rizky? Kalian tahu apa yang cowok itu lakukan? Sudah pasti sibuk menatap Anissa dari samping dengan tangan yang menjadi tumpuan kepalanya.
Anissa berhenti dari aktifitas membacanya. Mengistirahatkan matanya sekejap. Ia tersentak mendapati Rizky yang sedang menatapnya begitu lekat bahkan mungkin tanpa berkedip.
Anissa lalu menyamakan posisi seperti Rizky, meletakkan kepalanya di atas tangan. Membalas tatapan cowok itu. Keduanya tidak sadar bahwa mereka sedang menjadi pusat perhatian siswa yang berada di perpustakaan. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengabadikan momen itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Boyfriend [Completed]
Teen FictionKisah seorang fangirl yang begitu mengidolakan biasnya. Bagaimana jadinya jika seorang Anissa Aurellia Thomas yang selama ini sibuk dengan dunianya sendiri terlibat dengan seorang cowok yang super songong? Apa yang akan terjadi jika cowok tersebut t...