Tumpangan

211 18 0
                                    

"Gerak tubuhnya seolah berkata tak cinta padaku dan tak suka padaku, Akupun mulai berfikir ku sakit hati dan mulai ku merasa, Cukup tau" Cukup Tau~Rizky Febian
Rizky Reynaldi Pratama

Semua mata dibuat buta seketika. Hati terasa meleleh seperti margarin yang dipanaskan di atas wajan. Jantung seolah sudah meloncat keluar dari tempat semestinya berada. Kurang lebih seperti itulah yang dirasakan oleh semua siswi peserta One Day Camp. Bahkan tidak hanya peserta, para panitia cewek pun rasanya dibuat melting oleh adik tingkatnya tersebut.

Lagu sederhana namun terasa begitu apik nan cantik dengan petikan gitar dari seorang Rizky Reynaldi Pratama. Tidak diragukan lagi bahwa pemuda satu itu memiliki bakat seni dalam dirinya.

Disaat semua mata terfokus pada satu titik memandang ciptaan Tuhan yang begitu sempurna, lain halnya dengan Anissa. Gadis itu sedari tadi membuang muka dari tatapan Rizky. Entah karena masih kesal dengan kejadian sebelumnya atau entah karena dirinya yang dibuat tersipu malu di hadapan seluruh peserta dan panitia One Day Camp.

“Woaaah gila...” ucap Zana melebarkan mulutnya.

“B aja kali.”

“Yang kayak gitu loe bilang B aja? Wah kayaknya loe harus ke THT deh Sa buat periksain telinga loe. Tadi itu the most beautiful voice yang pernah gue denger secara langsung tau nggak. Rasanya tuh nyampek di hati, huhu bikin adek melting so hard Bang.”

“Lebay loe.” Maudy menonyor kepala Zana.

“Ishh kalian apaan sih, appreciate dikit kek. Ehh lagian ya Sa, dari tadi tuh cowok loe ngeliatin ke loe mulu. Emang loe nggak ada baper-bapernya gitu?” selidik Zana.

“Kan tadi gue udah bilang B aja,” jawab Anissa seadanya.

“Aduh kayaknya urat peka loe udah putus deh.”

“Udah ahh gue mau prepare buat pulang.” Anissa bangkit berdiri dari tempatnya.

“Gue ikut Sa,” ujar Maudy mengikuti langkah sahabatnya itu.

***

Pukul 15.00 WIB, acara One Day Camp resmi dibubarkan. Seperti namanya, acara ini hanya berlangsung selama sehari saja. Keadaan Griya kebun yang tadinya ramai, perlahan semakin sepi. Anissa saat ini tengah berdiri sembari mengutak-atik ponselnya mencoba menghubungi seseorang untuk menjemputnya.

Sementara Maudy dan Zana sudah terlebih dahulu meninggalkan lokasi Camping karena telah dijemput. Maudy dijemput oleh Maxime, pacarnya. Sementara Zana, gadis itu terlihat dijemput kedua orang tuanya. Sebenarnya Zana mengajak Anissa untuk pulang bersama. Namun, dia menolak ajakan itu. Dia merasa tidak enak jika mengganggu quality time Zana bersama dengan kedua orang tuanya.

Anissa mulai merasa bosan. Gadis berambut panjang dengan diberi warna sedikit kecoklatan tersebut menyandarkan tubuhnya pada gerbang. Sesekali ia mencoba melihat kanan kiri untuk membuang rasa bosan yang menghampirinya.

Brembrembrem…

Reflek Anissa menoleh ke arah sumber suara. Tidak salah lagi. Motor yang saat ini berada di sampingnya adalah motor yang hampir menabraknya beberapa hari lalu. Pengemudi dari motor itu menghentikan laju motornya dan membuka kaca penutup pada helmnya.

“Yuk, gue antar pulang.”

Rizky Reynaldi Pratama. Yaa! Pemuda tersebut menawarkan niat baik.

Tidak ada jawaban. Anissa hanya terlihat seperti mengabaikan kehadiran Rizky. Sementara Rizky mencoba sebisa mungkin agar tidak kesal dengan gadis yang bernama Anissa Aurellia Thomas tersebut.

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang