Rumah Rizky

212 13 0
                                    

"Karenamu aku masih tertawa, Membuat ku melupakan masa depanku yang tak pasti, Serakahkah aku jika menginginkanmu?" Twilight~Wanna-One
Rizky Rynaldi Pratama

Rizky ngedumel tidak jelas, tapi Anissa tidak mempedulikan hal itu. Keduanya kembali melanjutkan perjalanan mereka. Hanya butuh waktu lima belas menit untuk sampai di kediaman Rizky. Mungkin ini efek dari pemuda tersebut mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi.

Keduanya memasuki halaman rumah yang terbilang cukup luas. Tampak bangunan dengan cat warna putih yang begitu mewah. Tidak heran memang jika seorang Rizky adalah anak dari orang kaya.

 Tidak heran memang jika seorang Rizky adalah anak dari orang kaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal itu bisa dilihat dari sifat sombongnya selama ini. Rizky memarkirkan motornya di bagasi. Terlihat seorang tukang kebun di sana. Ia hanya menyunggingkan senyum saat melihat tuannya. Siapa yang tidak sungkan untuk menegur orang yang arrogant macam dia, pikir Anissa.

“Rumah loe sepi amat, orang tua loe di mana?” tanya Anissa membuka suara setelah memasuki rumah.

Rizky melepaskan jaketnya, meletakkan sembarangan di sofa. “Mereka di luar negeri,” jawabnya singkat.

Anissa manggut-manggut, ”Jadi loe tinggal sendiri?”

Tak ada jawaban. Seolah pemuda tersebut berkata “Loe nggak bisa liat?

“Kenapa loe nggak ikut tinggal di luar negeri?” tanya Anissa yang semakin kepo.

“Nggak, gue lebih cinta sama negara gue sendiri.”

“Cihh.” Gadis itu berdecih seolah tak percaya dengan jawaban yang barusan ia dengar.

“Loe tunggu sini bentar, gue ambilin hp loe.” Pemuda tersebut melangkah menuju lantai atas. Mengambil ponsel yang ia letakkan di kamarnya.

Baru beberapa detik ia meraih benda tersebut, ponsel itu sudah bergetar. Ada sebuah panggilan masuk disana. Tanpa sungkan, Rizky menjawabnya.

Hallo Sa..,” Suara dari seberang sana.

“Halo ini bukan Aniss..,” Belum sempat Rizky menyelesaikan kalimatnya, sambungan telepon itu terputus.

Di seberang sana, Zana terlihat kaget, menutup mulutnya dengan tangannya dan berkata,"Haaaa" sudah seperti orang yang kambuh karena penyakit asma.

Rizky kembali menuju ruang tamunya. Memberikan ponsel itu kepada sang pemilik.

“Barusan ada yang nelfon,” katanya sembari mengambil posisi duduk di samping tamunya.

“Siapa?”

“Loe cek aja sendiri.”

Sudah diduga. Bicara dengan makhluk satu itu memang memerlukan tenaga ekstra agar dapat mengontrol emosinya. Setelah dibukanya benda itu, Anissa mendapati nama Zana tertera di panggilan masuk.

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang