Truth Or Dare

193 15 0
                                    

"Berbeda dari saat aku pertama kali melihatmu, Hatiku sedang menuju ke arahmu" Stay With Me~Chanyeol EXO Ft Punch Ost Goblin
Rizky Reynaldi Pratama

Anissa menuruni anak tangga, menuju lantai bawah. Kali ini ia menyempatkan diri untuk sarapan bersama mamanya.

“Mah, cariin Anissa supir dong mah. Masa Anissa harus ngandelin Mamah buat nganterin Anissa terus. Lagian kan Mamah  juga sibuk banget akhir-akhir ini,” pinta gadis itu sambil melahap roti tawarnya.

“Kok tiba-tiba minta dicariin supir, kenapa? Bukannya tiap pagi udah ada yang jemput.” Dengan sengaja mama Ira menggoda anaknya.

“Mamah mah, kan nggak enak Mah ngerepotin anak orang terus.”

“Kayaknya Rizky sendiri biasa aja tuh. Kamu aja yang berlebihan.”

“Jadi Mamah nggak mau nyariin supir buat Anissa?”

“Bukannya nggak mau Sa, cuma kan cari supir nggak segampang itu. Lagian kamu bisa pakai mobil, kan ada mobil juga tuh,” tambah Mamanya.

“Malas lah Mah pakai bawa-bawa mobil segala. Lagian nih Mah, Anissa itu susah kalau mau keluar terus nggak ada yang nganterin. Yah mah, yaa... yaah,” pinta Anissa dengan tangan yang ia rapatkan di depan dada, memohon kepada sang mama agar permintaanya dikabulkan.

“Iya deh, nanti Mamah cariin. Tapi Mamah nggak janji loh bisa cepat dapatnya,” ujar perempuan itu.

“Ok Mah. Anissa udah selesai sarapannya, Anissa berangkat dulu ya Mah. Assalamualaikum.” Gadis itu mencium punggung tangan Mamanya dan berlalu pergi.

“Emang udah dijemput?!” teriak sang mama. Anissa pun tidak memedulikan teriakan Mamanya. Ia lebih memilih segera berangkat.

Di teras rumahnya ia tidak mendapati pemuda yang selama beberapa hari terakhir selalu setia menjemputnya. Ada yang aneh. Perasaan aneh macam apa ini? Anissa mencoba untuk tidak memikirkannya dan segera memesan taksi online agar tidak terlambat mengikuti upacara bendera karena memang hari ini adalah hari Senin, di mana akan selalu rutin diadakan ritual penghormatan kepada para pahlawan yang telah berjuang pada masa penjajahan.

Seusai upacara, ada waktu sepuluh menit untuk beristirahat. Ada beberapa siswa memilih untuk pergi ke kantin, ada juga yang memilih untuk langsung masuk ke dalam kelas. Zana mengajak Anissa serta Maudy untuk membeli minuman segar. Cuaca pagi hari ini memang terik, tidak seperti kemarin yang tidak terlalu panas.

“Bu, es teh manisnya tiga ya..,” kata Zana kepada salah satu ibu kantin.

“Nggak takut diabetes ntar?” suara itu terdengar dari arah belakang tempat duduk mereka.

Oh my god Al!” teriak Zana kegirangan dalam hati.

Cowok itu pun mengambil tempat di sebelah Anissa, tepatnya berada di depan Maudy dan Zana.

“Orang-orang manis kok minumnya masih yang manis-manis sih,” kata Al sambil mengedarkan tatapan mautnya.

Anissa menatap ke arah Al. “Udah loe diem aja, ntar kalau loe ngomong manis gitu tambah ada yang melting.

“Siapa? Elo?” tanya Al asal. Memang dasarnya playboy, di mana saja tempatnya selalu tebar pesona.

“Ishh, dia mah udah ada yang punya Al!” sahut Maudy. Sementara Zana, gadis itu tidak berucap satu patah kata pun. Ia memilih menatap Al lekat-lekat. Memanfaatkan kesempatan yang jarang datang dua kali.

“Ohh iya, gue hampir lupa!” kata Al manggut-manggut. “Btw, loe nggak jengukin dia? Dia kemarin sempat luka karena tawuran.”

Siapa dia? Rizky? Cowok itu ikut tawuran? Dia nggak berangkat sekolah?” tanya Anissa dalam hati.

My Second Boyfriend [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang