"Aku ingin mengatakannya padamu, Kau membangunkan hatiku yang mati" I Wanna~Wanna One
Rizky Reynaldi PratamaAnissa menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Gadis itu melempar asal tasnya dan memejamkan mata. Ia memilih untuk beristirahat sejenak daripada harus membersihkan diri terlebih dahulu.
Lima belas menit situasi masih aman-aman saja sampai ketika hentakan tubuh seseorang di atas kasur membuatnya terbangun. Waktu istirahatnya diganggu oleh dua makhluk sialan ini.
"Eh, gila! Loe punya boneka ongnable Sa?" Zana meraih boneka di atas bantal. For your information, ongnable adalah salah satu boneka yang menjadi barang kesayangan eks-member Wanna One.
Anissa mengusap kasar wajah. Baru lima belas menit ia memejamkan mata, namun ia harus terganggu dengan kedatangan dua sahabatnya itu.
"Kalian ngapain sih, ganggu gue aja."
"Ckk, nih anak ya .... Salah siapa nggak balas chat. Gue udah spam chat loe tapi nggak ada satu pun yang loe balas. Jangankan loe balas, loe baca aja kagak Anissa."
"Hp gue mati!" kata gadis itu kasar. Ia benar benar kesal karena gagal tidur.
"Udah buruan bangun terus kita mulai belajar."
Kalimat barusan membuat Anissa terduduk seketika. Barusan ia tidak salah dengar 'kan? Belajar? Bukan belajar kelompok 'kan maksud Zana?
"Belajar, maksud loe belajar apa Za?" tanya Anissa dengan segenap rasa penasaran.
"Yaelah, ya belajar kelompok lah Sa. Masa iya belajar menaklukan hati Kang Daniel." Sontak saja Maudy dan Zana tertawa terbahak-bahak.
"Bukannya gue udah bilang next time?"
"Alah bodo amat, Senin udah mulai ulangan dan gue mau nilai gue lebih baik daripada sebelumnya. Kalau nilai gue anjlok, bisa-bisa gue dinikahin sama si akang Daniel."
"Haha ... loe kayak nggak tahu modus dia aja Sa, dia pasti pengen ngambil kesempatan dalam kesempitan lah sama si Al."
Astaga anak satu itu, kenapa tidak bisa sedikit mengerti perasaan sahabatnya? Di saat ia ingin menghindar dari Rizky dan dia dengan tanpa persetujuan darinya mengadakan jadwal seenaknya sendiri.
"Udah sana buruan bersihin muka loe tuh, muka kok lecek kayak gitu. Pacar loe ilfeel baru tau rasa loe."
"Aishh tau deh, biar aja sekalian dia nggak suka sama gue!" Gadis itu beranjak menuju tempat mandi untuk mencuci muka dan mengganti seragam sekolah.
"Ihh dasar cewek aneh, bilangnya biar ilfeel tapi pergi juga!" komen Maudy yang melihat Anissa masuk ke kamar mandi yang terletak satu ruangan dengan kamar.
"Sahabat loe tuh Dy."
"Sahabat loe juga ogeb."
Anissa kembali dengan kaos putih yang sedikit big size untuk ukuran badannya itu dengan celana jeans warna merah yang panjangnya sedikit di atas lutut. Ia menguncir rambutnya dengan style ponytail. Asal tapi begitu memberi efek pada tampilannya. Kemudian, Anissa sibuk mengubek-ubek ransel untuk menemukan ponselnya. Ia berniat untuk mengisi daya ponsel itu.
"Ahh gue lagi males belajar dan ngajar ...." Anissa merenggangkan tubuhnya. Ia terlihat seperti orang yang sedang menggeliat. Gadis itu kini berada di sofa yang berada di samping ranjangnya.
"Gue juga lagi males sih sebenarnya Sa."
"BODO AMAT!" balas Anissa galak. Rasanya ia ingin membunuh gadis bernama Adzana detik itu juga. Untung saja dia adalah sahabatnya. Bagaimana pun juga Anissa adalah tipikal orang yang menyayangi sahabatnya. Baginya, sahabat adalah sosok yang tidak kalah penting dalam bagian hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Second Boyfriend [Completed]
Teen FictionKisah seorang fangirl yang begitu mengidolakan biasnya. Bagaimana jadinya jika seorang Anissa Aurellia Thomas yang selama ini sibuk dengan dunianya sendiri terlibat dengan seorang cowok yang super songong? Apa yang akan terjadi jika cowok tersebut t...